Oleh: Apri Siswanto Humas HTI Riau
Dalam kitab tarikhul khulafa dikisahkan setelah Ibnu Muljam, memukul khalifah Ali bin Abi tahlib, Al hasan anak dari khalifah Ali dipanggil oleh Ali ketika beliau sudah dekat dengan ajalnya, kemudian Al hasan datang menemui ayahnya sambil menangis, kemudian ali berkata Wahai anakku, Jagalah 4 perkara dan jauhilah 4 perkara lainnya Kau tidak akan pernah tersesat, salama kau berpegang padanya. Adapun wasiat ali adalah :
Pertama, sebaik-baik kekayaan adalah kekayaan fikrah (kekayaan akal/pemikiran).
Kedua, kefaqiran yang terbesar adalah kebodohan.
Ketiga, kebiadan yang terkeji adalah ujub (sombong)
Keempat, semulia-mulia amal adalah akhlakul karimah
Yang pertama Sebaik-baik kekayaan adalah kekayaan fikrah (kekayaan akal/pemikiran), bukan kekayaan harta benda, jabatan atau yang lainnya. Betapa saat ini banyak sebagian orang sangat takut anaknya akan makan apa, makan dapat jabatan apa, namun sedikit dari mereka yang memikirkan bagaimana pendidikan Agama anak mereka, bagaimana pemahaman tsaqofah islam anak mereka, padahal Pemikiranlah sebaik-baik bekal kehidupan. Karena Akal adalah anugerah dari Allah yang luar biasa. Perbedaan manusia dengan hewan, adalah karena manusia dianugerahi akal, sementara hewan tidak. Karena itu, anugerah akal ini harus disyukuri dan dimanfaatkan secara optimal dengan cara yang diridloi Allah.
Wasiat yang kedua kefaqiran yang terbesar adalah kebodohan. Kebodohan bukan saja tidak adanya kecerdasan ataupun kepintaran dalam diri seseorang, akan tetapi orang yang tidak menggunakan akalnya dengan baik dan untuk hal yang baik merupakan sebuah kebodohan. tidak sedikit orang yang menyandang gelar akademis dari Sarjana, Master hingga Doktor yang juga terjangkit virus kebodohan karena mereka mereka menolak kebenaran islam. Kita tahu zaman jahiliyah dahulu kala, disebut jahiliyah bukan karena masyarakatnya yang bodoh akan tetapi lebih pada orang-orang yang tidak mau mengakui kebenaran Rasulullah padahal akal mereka membenarkannya. Jadi kebodohan itu merupakan kefaqiran yang paling akut. Seseorang yang “bodoh” tidak akan dianggap berharga dalam kehidupan sosialnya.
Wasiat yang ketiga kebiadan yang terkeji adalah ujub. Betapa banyak kekejian, kekejaman, pembantaian, penganiayaan, kezaliman dilakukan oleh orang-orang yang merasa superior. Bagaimana Hitler menganggap dirinya bangsa arya paling mulia di dunia ini hingga dia menganiaya bahkan membunuh orang lain. Begitu juga Israel yang merasa bangsa mereka bangsa pilihan dan menganggap bangsa yang lain adalah domba sehingga mereka secara brutal umat islam di Palestina. Begitu juga betapa banyak pejabat yang sombong karena mereka merasa memiliki jabatan yang tinggi ditengah-tengah masyarakat.
Wasiat ke empat Semulia-mulia amal adalah akhlakul karimah, kita ingat akhlak adalah suatu yang mensifati perbuatan, dan ini adalah perintah Allah dan Rasulnya. Misalnya Ketika kita memberi makanan berbuka puasa kepada fakir miskin maka lakukan dengan cara yang sopan dan baik, karena seperti itulah yang ajarkan baginda Rasulullah SAW. Begitu juga ketika akan berinfak maka tidak perlu diketahui oleh orang lain.
Kemudian Hasan kembali bertanya kepada Ayahandanya, wahai ayahanda empat yang harus kami hati-hati terhadapnya apalagi ayahanda, yaitu :
Pertama, jauhilah orang bodoh, karena dia ingin memanfaatkan dan membahayakanmu
Kedua, jauhilah orang bakhil, karena dia akan menjauhimu di saat kau sangat membutuhkannya
Ketiga, jauhilah perkara maksiat, karena dia akan menjualmu dengan harga yang sangat murah
Keempat, jauhilah pembohong, karena dia laksana fatamorgana, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat
Wallahu alam.