Sebuah wilayah di bagian selatan China yang sangat banyak berpenduduk Muslim di daerah Xinjiang yang bergejolak telah mengadakan festival bir selama bulan suci Ramadhan, kata pemerintah, dalam apa yang disebut oleh sebuah kelompok di pengasingan sebagai provokasi terbuka.
Ramadhan adalah saat sensitif di Xinjiang, China bagian barat setelah terjadinya kenaikan serangan dalam tiga tahun terakhir, dimana ratusan orang telah meninggal, dan Beijing menyalahkan kelompok militan.
Media pemerintah dan website pemerintah Xinjiang telah menerbitkan cerita-cerita dan mengeluarkan lagi pemberitahuan resmi tahun ini yang menuntut agar para anggota Partai Komunis, pegawai negeri sipil, para siswa dan guru khususnya tidak memenuhi perintah di bulan Ramadan dan tidak berpuasa.
Festival bir diadakan di sebuah desa di Niya County di selatan masuk ke dalam wilayah Xinjiang, yang sangat padat dihuni oleh orang-orang Muslim Uighur yang menyebutnya rumah Xinjiang. Kaum Muslim tidak boleh mengkonsumsi alkohol, menurut Al-Quran.
Situs pemerintah Niya mengatakan “kompetisi minum bir”, yang dilakukan hari Senin lalu sebelum awal Ramadhan, dihadiri oleh lebih dari 60 petani muda dan penggembala.
Website itu menunjukkan gambar-gambar wanita yang sedang menari di depan panggung dan deretan orang laki-laki yang sedang menenggak bir sebanyak yang mereka bisa minum dalam waktu satu menit. Setidaknya seorang peserta mengenakan songkok tradisional Uighur.
“Kompetisi bir ini bervariasi dan menghibur,” kata pemerintah, dengan mencatat bahwa ada hadiah uang tunai hingga sejumlah 1.000 yuan ($ 161) bagi para pemenang kompetisi ini.
Artikel ini diambil dari situs berita pemerintah pada awal Minggu.
“Tujuannya adalah untuk menggunakan budaya modern untuk menyemarakkan kehidupan budaya desa, mempersempit ruang bagi memajukan agama ilegal … dan menjamin harmoni dan stabilitas di antara desa-desa,” kata situs web itu.
Situs itu mengutip seorang penduduk desa yang mengatakan:. “Kegiatan yang telah diselenggarakan adalah hebat, menghidupkan musim pertanian yang sibuk dan menghilangkan kelelahan. Saya akan minum, dan saya pasti akan mendapatkan hadiah tertinggi untuk dibawa pulang sehingga membuat istri saya bahagia.”
Dilxat Raxit, juru bicara kelompok pengasingan Kongres Uighur Dunia, mengecam acara tersebut.
“Ini adalah provokasi terbuka bagi agama Islam,” katanya dalam sebuah pernyataan email.
Reuters tidak dapat menghubungi pemerintah Niya untuk berkomentar.
Partai Komunis China mengatakan melindungi kebebasan beragama tetapi melakukan cengkraman ketat pada kegiatan keagamaan dan hanya lembaga-lembaga yang diakui secara resmi yang bisa beroperasi.
China memiliki sekitar 20 juta Muslim di seluruh negeri, hanya sebagian dari mereka yang merupakan orang Uighur. (worldbulletin.net, 22/6/2015)