Tahanan Pakistan yang dijuluki ‘Lady al-Qaeda’ itu belum terdengar kabarnya selama satu tahun, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentangkondisinya.
Sudah hampir setahun yang lalu terakhir terdengar kabar mengenai Aafia Siddiqui, seorang ahli syaraf (neuroscientist) Pakistan, yang dijuluki oleh sebagian orang sebagai “Lady al-Qaeda”, yang dipenjara di sebuah pusat medis di negara bagian Texas, AS.
Siddiqui ditangkap di Afghanistan pada tahun 2008 dan diterbangkan ke Amerika Serikat, di mana dia dijatuhi hukuman penjara selama 86 tahun karena dituduh membunuh dua tentara AS. Tapi bagaimana dia bisa sampai di Afghanistan adalah sebuah misteri besar.
Lahir di Karachi, Pakistan, Aafia Siddiqui pindah ke Amerika Serikat untuk sekolah pada tahun 1990 dan pergi kembali ke Pakistan pada tahun 2003, setelah menyelesaikan kuliah di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan menikahi dengan seorang pria Pakistan di Boston.
Tak lama setelah kembali ke Pakistan, Siddiqui menghilang ketika dalam perjalanan ke Islamabad bersama ketiga anaknya – para anggota keluarganya mengatakan mereka yakin dia diculik oleh agen-agen intelijen Pakistan.
Sedikit yang diketahui tentang apa yang terjadi padanya hingga dia muncul lima tahun kemudian di Ghazni, Afghanistan, ketika polisi Afghanistan menangkapnya karena dia dicurigai menjadi pembom bunuh diri.
Saat para agen FBI dan personil militer AS tiba dan menginterogasinya, mereka mengatakan dia merampas senapan milik salah satu perwira tentara. Dalam pergumulan itu, personil militer itu menembak Siddiqui, memukulnya setidaknya sekali pada tubuhnya.
Selama beberapa hari kemudian, Siddiqui menjalani operasi, setelah itu dia dipindahkan ke sebuah penjara di Amerika Serikat – di mana sejak itu dia berada di sana.
Keluarga ‘merasa kebingungan’
Hal terakhir yang terdengar dari wanita berusia 43 itu adalah pada bulan Juli 2014, ketika dalam dalam peristiwa yang mengejutkan, Siddiqui menarik kembali apa yang kemungkinan akan merupakan banding dari putusan hukuman akhir terhadapnya.
Dalam surat yang ditulisnya kepada Hakim Richard Berman, dia menyatakan bahwa dia tidak mempercayai sistem hukum Amerika dan bahwa dia menolak “untuk ikut serta dalam sistem ini yang sangat tidak adil yang telah menghukum dan menyiksa saya berulang kali”.
Keluarga dan pengacaranya takut hal terburuk yang akan terjadi.
“Surat-suratnya belum sampai,” kata Stephen Downs, pengacara pembelanya yang baru, yang mengambil alih tugas dari Tina M Foster pada bulan Januari.
“Keluarganya merasa bingung atas apa yang terjadi. Ada kekhawatiran bahwa dia mungkin tidak lagi hidup,” kata Downs kepada Al Jazeera.
Orang yang dianggap jihadis itu melihat pola yang mencurigai pada tim hukumnya, yang dibayar oleh pemerintah Pakistan. Sejak persidangan dimulai, Siddiqui telah berganti-ganti sejumlah pengacara, karena mencurigai beberapa dari mereka adalah keturunan Yahudi.
Kakak Siddiqui, Fowzia, seorang ahli saraf Harvard yang sekarang tinggal di Karachi, telah terus-menerus melakukan kampanye untuk pembebasan adiknya, tapi dia mengatakan sekarang telah kehilangan harapan.
Fowzia berbicara dengan adiknya itu melalui telepon untuk terakhir kalinya pada bulan April 2014.
“Kemudian Aafia telah setuju untuk naik banding,” kata Fowzia.
“Saya ingat dia mengatakan kepada kami bahwa dia tidak akan pernah menolak kesempatan untuk berbicara dengan keluarganya atau siapapun yang bisa membantunya. Dia mengatakan kita tidak tahu apa yang terjadi di penjara itu. Para dokter adalah serigala-serigala yang menyamar sebagai domba-domba,” kata Fowzia.
Selanjutnya yang menakutkan keluarga itu adalah laporan-laporan dari dua kunjungan konsuler yang dilakukan Kedutaan Pakistan ke penjara itutahun ini.
Pada kesempatan kedua, seorang wanita yang terbungkus burqa duduk membelakangi ke petugas kedutaan. Dia menolak untuk menunjukkan wajahnya dan tidak mengucapkan sepatah katapun, sehingga sulit bagi para pejabat kedutaan untuk mengatakan bahwa mereka pasti telah bertemu dengan Siddiqui.
“Kami ditunjukkan seorang yang diwakilkan sebagai dirinya, tapi kami tidak tahu apakah memang demikian. Mungkin yang kita lihat bukan Siddiqui,” kata Downs.
‘Saya telah bertemu Siddiqui baru-baru ini’
Namun, para pejabat AS menghilangkan kecurigaan bahwa Siddiqui mati dalam tahanan Amerika.
“Saya bisa mengkonfirmasi bahwa Aafia Siddiqui masih hidup,” dalam satu kalimat email yang dikirim oleh Patrick Rodenbush, juru bicara Departemen Kehakiman, pada tanggal 6 Juli 2015 ketika menanggapi pertanyaan Al Jazeera tentang Siddiqui. Rodenbush membeberkan rincian tambahan.
Pihak berwenang di Federal Medical Centre, Carswell, Texas, di mana Siddiqui telah ditahan sejak tahun 2010, berpendapat bahwa paranarapidana bebas untuk membuat pilihan sendiri.
“Saya telah bertemu Siddiqui baru-baru ini,” Patricia Comstock, petugas informasi publik, mengatakan kepada Al Jazeera.
“Dia mampu untuk menolak atau menerima korespondensi, jika dia inginkan. Itu yang kita bisa ungkapnkan tentang dirinya,” ujar Comstock.
Namun, masih belum jelas mengapa Siddiqui tidak bisa ditemui.
Pada awal proses persidangan pada bulan November 2008, seorang psikiater pengadilan mengatakan dia berhalusinasi dan merasa tidak sehatuntuk diadili – suatu ketentuan yang kemudian ditarik kembali oleh psikiater.
Aafia pada dasarnya saat ini berada dalam sel isolasi selama 12 tahun terakhir, dan disiksa selama beberapa waktu itu. Dan kita tahu bahwa jenis kurungan dan penyiksaan ini dapat merubah banyak hal dengan pikiran manusia”kata Downs.
Anak-anak Siddiqui, yang sekarang berusia 17 dan 19 tahun, dan tinggal bersama bibi mereka di Karachi, tidak pernah pergi ke AS untuk mengunjungi ibu mereka.
Pemerintah Afghanistan menyerahkan Ahmed, putra Siddiqui, kepada kakak Siddiqui di Karachi pada tahun 2010. Pada tahun yang sama, putri Siddiqui, Maryam, muncul secara misterius di luar rumah keluarga itu.
Anak ketiga Siddiqui, Suleiman, yang berusia enam bulan pada saat pergi, masih hilang dan diduga telah tewas.
Pertukaran tahanan?
Siddiqui adalah tahanan dengan profil tinggi yang penahanannya telah menjadi isu yang memecah belah.
Mantan Perdana Menteri Pakistan Yousaf Raza Gilani telah menyebutnya dengan “anak bangsa”, dan meminta pembebasannya.
Namanya juga berulang kali muncul dalam tawar-menawar. Kelompok-kelompok bersenjata termasuk Taliban Afghanistan, al-Qaeda, dan ISIStelah meminta pembebasannya dalam pertukaran atas para tawanan Amerika yang mereka tahan.
Menurut laporan media tahun 2012, telah ada pembicaraan antara pihak berwenang Pakistan dan Amerika Serikat untuk bertukar tahanan dengannya untuk Shakil Afridi, dokter Pakistan yang membantu CIA melacak Osama bin Laden, dan yang saat ini menjalani hukuman penjara 23 tahun.
Ada beberapa alasan mengapa pertukaran tahanan tidak pernah terwujud. Pertama, perjanjian ekstradisi yang baru disusun antara Pakistan dan Amerika Serikat masih menunggu persetujuan dari Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif.
Kedua, Pakistan tidak mungkin sangat tertarik untuk menyerahkan Afridi, yang dipandang sebagai kambing hitam atas ketidaktahuan militer Pakistan dari serangan AS di kompleks bin Laden.
Pada tahun 2012, orang yang kemudian menjadi kepala intelijen Pakistan, Letnan Jenderal Zaheerul Islam, membantah laporan media atas kemungkinan adanya kesepakatan dengan menambahkan: ” Afridi tidak akan ditukar dengan Dr Aafia Siddiqui”
Pemerintah AS bersikeras bahwa Siddiqui adalah simpatisan al-Qaeda, berdasarkan bukti-bukti yang dipersengketakan antara keluarganya danpara pengacara.
Dia disebut telah memiliki dokumen yang menjelaskan bagaimana membuat bahan peledak dan senjata kimia pada saat penangkapannya. Jugadilaporkan bahwa dia menikah dengan Ammar al-Baluchi, keponakan dalang al-Qaeda Khalid Sheikh Mohammed, setelah dia bercerai di Pakistan.
Namun, tim pembelaannya, serta adik Siddiqui, menyangkal pernikahan itu pernah terjadi dan berpendapat bahwa tidak ada bukti ilmiah dan forensik yang menghubungkan dirinya dengan dokumen-dokumen dan penembakan.
Meskipun semua proses hukum ditutup pada saat ini, tim pengacara Siddiqui yang baru berharap bisa membawa bukti baru pada akhir tahun ini dan membuka kasus ini kembali – namun mereka menolak untuk memberikan detail lebih lanjut.
Tapi sebelum itu, tim pembela telah memasukkan permintaan kepada pihak berwenang untuk bertemu dengan tahanan nomor 90279-054 itu.
“Dia tampaknya tidak mau atau tidak bisa bertemu dengan kami,” kata Downs. “Kami benar-benar tidak yakin apa masalahnya, dan kami sedangmeninjau kembali opsi-opsi kami.” (aljazeera.com, 16/7/2015)