Khabar Wa Ta’lîq:
Syaikhul Azhar sembunyikan sesuatu atas kaum muslimin
Khabar:
Mesir (koran al-Quds al-‘Arobiy): Syaikhul Azhar as-Syarîf, Ahmad Thoyyib mengatakan bahwa Khilafah Islamiyah telah berakhir sejak tiga puluh tahun pasca wafatnya Rasulullah Saw. Hal itu dikatakannya sesuai dengan sabda Baginda Rasulullah Saw.,:
«الْخِلاَفَةُ فِي أُمّتِي ثَلاَثُونَ سَنَةً، ثُمّ تكون مُلكًا»
“Khilafah dalam umataku tiga puluh tahun. setelah itu akan ada kerajaan (mulkan)”
Beliau menjelaskan, hadis ini bisa dinyatakan sebagai mu’jizat Rasulullah Saw., karena mengandung berita ghaib (berupa kejadian di masa yang akan datang) secara akurat. Pada hadis ini, Rasulullah membatasai masa khilafah setelahnya hanyalah tiga puluh tahun. Bukan hanya itu, beliau juga menyebut bahwa yang ada setelah masa itu adalah kerajaan, “tsumma takûnu mulkan”. Dalam hadis lain disebutkan , “tsumma takûnu mulkan ‘adhdhon (kemuadian akan ada raja-raja yang menggigit)”.
Syaikh Ahmah Thoyyib juga menegaskan bahwa Rasulullah Saw., lah yang mengabarkan masa pemerintahan keempat Khulafâ Râsyidîn, yaitu selama 30 tauhun, lalu setelahnya akan ada kerajaan. Dan ini benar-benar terjadi. Setelah masa itu Muawiyah Bin Abi Sufyan kemudian menerima tampuk pemerintahan. Para ulama sepakat bahwa siapa saja yang menjadi pemimpin setelah keempat Khulafâ Râsyidîn, meski mereka disebut khalifah, namun sesungguhnya hanyalah (dari segi) majaz. Sebab, hadis Rasulullah telah menyebutkan bahwa mereka hakikatnya adalah raja sementara Khilâfah Râsyidah berakhir setelah 30 tahun sebagaimana telah dibatasi Rasulullah Saw, sebagai pemeritahan Islam yang hakikiy. Adapun sistem pemerintahan setelah itu sangatlah beragama begitu pula keadilah para penguasanya.
Ta’lîq:
Kami sampaikan kepada siapa saja yang mendengar apa yang diutarakan beliau, jawaban Hizbut Tahrir prihal hadis tersebut, supaya mereka mengetahui sejauh mana tadlîs (upaya menutup-nutupi) yang dilakukan Syaikhul Azhar. Tadlîs ini sejatinya hanyalah upaya agar umat Islam pesimis akan tegaknya Khilâfah Râsyidah ‘Alâ Minhâjin Nubuwwah. Dengan begitu, mereka pun bisa dialihkan dari upaya memperjuangkannya. Pada akhirnya, mereka tetap tunduk dan patuh terhadap kepemimpinan penguasa diktator di negeri-negeri kaum muslimin.
Hizbut Tahrir menyatakan dalam soal-jawab yang dikeluarkanya, memang benar bahwa hadis “akhilâfatu tsalâtsûna ‘âman tsumma yakûnu ba’dahu al-mulku” telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari jalan Sufainah Radiyallahu ‘anu. Namun tidak berarti bahwa fase al-mulk (kerajaan) ini adalah akhir dari segalanya dan tidak ada lagi Khilafah setelah itu. Sebab, terdapat riwayat-riwayat lain sebagai penafsir hadis tadi.
Di antaranya hadis:
«الخـلافة بعدي ثلاثون سنةً ثم تكون ملكاً»
“Khilafah setelahku lamanya 30 tahu. Setelah itu adalah kerajaan”
Dalam riwayat lain:
«خلافة النبوة بعدي ثلاثون سنةً ثم تكون ملكاً»
“Khilafah nubuwwah setelahku lamanya 30 tahun. Setelah itu adalah kerajaan”
Dengan kata lain, makna hadis khilafah yang dikemukankan Syaikh tadi adalah Khilafah nubuwwah sebagaimana yang dinyatakan dalam riwayat Imam Ahmad yang lain:
«تكون النبوة فيكم ما شاء الله أن تكون ثم يرفعها إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة، فتكون ما شاء الله أن تكون ثم يرفعها إذا شاء الله أن يرفعها، ثم تكون ملكاً عاضاً، فيكون ما شاء الله أن تكون ثم يرفعها إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون ملكاً جبرية، فتكون ما شاء الله أن تكون ثم يرفعها إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة».
“Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja diktator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian)”
Jadi, sesuai hadis ini, “Khilafah” itu dimulai sesuai dengan manhaj kenabian (‘ala minhâjin nubuwwah) dan itu berlangsung selama 30 tahun sejak wafatnya Rasulullah Saw. Setelah itu, kemudian ada fase para raja yang menggigit (mulkan ‘adhdhon) kemuadian ada fase penguasa diktator (mulkan ‘jabriyy), kemudian akan kembali Khilafah ‘ala minhâjin nubuwwah, seperti yang pertama, sebagaimana disebut dalam hadis yang menjelaskan secara terperinci itu. Semoga Allah Swt., menjadikan kita sebagai tentara-tentara dan warga khilafah dan semoga – dengan izin dan pertolongan Allah Swt.,- melalui tangan-tangan kita lah Khilafah tegak kembali. Allah Swt., maha mendengar lagi maha mengabulkan do’a.
Ditulis oleh Muhammad ‘Abdul Malik Untuk kantor Pusat Media Hizbut Tahrir
sumber : http://www.hizb-ut-tahrir.info/info/index.php/contents/entry_49474