HTI-Press. Bandung. Umat Islam tentu harus bersyukur karena penjajahan dalam bentuk fisik sudah lenyap dari Indonesia. Saat ini, tidak ada lagi tentara-tentara Belanda, Jepang, atau Inggris, di bumi Indonesia. Namun bukan berarti penjajahan sudah berakhir. Saat ini umat Islam harus berjuang melawan penjajahan baru (neo imperialism).
Hal ini dinyatakan Ustadz Farid Wadjdi dalam acara Bincang Politik yang diadakan Hizbut Tahrir Rancaekek Kabupaten Bandung pada Sabtu (15/08). Dalam acara ini anggota DPP Hizbut Tahrir Indonesia ini mengungkapkan kegagalan Barat dalam perang fisik bukan berarti membuat Barat diam.
Menurutnya, penjajah tetap ingin menjajah Indonesia. Lahirlah penjajahan baru yakni neo imperialis, dengan menerapkan ideologi kapitalis. Lewat sistem ideologi inilah penjajahan Barat sesungguhnya masih berlangsung secara ekonomi, politik, sosial, maupun budaya.
“ Karena itu, setelah penjajah diusir, maka tugas berikut umat Islam adalah menggusur sistem penjajah, yaitu Kapitalisme dalam segala bentuknya dari bumi Indonesia,” tegasnya.
Lebih lanjut Ustadz Farid Wadjdi mengingatkan umat Islam mempunyai peran besar dalam perjuangan mengusir penjajah dari Indonesia.“ Perjuangan mengusir penjajah asing dahulu tidak bisa lepas dari peran para ulama dan santri, karena negeri ini adalah negeri Islam, dan dasar mereka adalah Islam, jihad fi sabilillah ” tegas ust.Farid Wajdi di masjid As-Saied Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Dalam kesempatan itu , pemimpin Redaksi al WAie ini menjelaskan bukti-bukti sejarah peran besar umat islam seperti perlawanan global yang dilakukan oleh pangeran Diponogoro, Tuanku Imam Bonjol, Sultan Hasanuddin, Teuku Umar dll. Juga Resolusi Jihad yang diserukan ulama pada Oktober-November 1945, mengusir penjajah Belanda yang ingin kembali ke Indonesia.
“Jadi kemerdekaan yang ada sekarang adalah kemerdekaan semu, kemerdekaan yang hakiki hanya bisa diraih apabila kita menolak ideologi penjajah lalu mengganti dengan sistem islam, dan terapkan syariah islam secara menyeluruh dengan Khilafah ala minhajin nubuwwah” tegas Ustadz Farid Wadjdi pada akhir acara yang dihadiri oleh ulama dan tokoh masyarakat. []Fatih/MI Jabar