Hampir seperempat juta orang telah tewas dalam konflik Suriah sejak mulai terjadi pada bulan Maret 2011, klaim sebuah organisasi aktivis.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa jumlah kematian yang didokumentasikan meningkat menjadi 240.381 orang dari 230.618 orang pada bulan Juni.
11.964 dari mereka yang tewas adalah anak-anak, kata kelompok itu, dan tercatat juga 71.781 kematian warga sipil.
Sepertiga dari kematian yang dicatat oleh SOHR, yang mengatakan mereka bergantung pada jaringan sumber yang di Suriah untuk mengkompilasi data, adalah dari pasukan rezim. Mereka yang tewas termasuk 50.570 tentara, sementara sisanya dikatakan sebagai sekutu para pejuang.
43.384 tentara pejuang dan 34.375 pejuang asing telah tewas di Suriah, menurut kelompok itu.
3.225 kematian lain juga telah tercatat tetapi identitas mereka tetap tidak diketahui oleh observatorium.
30.000 orang yang telah hilang di Suriah, termasuk 20.000 orang yang disebut ditahan di penjara-penjara Suriah, tidak diperhitungkan dalam perhitungan, Al Jazeera melaporkan.
Ribuan orang yang merupakan bagian dari pasukan loyalis dan ditahan oleh kelompok pemberontak atau ISIS angkanya juga tidak didokumentasikan.
Baca lebih lanjut: Konflik Suriah: Al-
Assad mengakui tentara Suriah memiliki kekurangan sumber daya dan telah ‘menyerah’ di beberapa wilayah.
Temuan ini disampaikan setelah PBB menyetujui untuk melaksanakan resolusi untuk mengidentifikasi orang-orang di balik serangan senjata kimia di Suriah, menyusul serangan kimia yang fatal di luar Damaskus pada tahun 2013.
Sekjen PBB Ban-Ki-moon dan kepala Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia dijadwalkan akan merumuskan rencana untuk penyelidikan penggunaan senjata, menurut BBC.
Konflik Suriah dimulai ketika protes pro-demokrasi bulan Maret 2011 meningkat menjadi perang sipil saat kelompok-kelompok pejuang dibentuk untuk melawan pasukan pemerintah.
Lebih dari 4 juta orang telah melarikan diri dari Suriah sebagai pengungsi menurut Badan Pengungsi PBB. Sebuah laporan lebih lanjut dari PBB memperkirakan pada bulan Maret bahwa total kerugian ekonomi sejak awal konflik adalah $ 202 milyar.
Sumber : The Independent