Liqa’ Syawal Muslimah HTI DPD I Babel
HTI Press, Pangkalpinang. Mengawali Agustus 2015, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (MHTI Babel) menggelar Liqa’ Syawal 1436 H bersama juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Iffah Ainur Rochmah dengan tema “Bersama Umat Tegakkan Khilafah, Songsong Kemenangan dengan Khilafah” di Aula Yayasan Mardhatillah Kacang Pedang, Pangkalpinang. Acara ini dihadiri oleh muslimah Babel dari berbagai kalangan, diantaranya tokoh perempuan, ibu rumah tangga, majelis ta’lim, praktisi berbagai bidang serta ibu rumah tangga.
Dalam sambutannya, Novita memberikan pengantar, “Kehidupan manusia pasti dikelilingi oleh masalah-masalah, penyelesaian dari masalah itu adalah pilihan kita. Sebagai muslim, kita diberi pilihan apakah mau memakai Islam ataukah tradisi masyarakat.Kita diperintahkan untuk memilih yang baik untuk memilih yang baik karena kita akan mempertanggungjawabkannya kelak di hadapan Allah.”
Juru Bicara MHTI, Iffah Ainur Rochmah menggambarkan kerusakan dan persoalan yang melilit negeri kita hari ini adalah akibat Islam yang tidak diterapkan secara sempurna. Umat berlomba-lomba mendapatkan pahala sunnah dalam berbagai bentuk ibadah namun mereka lupa adanya pahala wajib yang terabaikan. “Pahala wajib tidak akan bias diganti oleh pahala sunnah. Tidak boleh ada keinginan di benak kita untuk menukar yang wajib dengan yang lain sekalipun itu sunnah, apalagi haram.” Beliau menambahkan, beramar makruf nahi munkar adalah kewajiban. Amar makruf yang paling utama adalah mengoreksi dan menasehati pemimpin.
Setiap umat memiliki pemimpin yang memelihara urusan mereka. Pemimpin saat ini menerapakan demokrasi atas umat yang mengunggulkan kebebasan. Demokrasi yang diidentikkan dengan kebenaran suara terbanyak ini telah Allah bantah dalam Alquran surah Al-An’am [6]: 116. Dan yang terjadi, umat lupa untuk menyampaikan bahwa para pemimpin hendaknya menerapkan Islam sebagai landasan pemerintahan.”Ustadzah Iffah meyakinkan kembali kesediaan dan kesiapan hadirin untuk menasehati pemimpin. “Apakah Ibu-ibu siap untuk berjuang menerapkan syariat Islah secara kaffah?”. Serentak mereka menjawab, “Siaaaap!!! Insya Allah.”
Pada sesi tanya jawab, beberapa peserta antusias mengajukan pertanyaandan tanggapan, diantaranya Siti Lailatul Sholeha (PW Wanita Sarekat Islam Prov. Kep. Babel yang meminta rekomendasi bahwa butuh wadah yang konsisten dan berani menanggung segala risiko dari aktivitasnya muhasah kepada penguasa. Wadah inilah yang akan membimbing muslimah sehingga langkahnya terarah. “Insya Allah MHTI telah ada di daerah-daerah di Indonesia dan siap mewadahi dan membina para muslimah untuk satu suara, kaum muslim menginginkan penegakan syariat! Maka datangi, ikuti kajiannya, dan praktikkan!” jawab Iffah menanggapi pertanyaan ini.
Pertanyaan lain terkait karakter aktivitas Hizbut Tahrir yang terkesan selalu mencela kebijakan pemerintah dikemukakan oleh Soraya. Menanggapi pertanyaan ini, Iffah Ainur Rochmah menegaskan bahwa perjuangan menegakkan syariah Islam tidak bisa hanya dengan satu atau dua tahun, tidak juga hanya dengan peran satu atau dua orang maupun segelintir organisasi. Tapi harus dilakukan oleh seluruh umat dan lebih utama oleh negara. “Rasul mencela setiap perbuatan yang bathil, Rasul senantiasa bersikap tegas terhadap semua bentuk kekufuran, baik itu masalah ekonomi, ibadah, pendidikan dan lain-lain tanpa tedeng aling-aling (pandang buluh). Maka itulah yang dilakukan Hizbut Tahrir kepada pemimpin. Hizbut Tahrir tidak sembarang menjustifikasi persoalan atau kesalahan pemerintah. Hizbut Tahrir selalu berhati-hati dalam mengumpulkan bukti-bukti dan senantiasa bersandar pada dalil dalam mengemukakan kesalahan pada kebijakan yang berlaku.”
Acara ditutup dengan bermunajat agar Allah memperkuat perjuangan dakwah penegakan Khilafah Semoga umat semakin menyadari keadaan saat ini akibat ketiadaan Khilafah sehingga segera mengupayakan kembalinya kehidupan Islam di tengah-tengah masyarakat.[]