Laporan PBB Membuktikan Meluasnya Penggunaan Senjata Buatan Israel di Sudan Selatan

tentara sudan selatanTentara lokal Sudan Selatan dan para pejabat senior secara luas menggunakan senjata buatan Israel, laporan terbaru oleh PBB mengatakan, sambil memperingatkan bahwa penggunaan senjata lebih lanjut bisa menyulut konflik berdarah di negara Afrika itu.

Laporan yang dikeluarkan hari Rabu oleh panel ahli PBB menunjukkan foto-foto dari medan perang di mana petugas kemanan dari tentara Sudan Selatan diduga menggunakan senjata yang diproduksi oleh Industri Senjata Israel (IWI).

Laporan itu, yang ditugaskan oleh Dewan Keamanan PBB dan telah merangkum 10 kegiatan di lapangan selama 10 minggu, mengidentifikasi serangkaian senapan atom yang diproduksi Israel, yang dikenal sebagai Ace. Senjata itu adalah versi upgrade dari yang terkenal sebagai senapan serbu Galil yang pertama kali dikembangkan di bawah pengawasan militer Israel.

Laporan itu menambahkan bahwa senjata itu saat ini digunakan pada skala besar, dan mengklaim bahwa semua badan keamanan di Sudan Selatan, termasuk polisi setempat, anggota dinas keamanan nasional dan bahkan para pengawal pejabat senior pemerintah sekarang menggunakan senapan serbu itu.

Konflik di Sudan Selatan telah menyebabkan mengungsinya ratusan ribu orang dan menyeret negara yang baru didirikan itu ke dalam kekacauan dan ketidakpastian yang lebih parah, laporan itu menyatakan.

Rezim Israel tidak pernah mengakui secara resmi telah menjual senjata ke Sudan Selatan saat negara itu berada di tengah-tengah perang saudara yang mematikan dan pemerintah telah berusaha untuk mendinginkan ketegangan. Namun, laporan terbaru itu menunjukkan bahwa para pemimpin negara yang Afrika telah melakukan perjalanan ke wilayah yang diduduki itu menunjukkan adanya senja itu pada kunjungan utama.

Kekerasan telah mulai berkobar di Sudan Selatan pada bulan Desember tahun 2013, ketika Presiden Salva Kiir menuduh pemimpin pemberontak dan mantan Wakil Presiden Riek Machar mendalangi kudeta. Perang saudara telah berkobar di seantero negeri, dimana pihak pemberontak dan pasukan pemerintah saling melancarkan serangan balasan di kota-kota dan desa-desa yang mereka katakan berhubungan dengan lawan-lawan mereka.

Kedua belah pihak sejauh ini mengadakan beberapa kali putaran pembicaraan damai tetapi telah gagal mencapai kesepakatan perdamaian yang abadi. (presstv.com, 26/8/2015)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*