Muslimah

HTI Press, Kediri. Momentum Syawal adalah momentum kita meraih ketakwaan sebagai buah dari proses penempaan keimanan kita selama berpuasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Kemenangan hakiki menjadi keniscayaan yang seharusnya ada pada individu, masyarakat dan negara.

Ahad (9/8) MHTI DPD II Kediri menyelenggarakan Liqo Syawal 1436 H bertema “Bersama Umat Meraih Kemenangan Hakiki dengan Tegaknya Syariah dan Khilafah”. Acara yang diselenggarakan di Garden Hall Basic English Course (BEC) Pare Kediri Jawa Timur tersebut dihadiri oleh tidak kurang dari 230 peserta dari hampir seluruh lapisan masyarakat,  mulai dari anak-anak hingga ibu-ibu yang sudah lanjut usia, serta dari semua kalangan baik ibu-ibu rumah tangga, profesi, penggerak majelis taklim, birokrat, dan lain sebagainya. Acara yang dipandu oleh Ustadzah Nabila Asy-syafi’i tersebut berlangsung khidmat. Puisi bertema “Kemenangan Hakiki” yang dibacakan oleh ananda Riska menambah harunya acara.

Antusiasme peserta semakin nampak, ditambah dengan testimoni dari peserta yang menceritakan perjalanan hidup mereka hingga menemukan Islam Mabda’. Ibu Sutiyah (68 tahun) mengungkapkan “Dulu, dengan saya bekerja mengenakan seragam sampai lutut dengan mengendarai motor plat merah, saya anggap itu sudah luar biasa. Ternyata saya salah. Dengan mengaji di HT saya menemukan tujuan hidup saya yang sebenarnya. Mari berjuang bersama-sama dengan HT untuk Islam.” Begitu halnnya dengan Yusria, mahasiswa BEC asal Aceh yang mengungkapkan bahwa meskipun dia selama ini hidup di Aceh dengan Perda Syariah, ternyata itu semua tidaklah cukup membuatnya sadar akan kewajiban-kewajiban syara’ atasnya. Dengan ngaji di HT, dia mengakui bahwa kewajiban dalam hidupnya tidak cukup hanya untuk ibadah mahdhah seperti shalat, zakat dan sebagainya. Dakwah untuk menegakkan Islam dan Khilafah adalah pekerjaan rumah yang utama bagi kaum muslimin saat ini.

Ustadzah Nabila Asy-syafi’I memaparkan bahwa sejatinya saat ini kaum muslimin di dunia belumlah mendapatkan kemenangan hakiki. Kemenangan tersebut akan dapat kita rasakan jika Syariah Islam diterapkan secara kaaffah dibawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan sainsteknologi, kriminalitas, pornografi, pemurtadan, penindasan, kedzaliman, perpecahan, penjajahan dan sebagainya yang melanda kaum muslimin saat ini adalah karena kita belum menyatukan kekuatan politik umat dibawah bendera al-Liwa’ dan ar-Roya (Khilafah). Itu semua butuh kerja bersama seluruh elemen masyarakat dan dipimpin oleh hizbus-siyasi yang ‘visioner’ dan berpihak kepada umat

Allah Swt. berfirman : “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami sisksa mereka disebabkan perbuatannya” (TQS. Al A’raf [7]: 96) . []