Lebih dari 1.000 anak-anak Palestina di Jalur Gaza menjadi cacat permanen akibat serangan Israel selama 51 hari pada tahun lalu. Hal tersebut disampaikan Defense of Children International (DCI), sebuah LSM yang ditujukan untuk membela hak-hak anak.
Dalam sebuah laporan berjudul “Operation Protective Edge: A War Waged on Gaza’s Children” yang dirilis pada hari Selasa, Unit DCI Palestina mengatakan serangan Israel tahun lalu telah menyebabkan cedera lebih dari 11.000 warga Palestina, termasuk 1.000 yang menjadi cacat permanen akibat tindakan kekerasan.
Organisasi hak anak juga mencatat, bahwa satu tahun penuh setelah serangan Israel itu, ribuan korban—termasuk sejumlah besar anak-anak—terus menderita luka dan trauma psikologis.
Jalur Gaza, dengan penduduk sekitar 1,9 juta jiwa, dikenal sebagai daerah yang paling padat penduduknya di dunia.
Pada tanggal 7 Juli, 2014, Israel melancarkan serangan besar terhadap wilayah pesisir —dijuluki “Operation Protective Edge“—yang berakhir pada tanggal 26 Agustus.
Selama 51 hari pemboman sengit melalui udara, darat, dan laut, lebih dari 2.147 warga Palestina tewas, termasuk 578 anak-anak, 489 wanita dan 102 orang tua.
11.000 orang Palestina lainnya cedera selama serangan itu, 3303 di antaranya adalah anak-anak, sebagaimana dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina. (middleeastmonitor.com, 27/8/2015)