GIDI Ngelunjak Karena Negara Tidak Tegas

selamat id ust labibPernyataan Gereja Injili di Indonesia (GIDI) yang tidak menjamin keamanan pelaksanaan Shalat Idul Adha pada 24 September nanti bila tiga syarat yang diajukannya tidak dipenuhi, menurut Ketua Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Rokhmat S Labib karena negara tidak tegas sedari awal.

“Ini kurang ajar luar biasa, karena negara tidak bertindak tegas sejak awal, mereka menjadi ngelunjak!” ujarnya kepada mediaumat.com, Senin (7/9) di Kantor DPP HTI, Crown Palace, Jaksel.

Rokhmat sangat heran atas sikap GIDI yang semakin intoleran. “Apa masalahnya dengan shalat Idul Adha apakah shalat itu merugikan mereka? Apakah shalat itu mengganggu mereka? Shalat di tempat umat Islam sendiri, tidak mengajak-ngajak mereka shalat, kok dilarang? Jelas itu merupakan sikap intoleransi, sikap arogansi!” tegasnya.

Mereka bisa ngelunjak karena negara justru tidak tegas kepada mereka tatkala mereka membubarkan jamaah shalat Idul Fitri, membakar masjid dan melarang Muslimah mengenakan jilbab. “Tapi kan tidak ada sanksi buat mereka malah yang ditangkap cuma dua orang padahal yang melakukan ratusan orang dan dikerahkan oleh GIDI. Tidak ada tindak tegas apa pun oleh negara kecuali menangkap dua orang, dan dua orang itu pun didesak GIDI untuk dilepaskan,” ungkap Rokhmat.

Maka Rokhmat pun mengecam keras kepada pemerintah yang tidak menindak tegas pelaku kerusuhan Tolikara pada Idul Fitri kemarin. “Harusnya, ditangkap itu pimpinan GIDI, jangan hanya pelaku di lapangan saja. Dulu pimpinan FPI ditangkap padahal tidak terjun di lapangan, tetapi mengapa hal yang sama tidak dilakukan kepada GIDI?”

Menurut Rokhmat, kalau sekarang pemerintah tidak bertindak tegas lagi atas sikap ngelunjak GIDI terkait Idul Adha nanti, berarti negara kalah oleh kelompok minoritas yang bersalah dan ngelunjak itu. Maka jangan salahkan kalau umat Islam mengecam tindakan penguasa, jangan salahkan umat Islam yang menilai bahwa penguasa sekarang itu semakin berpihak kepada non Muslim yang melakukan kekerasan dan kesalahan tetapi justru mengabaikan umat Islam yang mayoritas ini.

“Yang membuat negeri ini merdeka dari penjajah itu siapa? Justru umat Islam, tetapi kok setelah merdeka malah diinjak-injak penguasa. Yang menjajah negeri ini kan negara-negara kafir penjajah yang Kristen itu!” pungkasnya.

Sebelumnya, Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan pada Sabtu, (5/9) mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh agama, pejabat pemerintah dan aparat keamanan di Tolikara. Pertemuan itu dilakukan guna membahas proses rekonsiliasi dan persiapan Hari Raya Idul Adha 1436H di Tolikara.

Kepada kiblat.net, tokoh Islam Karubaga, Kabupaten Tolikara, Ustadz Ali Muchtar menegaskan bahwa dalam pertemuan itu pihak Gereja Injili di Indonesia (GIdI) meminta 3 syarat jika kaum Muslimin Tolikara ingin berlebaran Idul Adha.

Pertama, mereka minta nama baik GIDI dibersihkan. Kedua, GIDI minta dua tersangka yang ditangkap oleh Polda Papua segera dibebaskan. Ketiga, GIdI minta kasus ini diselesaikan secara adat, tidak menggunakan hukum positif. (mediaumat.com, 8/9/2015)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*