Ternyata, 9 Pimpinan IM Ditembak dan Disiksa Secara Keji Rezim Kudeta

mesir rusuhKesimpulan hasil penyelidikan Organasisasi Arab untuk Hak Asasi Manusia di Inggris membantah versi resmi pemerintah Mesir atas meninggalnya sembilan pemimpin Ikhwanul Muslimin dalam “bentrokan” dengan pasukan keamanan Mesir tanggal 6 Oktober di kota Giza.

Mendagri Mesir Jenderal Mohamed Ibrahim pada Juli lalu menyatakan polisi tidak pernah melepas tembakan. Justru, masih menurut Ibrahim, polisilah yang ditembaki oleh demonstran. Dirinya menegaskan, pihak aparat hanya menggunakan gas air mata untuk membubarkan para demonstran. Alasannya, para demonstran telah menyebabkan jembatan setempat terganggu oleh asap ban yang sengaja dibakar.

Namun laporan investigasi yang dipublikasikan www.aljazeera.net pada Senin (7/9), menyatakan terdapat puluhan bukti yang ada tentang, “pelenyapan orang-orang yang ditahan dan disiksa setelah ditembakkan peluru tajam ke tubuh mereka tanpa adanya justifikasi hukum, membuat tindakan untuk melakukan pembunuhan yang direncanakan terlebih dahulu di luar proses hukum.”

Para pemimpin Ikhwan adalah: Hisham Khalifa, Hisham ElDesoki, Moatasem Ajizy, Abdel Fattah Ibrahim, Ismail Taher, Hisham Khafaji, Nasser al-Hafi, Osama al-Husseini, dan Yusuf.

Laporan organisasi HAM itu menunjukkan bahwa bukti medis dan otopsi membenarkan bahwa beberapa dari mereka tewas dalam posisi yang lebih rendah dari si pembunuh, dan yang lain-lain tewas ditembak di bagian belakang kepala, punggung, samping, suatu hal yang membantah klaim perlawanan bersenjata dari mereka.

Dia menambahkan bahwa setelah menampilkan gambar-gambar yang jelas terhadap tubuh dari para ahli forensik ditemukan bahwa beberapa orang mati setelah disiksa dengan pukulan mesin tumpul (tongkat dan pemukul), sengatan listrik, dibakar di bagian tubuh yang berbeda, sebelum pasukan keamanan menembakkan peluru tanpa perlawanan sedikit pun dari mereka.

Organisasi Arab untuk Hak Asasi Manusia mendasarkan hal itu pada informasi dan bukti dari keluarga sembilan korban tewas dan beberapa foto penguburan yang diperoleh dengan izin, video, foto, dan kesaksian dari beberapa orang yang ikut memandikan dan mengkafani korban sebelum penguburan.

Laporan itu mengatakan bahwa jumlah kematian  mendokumentasikan langsung penghilangan secara fisik sejak pertama kali pada bulan Januari 2015 dan sejauh ini terdapat 22 orang dengan bukti untuk membuktikan kebohongan Mendagri terhadap mereka, sementara 41 kasus tewas dengan kondisi yang sama dan terus membutuhkan penyelidikan yang hati-hati dan seksama.

Ikhwanul Muslimin secara tidak adil telah dirugikan dengan tindakan yang mengerikan dan menyedihkan.[] Riza Aulia/Joy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*