Pengamat dan akademisi ekonomi syariah UPI Dr Arim Nasim menegaskan selama penyebabnya tidak dihilangkan, maka pemicu krisis keuangan akan terus berulang.
“Pemicu itu akan terus terjadi selama penyebabnya ini terus ada. Dan kalau hanya fokus pada pemicu maka selamanya hanya akan berganti-ganti masalah,” ungkapnya dalam talkshow Halqah Islam dan Peradaban (HIP) Edisi 58: Krisis Ekonomi dan Skenario Kejatuhan Jokowi di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta, Rabu (9/9).
Arim menyebutkan penurunan daya beli masyarakat, pelemahan rupiah, inflasi, defisit neraca pembayaran, pelarian modal ke luar negeri atau turunnya indeks harga gabungan hanyanyalah pemicu krisis moneter. Penyebabnya adalah penerapan sistem ekonomi kapitalis. “Penyebab melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar adalah faktor internal dari penerapan sistem ekonomi kapitalis,” tegasnya.
Sistem ekonomi kapitalis yang dimaksud dalam hal ini ada lima. Pertama, pondasi ekonomi yang dibangun di atas riba. “Sehingga dengan adanya riba atau bunga terjadi peningkatan jumlah uang tidak disertai peningkatan barang atau jasa, kondisi ini menyebabkan inflasi,” bebernya.
Kedua, muncul sektor non riil. Yaitu menjadikan uang dan surat berharga sebagai komoditas yang diperdagangkan sehingga uang seperti halnya barang lain bisa naik turun harganya/kurs-nya sesuai dengan permintaan dan penawaran terhadap mata uang tersebut.
Ketiga, sistem moneter yang tidak berbasis emas dan perak atau munculnya fiat money. “Sistem moneter berbasis uang kertas ini menghasilkan uang kuat dan uang lemah,” tuturnya.
Keempat, APBN berbasis utang. Padahal utang oleh para kapitalis dijadikan sebagai salah satu alat penjajahan ekonomi. “Dan saat ini Indonesia sudah masuk jeratan utang para kapitalis,” ungkapnya.
Kelima, liberalisasi atau privatisasi sumber daya alam yang merupakan milik umum. Negara seharusnya mengelola SDA sebagai sumber utama pemasukan negara. Karena dikuasai swasta maka negara memungut pajak dari rakyat untuk kegiatan negara.
Dalam acara yang dihadiri sekitar 350 peserta hadir juga pembicara lainnya, yakni: Ketua DPP HTI Ustadz Rokhmat S Labib (keynote speacker); pengamat politik dan ekonomi Salamuddin Daeng; anggota Dewan Pembina Gerindra Fuad Bawazier dan Ketua Lajnah Siyasiyah DPP HTI Yahya Abdurrahman.[]Inshany al-Fatah MRv/Joy