HTI Press, Dompu. Aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Dompu Muhammad Sholeh menyatakan sistem demokrasi tidak mungkin melahirkan pemimpin yang dapat mengatur masyarakat dengan baik dan amanah. “Karena demokrasi adalah sistem yang rusak,” ujarnya dalam acara Halqah Islam dan Peradaban (HIP) Edisi 1 Dompu: Pemimpin Dambaan Umat, Ahad (6/9) di Aula Gedung PKK Kabupaten Dompu.
Dalam acara yang dihadiri sekitar 150 orang dari berbagai kalangan tersebut, ia menghimbau peserta untuk meninggalkan sistem kufur tersebut. “karena menerapkan demokrasi hanya akan melahirkan kerusakan demi kerusakan,” ujarnya.
Sedangkan pembicara lainnya, aktivis HTI Bima Muhammad Ayyubi memaparkan sosok pemimpin dalam Islam. Ia menjelaskan untuk menjadi seorang pemimpin dambaan umat maka harus shiddiq, tabligh, amanah dan fathanah (STAF).
“Pemimpin yang ‘STAF’ hanya kompatibel dengan sistem Islam yakni Khilafah Islamiyah bukan demokrasi,” pungkasnya.
Antusiasme seluruh audien dalam acara ini sangat luar biasa. Hal tersebut terlihat dalam sesi tanya jawab. Saat sesi tanya jawab dibuka, sebagian besar audien laki-laki mengacungkan tangan untuk bertanya. Sayangnya, walaupun ada permintaan dari salah satu tokoh peserta HIP agar ada tambahan waktu 30 menit, namun dengan berat hati moderator harus mengakhiri acara HIP ini karena waktu sewa gedung hanya sampai pukul 11.00 Wita. [] MS/Joy