Anggota DPR (pura-pura ?) kaget, melihat angka kemiskinan bertambah. Padahal semua tahu, kebijakan rezim Jokowi yang neo-liberal, seperti menaikkan harga BBM-lah yang turut menambah beban kemiskinan rakyat. Kenapa selama ini anggota DPR cendrung diam saat BBM diserahkan ke harga pasar ? Tentu, aneh kalau DPR katanya mewakili rakyat tidak tahu kenyataan itu.
Seperti yang dilansir Liputan6 online (15/9), Komisi XI DPR mengaku kaget dengan paparan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin yang menyebut kenaikan jumlah penduduk miskin pada Maret 2015 menjadi 28,59 juta jiwa. Angka ini bertambah 860 ribu penduduk miskin dari realisasi September 2014 sebanyak 27,73 juta jiwa.
“Saya kaget dengan angka-angka ini. Kami kerja kerja capek-capek, anggaran besar tapi tidak terealisasi apa yang direncanakan,” ujar Ketua Komisi XI DPR, Fadel Muhammad dalam RDP RAPBN 2016 di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (15/9/2015).
Pemerintah, kata dia, perlu memperhatikan perkembangan angka kemiskinan yang mengalami peningkatan sepanjang periode September 2014-Maret 2015. “Pemerintah tolong perhatikan ini. Mudah-mudahan rakyat tidak mencemooh kita setelah melihat perkembangan yang ada,” jelas Fadel.
Anggota Komisi XI dari Fraksi PDI Perjuangan, Andreas Eddy Susetyo menambahkan hal yang sama. Dia mengaku terkejut bahwa APBN yang berasal dari rakyat dan untuk rakyat justru belum membuahkan hasil.
“Kami kaget, sebenarnya APBN buat siapa sih?. Pantas saja BPS terlambat mengumumkan data kemiskinan terbaru, ternyata angka penduduk miskin naik toh,” ujar dia.
Sebelumnya, Kepala BPS, Suryamin mengungkapkan, basis penduduk miskin di Indonesia pada bulan ketiga ini sebesar 28,59 juta orang dengan prosentase 11,22 persen terhadap total penduduk Indonesia. Angka tersebut mengalami kenaikan dari realisasi jumlah penduduk miskin di periode Maret dan September tahun lalu.
“Jumlah ini terjadi kenaikan 860 ribu orang miskin dibanding realisasi jumlah penduduk miskin sebesar 27,73 juta di September 2014. Sedangkan dibanding Maret 2014 yang 28,28 juta jiwa, angka orang miskin di Maret 2015 bertambah 310 ribu,” jelas dia.
Suryamin merinci, jumlah penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2015 sebanyak 10,65 juta orang atau lebih rendah dibanding orang miskin di pedesaan yang mencapai 17,94 juta orang. Sementara pada Maret 2014 dan September 2014, penduduk miskin di perkotaan dan pedesaan masing-masing 10,51 juta jiwa dan 17,77 juta jiwa serta 10,36 juta jiwa dan 17,37 juta jiwa. (AF)