Muslimah HTI Serukan Solusi Krisis Ekonomi
HTI Press, Jakarta. Indonesia kembali di ambang krisis ekonomi. Harga bahan pangan yang melambung menjadi awal pertanda krisis. Sejak Januari 2015, harga berbagai jenis pangan naik, dan terus merangkak naik usai lebaran. Pelemahan rupiah turut menjadi indikator krisis di Indonesia. Pada 7 September 2015 tercatat rupiah melemah hingga menyentuh level 14.246 per dollar AS.
Tentu kondisi ini telah mengakibatkan penderitaan rakyat, termasuk kaum perempuan. Bahkan turut berperan dalam bertambahnya jumlah orang miskin di Indonesia. Harus ada penyelesaian untuk permasalahan ini.
Untuk itu Muslimah HTI menyelenggakan acara Diskusi Terbatas dan Konferensi Pers Krisis Ekonomi, dengan tema: Di Ambang Krisis Ekonomi 2015: Sebab, Dampak, Dan Solusinya Bagi Perempuan dan Keluarga Indonesia. Kamis, 17 September 2015 bertempat di ruang anggrek hotel Gren Alia Cikini Jakarta. Acara yang dimulai pukul 10.00 WIB ini dihadiri oleh sekitar 80 peserta diantaranya para aktifis, pegiat ekonomi dan tokoh-tokoh publik serta rekan-rekan jurnalis.
Dalam sambutannya Ketua DPP Muslimah HTI ustadzah Ratu Erma Rahmayanti, beliau menyampaikan harapannya agar acara yang diselenggarakan Muslimah HTI dapat mencapai targetnya yaitu mampu memberikan solusi terhadap krisis ekonomi yang melanda negeri ini. Diskusi ini dipandu oleh ustdzah Rezkiana Rahmayanti, menghadirkan dua pembicara: ustadzah Dr. Estyningtias dan ustadzah Nida Sa’adah SE, Ak. M.E.I yang membahas sebab, dampak dan solusi bagi krisis ini.
Ustadzah Estyningtias memperjelas bahwa sangatlah besar dampak krisis ini terhadap perempuan dan keluarga. Ketika krisis ekonomi ini terjadi maka akan menjadi alasan bagi perempuan untuk membantu perekonomian keluarga dengan bekerja. Kemudian aktivitas bekerja bagi perempuan menjadi habits dan lumrah ditengah-tengah masyarakat.
Dengan mudah akhirnya perempuan melupakan tugas utamanya yaitu sebagai ibu dan pengatur rumahnya, keluarga terabaikan dan pengasuhan anakpun terlalaikan. Kondisi ini jelas menjadi peluang anak terjebak dalam narkoba, pornografi, dll.
Ustadzah Nida Sa’adah menjelaskan krisis yang menimpa Indonesia ini bukanlah tanpa sebab. Allah Swt telah menjelaskan dalam ayatnya, bahwa kerusakan di muka bumi ini adalah karena ulah tangan manusia.
Ekonomi saat ini yang berbasis pada: Ekonomi ribawi, Penetapan suku bunga saham dan bursa saham, dan fiat money adalah bentuk dari pelanggaran terhadap aturan Allah. Selama ekonomi masih bertumpu pada sektor non riil maka krisis seperti ini akan terus terjadi.
Solusi yang diberikan pemerintahan Jokowi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan meluncurkan paket September. Namun, paket yang diberikan ini tidak menyentuh permasalahan sesungguhnya. Solusi hakiki untuk menyelesaikan krisis ini adalah kembali pada solusi Islam. Solusi yang berasal dari Allah Swt dimana harus ada perubahan sistem untuk saat ini kepada sistem Islam, termasuk sistem ekonomi Islam.
Dalam acara ini dilakukan Penandatanganan Petisi Intelektual untuk Bangsa oleh para tokoh yang hadir. Di akhir acara Ustazah Iffah Ainur Rochmah membacakan press release sebagai pernyataan sikap tegas dari Muslimah HTI terhadap derita perempuan dan keluarga indonesia akibat krisis ekonomi 2015, maka syariah-khilafah solusinya.
Jubir Muslimah HTI ini menegaskan bahwa Satu-satunya jalan untuk mengakhiri krisis ekonomi yang melanda negeri ini adalah dengan meninggalkan sistem ekonomi kapitalis; menghapus sektor non riil yang berupa riba, perseroan terbatas (PT) yang menerbitkan saham dan pasar modal, serta menghentikan penggunaan uang kertas tanpa jaminan logam berharga (fiat money). Dan Sistem ekonomi Islam adalah satu-satunya pilihan untuk menata ekonomi bangsa ini. Sistem ekonomi yang bersumber dari Allah inilah yang akan mewujudkan ekonomi yang tumbuh, stabil dan bebas krisis serta berkeadilan.[]