Disayangkan, Persatuan Umat Islam hanya pada Ibadah Haji Saja
HTI Press, Langsa. Ibadah haji, menurut aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Langsa Mutia, bukan hanya memiliki makna akan keagungan pelaksanaan ibadah mahdhah atau rukun Islam yang kelima saja, namun juga merupakan cerminan persatuan umat Islam.
“Akan tetapi hal yang sangat disayangkan bahwa persatuan kaum Muslimin hanya ada saat melakukan ibadah haji,” jelasnya dalam kajian Mar’atus Shalihah: Idul Adha Momentum Haji dan Persatuan Umat, Ahad (20/9) di Masjid Raya Kota Langsa, Aceh.
Namun setelahnya, lanjut Mutia, nasionalisme yang dimunculkan dari paham sekulerisme dengan gemilang kembali memunculkan sekat di tengah-tengah umat Islam dunia, yang menjadikan kaum Muslimin hanya sibuk memperhatikan kepentingan pribadi dan negaranya saja serta abai dengan kondisi kaum Muslimin yang ada di belahan dunia lainnya.
Maka tidak aneh, meskipun saat ini kaum Muslimin di Suriah, Palestina, Irak, Afghanistan, Xinjiang, Moro, Miyanmar (Rohingya), Pattani dan lain sebagainya, tengah mengalami kesulitan hidup dan harus meregang nyawa karena pembataian yang dilakukan oleh penguasa negeri namun kepedulian dari kaum Muslimin atau pemerintahan di negeri-negeri kaum Muslimin lainnya terasa sangat kurang bahkan ada yang benar-benar abai karena menganggap bahwa itu bukan permasalahan mereka.
“Di sinilah letak pentingnya khilafah sebagai sistem kenegaraan yang akan menyatukan kaum Muslimin di bawah penerapan hukum yang satu yaitu syariah Islam secara menyeluruh yang akan mengikat dan menyatukan mereka dalam ukhuwah yang satu dan erat,” bebernya.
Di hadapan sekitar 30 ibu rumah tangga, penggerak majelis ta’lim, ketua perwiridan, pegawai negeri, guru, mahasiswi yang hadir, pemateri mengajak seluruh umat Islam untuk bersatu mempererat ukhuwah Islam, memperjuangkan Islam demi tegaknya Khilafah Rasyidah ‘ala Minhajin Nubuwah. []Musri/Joy