Pemerintah Sebenarnya Bisa Tutup Defisit Anggaran Tanpa Pinjaman

utangTerkait rencana pemerintah yang akan meminjam $4,2 Miliar dari Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk menutupi defisit anggaran disesalkan peneliti senior CORE Indonesia Muhammad Ishak.

“Alasan pemerintah untuk menarik pinjaman luar negeri untuk menambal defisit APBN, menunjukkan jika pemerintah saat ini, tidak berbeda dengan rezim-rezim sebelumnya. Perbedaannya hanya dalam tataran retorika,” ujarnya kepada mediaumat.com, Kamis (24/9) melalui surat elektronik.

Menurut Ishak, semestinya pemerintah mampu mengusahakan pembiayaan APBN secara mandiri dan melepaskan ketergantungan pada utang. “Banyak sumber-sumber dana yang dapat diusahakan dari dalam negeri terutama melalui pendapatan dari pengelolaan sumber daya alam,” bebernya.

Sayangnya, pemerintah tidak berdaya dihadapan investor-investor asing khususnya yang kakap. Sebagai contoh hingga saat ini pemerintah masih harus bernegosiasi secara alot dengan 34 perusahaan Kontrak Karya (KK) untuk mengimplementasikan UU Minerba yang sudah ditetapkan enam tahun lalu, tepatnya tahun 2009. Pemerintah misalnya, susah payah menaikkan royalti emas PT Freeport dari 1% menjadi 3,75%. Pemerintah juga kesulitan mencari dana untuk mengambil saham PT Freeport hingga 30% karena divestasi itu harus dibeli.

“Padahal jika mengaku berdaulat, tentu tidak susah mengatur keberadaan investor asing di negara ini,” pungkasnya.(mediaumat.com, 26/9/2015)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*