Berdakwah menjelaskan Islam yang sebenarnya di Eropa menurut Juru Bicara Hizbut Tahrir Inggris Raya Taji Mustafa adalah hal serius yang harus diperjuangkan dalam kehidupan. Tetapi dari tantangan dakwah, Taji merasakan tantangannya berbeda antara tahun 1990-an dengan tantangan dakwah sesudah tahun 2000-an.
Menurutnya, pada 1990-an warga Muslim di Inggris mulai bersemangat untuk mempelajari Islam. Ketika itu kelompok-kelompok Islam sepertinya berkompetisi untuk menarik perhatian umat agar ikut mengkaji Islam bersama mereka.
“Yang lebih kita hadapi pada tahun 1990-an bagaimana kita berkompromi dengan mereka semisal di dakwah kampus siapa yang akan menjadi pembicara, apakah minggu ini pembicara dari Hizbut Tahrir, minggu depan dari Salafi atau dari ikhwan, dan hal-hal semisal itu,” ungkapnya kepada koresponden Media Umat di Inggris beberapa waktu lalu.
Tetapi tantangan yang berbeda yang benar benar serius adalah sesudah peristiwa penyerangan gedung kembar WTC di Amerika pada 11 September 2001. Tony Blair ketika itu menyatakan kepada semua warga Ingris dan warga dunia bahwa peristiwa 9/11 disebabkan dari orang-orang yang mempelajari Islam secara komprehensif yakni Islam sebagai satu kesatuan umat—tidak hanya 5 rukun Islam–, semisal Islam yang menginginkan bersatunya umat di bawah satu kepmimpinan kekhilafahan. Blair menyatakan bahwa konsep-konsep Islam seperti itulah yang menyebabkan seseorang menjadi seorang pembunuh, atau teroris.
Dan pernyataan-pernyataan semisal yang memusuhi Islam tersebut mulai difokuskan secara masif oleh pemerintah untuk menekan komunitas Muslim di UK. Kemudian pemerintah UK ketika itu menyatakan perlu diambil tindakan terhadap pemikiran-pemikiran keislaman dan terhadap kelompok Islam dan orang-orang Islam itu sendiri.
“Nah, inilah tantangan sesudah 9/11 pada tahun 2000-an, ternyata yang kita selama ini pelajari, dan yang selama ini kita percayai sebagai solusi untuk umat dituduh sebagai penyebab terorisme,” ungkapnya.
Oleh karena itu Hizbut Tahrir sebagai bagian dari umat, tampil ke tengah masyarakat UK melawan tuduhan-tuduhan dan agenda pemerintah UK untuk mendiskriminasi Islam dan umat Islam. Boleh dikatakan semenjak 9/11 Hizbut Tahrir lah secara langsung yang melawan tuduhan-tuduhan dari pemerintah di dalam menyudutkan Islam dan umat Islam.
“Kita hadir di acara-acara diskusi di televisi, wawancara di media masa cetak ataupun elektronik, benarkah Islam sebagai akar terorisme? Apakah suatu permasalah dengan umat Islam ingin bersatu dibawah kekhilafahan? Dan Alhamdulillah kita mampu menjawab tuduhan-tuduhan pemerintah Ingris ketika itu dan menjelaskannya ke tengah umat,” ungkapnya.
Tetapi tantangan yang diberikan oleh pemerintahan Blair terus membesar dan membesar sehingga yang dahulu tuduhan dialamatkan hanya kepada Islam secara general, sekarang pemerintah berusaha membagi grup-grup dakwah Islam menjadi dua bagian yaitu grup yang moderat dan grup yang ekstrim untuk memecah belah umat Islam di Barat.
Pada awalnya mereka menyatakan yang esktrimis itu adalah yang menggunakan kekerasan di dalam pencapaian tujuan di dalam menerapkan Islam. Kemudian sesudah itu mereka menyatakan bahwa yang ekstrimis itu adalah yang menginginkan tegaknya syariat Islam dan tegaknya khilafah. Dan sekarang definisi ekstrimis adalah pelajar Muslim yang masuk dalam perkumpulan Islam di kampus, atau yang berbicara tentang dakwah Islam, atau yang berjenggot adalah indikasi dari ekstrimis dan sebagai cikal bakal teroris.
Jadi tantangan yang dihadapi sekarang tidak hanya tuduhan yang mengena pada satu grup saja kalau dulu Hizbut Tahrir, tetapi juga tuduhan yang mengena kepada siapa saja yang menyatakan diri mereka sebagai Muslim dan menyatakan Islam sebagai jalan hidup mereka.
Jadi kalau dulu tantangannya pada awal isu terorisme adalah Muslim yang dituduh melakukan kekerasan, sekarang ini serangannya kepada hampir semua nilai-nilai, ide-ide dan praktek-praktek Islam.
Yang ingin mereka tanamkan pada masyarakat Ingris pada saat sekarang adalah bahwa Islam dan Muslim adalah masalah besar di dalam masyarakat Barat. Itulah tantangan yang dihadapi oleh umat Islam di Barat sekarang.[] ardi muluk/joy