Derasnya upaya menggencarkan legalisasi LGBT dikecam Dadang Hawari. Pakar dan Praktisi Psikiater dari UI ini menegaskan LGBT termasuk gay (homo) merupakan penyakit kelainan kejiwaan.
Kepada Tabloid Media Umat (25/9), Dadang mengatakan tidak benar kalau itu dikatakan bawaan genetik. Penelitian yang terakhir tidak membuktikan bahwa ini genetik. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2000 an oleh seorang profesor dari Universitas Minnesota Amerika.
Menurutnya, LGBT terjadi karena lingkungan, karena sosial. Dimulai pada anak-anak umur lima tahun. Bila salah didik, pada umur tersebut dapat mengalami gangguan identitas jenis. Dan itu berlangsung terus pada remaja bahkan hingga dewasa. Awalnya, orang-orang tidak menyadari salah satu anggota keluarga atau masyarakatnya terkena gangguan ini.
Jelas, ini tidak ada hubungannya dengan genetik, paparnya . Di Barat banyak yang terkena gangguan ini karena struktur keluarga tidak utuh lagi. Jadi banyak anak-anak liar dan berkembang semaunya. Tidak ada tuntunan apalagi tuntunan agama. lelaki dan perempuan campur aduk. Akhirnya karena pengaruh lingkungan menjadi homoseksual atau lesbian.
Jadi sekali lagi – tegasnya- tidak benar karena genetik. Semua anak Adam dilahirkan fitrah, suci, bersih tanpa dosa, tanpa noda. Orang tuanyalah yang menjadikan Majusi atau Nasrani. Orang tua di sini terutama yang di rumah, ayah ibu.
Terakhir pakar Psikiater ini menghimbau peran orang tua di sekolah, bapak ibu guru, orang tua di masyarakat, orang-orang dewas, agar berperan lebih besar lagi melawan penyimpangan ini .
“ Jadi sensorsif terhadap masalah ini sama juga dengan sensorsif terhadap masalah pornografi. Apalagi ini dilarang oleh agama, Allah SWT sendiri memberi tahu bahwa ini dilarang. Masa kita mau melawan Allah? ujarnya []