Pernyataan HTI Menyambut Tahun Baru Hijriah 1437 H

Maktab I’lamiy
Hizbut Tahrir
Indonesia

NO: 278 12 Oktober 2015 /27 Dzulhijjah 1436 H

PERNYATAAN HIZBUT TAHRIR INDONESIA

Menyambut Tahun Baru Hijriah 1437 H

 

Alhamdulillah kita telah memasuki tahun baru 1437 H. Tapi, meski tahun telah berulang kali berganti, kehidupan masyarakat belum juga terbebas dari berbagai persoalan yang tengah menghimpit. Pemerintahan di bawah Presiden Jokowi, yang semula sangat diharap bisa membawa negeri ini ke arah yang lebih baik, ternyata tak kunjung mampu memenuhi janji-janjinya. Problem lama belum teratasi, problem baru terus bermunculan. Kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya dan pendidikan menjadi carut-marut tidak karuan. Harga-harga barang dan jasa terus-menerus meningkat, membuat hidup makin tidak mudah meski sekadar untuk mencari sesuap nasi. Akibatnya, rakyat terus hidup dalam penderitaan. Jumlah orang miskin meningkat. Begitu juga dengan pengangguran. Kriminalitas merajalela di mana-mana. Meski berbagai langkah telah ditempuh oleh pemerintah, tapi belum terbukti mampu mengatasi berbagai persoalan itu secara menyeluruh.

Hizbut Tahrir Indonesia berpendapat, berbagai langkah yang ditempuh oleh pemerintah itu memang tidak bakal mencukupi oleh karena langkah tersebut tidaklah menyentuh problema dasar dari munculnya berbagai persoalan itu. Yakni akibat diterapkannya sistem sekuler, utamanya sistem kapitalisme – liberal, dalam pengaturan bidang ekonomi, politik, sosial, budaya dan pendidikan sejak Indonesia merdeka. Diyakini, sistem selain Islam pasti akan berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhan, sebagaimana dibuktikan selama lebih dari 70 tahun Indonesia merdeka, sistem tersebut berulangkali menjerumuskan negeri ini dalam berbagai krisis. Apalagi ditambah dengan cengkeraman neoimperialisme yang makin nyata atas negeri ini. Di sinilah Hizbut Tahrir Indonesia melihat pentingnya seruan penerapan sistem Islam yang bersumber dari syariah Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Secara imani, penerapan syariah merupakan kewajiban setiap muslim, apapun latar belakang ormas, orpol, profesi, etnis dan jabatan mereka. Secara faktual seruan ini sesungguhnya juga merupakan bentuk kepedulian setiap muslim, termasuk Hizbut Tahrir Indonesia, secara nyata dalam mengatasi berbagai persoalan yang tengah mencengkeram negeri hingga saat ini. Diyakini dengan penerapan syariah, kebaikan akan melingkupi seluruh penduduk negeri ini karena memang Islam diturunan sebagai rahmatan lil alamin.

Tapi, meski tuntutan penerapan syariah sebagai solusi atas krisis multidimensi ini makin kuat menggema di berbagai daerah di Indonesia, tapi diakui bahwa upaya penegakan syariah tidaklah mudah. Perlu waktu dan upaya terus menerus yang didukung oleh berbagai komponen umat bagi tercapainya cita-cita itu. Karena itulah Hizbut Tahrir Indonesia memandang perlu adanya upaya-upaya intensif secara terus-menerus guna memberikan penerangan, penjelasan dan wawasan yang utuh dan menyeluruh tentang syariat Islam kepada masyarakat, agar 1) Terbentuk kesadaran dan pendapat umum tentang pentingnya penerapan syariat Islam bagi penyelamatan Indonesia dari jurang keterpurukan yang lebih dalam akibat berbagai persoalan yang tengah menghimpit, 2) Terbentuk kesadaran dan pendapat umum tentang keluasan, keutuhan dan ketangguhan syariah dalam menyelesaikan problematika kehidupan dan kewajiban penerapannya oleh tiap muslim dan oleh negara, 3) Terbangun keinginan kuat dari masyarakat untuk hidup di bawah naungan syariah Islam. Selanjutnya diharapkan syariat Islam di tahun mendatang bisa lebih “memasyarakat”, sehingga Islamophobia atau syariatophobia tak lagi ada. Masyarakat yang telah memiliki kesadaran tentang pentingnya syariah inilah yang bakal menjadi tonggak pendorong utama bagi penegakan syariah oleh negara.

Berkenaan dengan hal itu semua, khususnya dalam menyambut Tahun Baru 1437 Hijriah, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

  1. Menyerukan kepada umat Islam, khususnya para pejabat pemerintahan di pusat dan daerah, pimpinan orpol dan ormas Islam, anggota parlemen di pusat dan di daerah, para perwira dan anggota TNI/Polri, para ulama, wartawan, cendekiawan, para pengusaha dan serikat-serikat pekerja, serta para pemuda, pelajar dan mahasiswa untuk secara sungguh-sungguh berjuang bagi tegaknya syariah Islam di negeri ini. Serta secara sengaja menempatkan perjuangan penegakan syariah sebagai agenda utamanya. Sesungguhnya mengamalkan syariah dalam kehidupan pribadi dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta bersegera meninggalkan neoliberalisme dan neoimperialisme merupakan kewajiban setiap muslim, dan bentuk paling nyata dari pengamalan hijrah non fisik sebagaimana yang dimaksud Nabi, bahwa orang yang berhijrah adalah yang meninggalkan apa yang dilarang Allah SWT. Lagi pula, kemana lagi kita akan mengadu, setelah sosialisme hancur dan kapitalisme, neoliberalisme dan neoimperialisme makin menunjukkan keburukannya, bila tidak kepada Islam?
  2. Menyerukan kepada umat Islam di mana pun berada agar pada tahun 1437 H mendatang untuk lebih meningkatkan keteguhan iman, persaudaraan, persatuan dan solidaritas ummat untuk bangkit dan bersatu menerapkan syariah, menegakkan kembali khilafah Islamiyyah yang akan menjaga setiap jengkal negeri Islam, melawan neoliberalisme dan neoimperialisme serta mewujudkan kembali izzul Islam wal muslimin

Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia

 

Muhammad Ismail Yusanto

Hp: 0811119796 Email: Ismailyusanto@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*