Berdirinya Khilafah ala Minhajin Nubuwah di Suriah , Perkara yang Ditakutkan Koalisi Iblis

Serangan bertubi-tubi terhadap bumi Syams yang diberkahi oleh koalisi Iblis, telah menunjukkan apa sesungguhnya yang mengkhawatirkan mereka. Tidak lain adalah berdirinya Khilafah di bumi Syam. Inilah sejatinya yang mengkhawatirkan negara-negara imperialis seperti Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Inggris yang bergabung dalam koalisi Iblis.

Seperti biasa koalisi iblis mengatasnamakan perang melawan terorisme sebagai alasan. Setelah sebelumnya, mereka membangun opini tentang ancaman terorisme lewat berbagai rekayasa. Termasuk mengatasnamakan perang terhadap kelompok-kelompok tertentu yang dimonsterisasi sebagai kelompok teroris. Kalau sebelumnya mereka mengatasnamakan perang melawan al Qaida, saat ini mereka mengatasnamakan perang melawan ISIS.

Namun sesungguhnya yang mereka takuti dari revolusi Syam ini adalah berdirinya Khilafah. Untuk itu, mereka melakukan penambahan kata-kata yang buruk dan keji terkait Khilafah, seperti Khilafah teroris. Pensifatan buruk terhadap Khilafah ini, jelas merupakan propanda yang menunjukkan ketakutan mereka berdirinya Khilafah ala Minhajin Nubuwah sejati di Syam.

Padahal semuanya sudah paham, Amerika, Inggris, Rusia, dan anggota koalisi Iblis lainnya, yang merupakan teroris sejati. Merekalah yang melakukan pembantain terhadap kaum muslim di Iraq, Afghanistan, Suriah. Mereka pulalah yang melakukan berbagai makar di negeri Islam yang menyebabkan tertumpahnya darah kaum muslim. Mereka pulalah yang menjadi pendukung utama penguasa-penguasa diktator di negeri Islam  yang melakukan aksi terorisme terhadap rakyatnya sendiri. Merekalah pendukung rezim Bashar yang buas, diktator Sisi sang pembantai, dan rezim sebelumnya seperti Khadafi di Libya, Saddam Husain di Irak.

Ketakutan akan berdirinya Khilafah tampak dari pernyataan Francois Hollande dalam pertemuan Norman . Presiden Perancis ini mengatakan: “Suriah dibagi menjadi dua bagian, sebagian dikendalikan oleh rezim Assad, dan yang sebagian besar dikuasai oleh kekacauan dan oposisi, yang tujuan akhirnya adalah Khilafah yang sama, dan ini akan menjadi kasus terburuk. Untuk itu, kami tidak akan pernah menerima kejadian tersebut dan hal-hal yang mengarah ke sana.”

Hal senada disampaikan menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov tidak lama setelah pembicaraan antara Presiden Rusia Putin dan Deputi Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman bin Abdul Aziz yang didampingi Menteri Pertahanan Saudi Pangeran Muhammad bin Salman al Saud pada Ahad (11/10).

Seperti yang dilansir  situs arabic.rt.com ( 12/10) pada akhir pertemuan menlu Lavrov mengatakan Presiden Putin dan Menteri Pertahanan Saudi menekankan “kesamaan yang sempurna” terkait sejumlah tujuan dimana Moskow dan Riyadh tengah berusaha untuk mewujudkannya di Suriah, terutama kebutuhan untuk mencegah kemenangan “Khilafah teroris” di wilayah Suriah. Menurutnya, operasi militer Rusia di Suriah hanya ditujukan terhadap organisasi “negara Islam”, Jabhah an-Nusrah dan kelompok-kelompok teroris lainnya.

Kenapa Barat dan sekutu-sekutunya khawatir terhadap berdirinya Khilafah ? Jawabannya adalah jelas. Keberadaan Khilafah akan menjadikan Islam sebagai sebuah sistem hidup yang menyeluruh diterapkan di tengah-tengah kaum muslimin.

Berdirinya Khilafah juga akan mempersatukan umat Islam di seluruh dunia. Khilafah juga akan melakukan pembebasan negeri-negeri Islam yang ditindas dan menyebarluaskan Islam ke seluruh penjuru dunia. Inilah yang mereka takuti, Khilafah akan menghentikan penjajahan mereka terhadap dunia Islam sekaligus menumbangkan penguasa-pengusa boneka Barat yang selama ini setia melayani kepentingan rakus penjajah Barat.

Meskipun diantara mereka sesungguhnya terdapat banyak perbedaan karena kerakusan dan kedengkian mereka, namun untuk menghadapi berdirinya Khilafah,  mereka bersatu. Meskipun terkadang tampak berselisih, semua itu sekedar retorika politik . Tujuan mereka di Suriah adalah sama dan jelas, yaitu menghentikan keinginan kuat rakyat Syam untuk menegakkan Khilafah. Untuk itu mereka melakukan apapun, termasuk mempertahankan rezim Bashar yang telah melakukan pembantaian terhadap rakyatnya sendiri.

Semua itu berada dalam koordinasi Amerika. Inilah yang dengan tegas disampaikan Hizbut Tahrir dalam selebarannya yang berjudul : Amerika dan Rusia Dalam Invasi Brutalnya Atas Wilayah Suria , Keduanya Merupakan Dua Sisi Mata Uang Buatan Amerika! Dalam selebaran yang dikeluarkan tanggal 27 Dzulhijjah 1436 H (11 Oktober 2015 M), Hizbut Tahrir menjelaskan  semua tindakan Rusia dalam koordinasi dengan Amerika Serikat.

Pasalnya, Amerika mengalami kesulitan yang besar menyelesaikan persoalan Suriah. Berbagai solusi yang sudah dirancang Amerika gagal, seperti membuat  kelompok oposisi, menggunakan Iran dan partai pendukungnya dari Lebanon. Sementara itu, kondisi rezim Bashar semakin melemah. Amerika akhirnya menggunakan tangan Rusia untuk membombardir kelompok-kelompok  revolusioner yang berseberangan dengan kepentingan Amerika.

‘Ala kulli hal, semua makar musuh-musuh Allah ini akan gagal. Sebagaimana kegagalan Amerika di Irak dan Afghanistan. Akan mengulangi Kegagalan asal negara  Rusia (Soviet) di Afghanistan. Sementara atas izin Allah SWT Khilafah ala Minhajin Nubuwah akan segera tegas. Perkara yang merupakan janji Allah (wa’dullah) dan kabar gembira dari Rosulullah SAW (busyro Rosulillah). Allahu Akbar (Farid Wadjdi)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*