Utsman Bakhasy: Masa Depan Pasti Milik Islam

Pengantar:

Dalam konteks Arab Spring, ‘Revolusi Suriah’ itu unik. Pertama, karena ‘Revolusi Suriah sangat alot dan berjalan cukup lama hingga kini. Kedua, sebagian besar elemen revolusi tak sekadar ingin menumbangkan Rezim Assad, tetapi juga menghendaki pendirian kembali Khilafah Islam untuk mengganti sistem sekular yang sudah usang. Ketiga, karena ‘Revolusi Suriah’ ditelikung oleh banyak kepentingan Barat. Akibatnya, Barat—yang notabene kafir penjajah—terus mengintervensi revolusi sekaligus membelokkan revolusi ke arah yang yang sesuai dengan kepentingan mereka. Yang paling mutakhir adalah intervensi militer Rusia di Suriah atas restu dan kerjasama dengan Amerika di balik layar.

Pertanyaannya: Bagaimana sebetulnya situasi Suriah mutakhir? Apakah intervensi Barat kafir penjajah bakal berhasil mengaborsi ‘Revolusi Suriah? Ataukah ‘Revolusi Suriah’ bakal melahirkan perubahan yang benar-benar baru, tak hanya pergantian rezim, tetapi juga perubahan sistem ke arah sistem pemerintahan islami, yakni Khilafah Islam?

Itulah di antara secuil pertanyaan kepada Utsman Bakhash, Direktur Media Hizbut Tahrir Pusat, dalam wawancaranya dengan Redaksi kali ini. Berikut wawancara lengkapnya.

Berbagai berita media menyebutkan Rusia makin meningkatkan intervensinya di Suriah. Ada apa di balik itu?

Rusia sangat khawatir akan kebangkitan raksasa Islam, melalui tegaknya kembali Khilafah Islam. Presiden Rusia, Dmitry Anatolyevich Medvedev, pada saat menjabat (tahun 2011), telah memperingatkan bahwa Arab Spring merupakan peristiwa penting, menyerupai jatuhnya Tembok Berlin. Hal yang sama berulang diungkapkan oleh Menteri Luar Negri Rusia, Lavrov. Terakhir, dia menyampaikan di hadapan Dewan Keamanan PBB, pada 29/9/2015, bahwa tentang pentingnya membentuk aliansi internasional meliputi Amerika, Rusia, Eropa, Cina, Iran, Arab Saudi, Turki dan Yordania untuk mencegah kembalinya Khilafah Islam.

Medvedev juga mengatakan pada 2015/10/18, bahwa intervensi Rusia bukan hanya membela pribadi (Bashar Assad), melainkan demi menjaga keamanan nasional Rusia dari bahaya (Negara Khilafah). Alhasil jelas, intervensi Rusia dirancang untuk mematahkan revolusi rakyat Suriah dan mencegah Khilafah berdiri.

Bagaimana hubungan intervensi Rusia itu dengan Amerika dan strategi Amerika di Suriah?

Jelas terdapat kesepahaman antara kedua negara ini. Latar belakangnya, seperti diketahui bahwa sejak pemerintahan Hafid al-Assad, Suriah berada di bawah kendali Amerika. Nah, saat ini Amerika menggunakan tangan Rusia untuk mengaborsi revolusi rakyat Suriah. Rusia senantiasa menggunakan hak vetonya setiap kali muncul usulan di Dewan Keamanan PBB tentang solusi atas Krisis Suriah.

Dengan begitu, tampak seolah-olah Amerika berada di pihak rakyat Suriah yang sedang melakukan perlawanan, tetapi Rusia berkeras menghalangi hal itu. Padahal kedua negara inilah yang mendesain isi Konferensi Jenewa I, yang hingga kini menjadi acuan solusi damai Krisis Suriah sebagaimana yang dikehendaki Amerika. Namun, dalam menjalankan rencananya itu, Amerika membutuhkan cover Rusia, untuk memberikan legitimasi internasioal.

Inilah yang Obama bahas bersama Putin pada pertemuan mereka di Meksiko. Itu dilakukan sebelum pengumuman Perjanjian Jenewa, yang hingga sekarang tetap menjadi acuan solusi politik sebagaimana dinginkan AS.

Bagaimana perkembangan situasi Suriah, khususnya terkait kemajuan gerak elemen-elemen revolusi?

Perkembangan terakhir yang paling menonjol dan terjadi setiap hari adalah intervensi Rusia secara terang-terangan melalui agresi militernya. Rusia melakukan apa yang tidak bisa dilakukan Rezim Assad dan juga sekutunya Iran.

Intervensi militer Rusia yang sangat intens dan serangan udara yang Rusia lakukan tiada lain agar kekuatan Bashar Assad dan sekutunya mampu merebut kembali wilayah-wilayah yang telah lepas dari kekuasaanya. Namun, sejauh ini, hingga tanggal 20 -10-2015, pasukan darat Assad gagal memanfaatkan bantuan serangan udara Rusia.

Pasukan Assad telah kehilangan semangat berperang setelah menderita kekalahan yang memalukan selama dua tahun terakhir. Serangan udara tanpa semangat bertempur di daratan tak ada gunanya dalam menyelesaikan konflik apapun.

Bagaimana dengan skenario De Mistura, juga sikap elemen-elemen revolusi terhadap skenario itu?

De Mistura tak lain adalah boneka Amerika seperti delegasi PBB sebelumnya, baik Lakhdar Brahimi atau Kofi Annan. Amerika mengalihkan perhatian rakyat Suriah dengan berbagai pertemuan dari satu kota ke kota lainya. Itu hanyalah gembar-gembor tanpa isi. Amerika sejatinya berupaya mengulur waktu agar instrumen yang dia miliki, baik Bashar Assad, Iran maupun pengikut mereka, berhasil mematahkan kehendak pejuang revolusioner.

Peran De Mistura adalah menjalankan poin-poin Kesepakatan Jenewa I, dengan mengarahkan kelompok perlawanan untuk menerima gencatan senjata secara bertahap atas dasar kemanusiaan, mulai dari Kota Aleppo hingga daerah-daerah lainnya. Namun, skenario ini kandas saat berhadapan dengan kesadaran pejuang revolusioner yang luhur dan kokoh.

Meski demikian, Amerika masih tetap menggantungkan sekenarionya pada cara-cara keji melalui pertumpahan darah yang terus-menerus. Tujuannya untuk menyeret para pemimpin kelompok perlawanan agar menerima solusi politik. AS juga melakukan penangkapan dan pembunuhan secara terorganisir terhadap para pemimpin perlawanan yang ikhlas dan tidak mau bersikap kooperatif terhadap solusi AS.

Berbagai pihak internasional, Amerika, Rusia, Eropa dan lainnya menerima keberadaan atau keterlibatan Asad dalam pemerintahan dan solusi atas Suriah. Seperti apa strateginya?

Semua pihak, khususnya Amerika, menyadari bahwa Rezim Assad telah berakhir dan tidak mungkin kembali. Saat Amerika bisa memastikan keberadaan agen pengganti yang berjalan di atas skenarionya, tak ada masalah bagi Amerika untuk membuang antek lamanya ke tempat sampah. Namun, sejauh ini Amerika gagal menyiapkan agen pengganti Assad tersebut walaupun cara-cara penumpahan darah telah dilakukan.

Bila kita teliti secara seksama, dapat kita temukan bahwa butir-butir Kesepakatan Jenewa I memang sudah berbicara tentang periode transisi tanpa lagi mempertimbangkan nasib Assad. Tujuan dari masa transisi itu adalah untuk memastikan penyerahan kendali seluruh urusan kepada agen baru agar tetap berjalan sesuai skenario dan rencana Amerika.

Oleh sebab itu, tak aneh bila kita selalu menemukan kata kunci dari setiap pernyatan-pernyataan, bahwa Amerika menginginkan agar negara (Suriah) dan strukturnya tetap terjaga. Dengan kata lain, Amerika selalu berusaha agar lembaga-lembaga inteligen dan alat-alat repsesif pemerintah Suriah tetap terjaga. Sebab, keberadaannya bagaikan tongkat yang kapan saja bisa digunakan untuk menekan masyarakat hingga tetap bertekuk lutut di hadapan rezim.

Bagaimana sikap elemen-elemen revolusi dan rakyat Suriah terhadap rencana itu?

Jawaban singkatnya tampak dalam kelanjutan pertumpahan darah di Suriah. Hal ini dengan jelas menunjukkan penolakan keras atas kejahatan Amerika dan dunia internasional, juga menunjukan bahwa kelompok perlawanan yang ada di hotel-hotel tidaklah mencerminkan sikap rakyat Suriah yang sedang melakukan revolusi di dalam. Mereka telah gagal meloloskan berbagai kesepakatan khianat dalam rangka mematahkan tujuan revolusi meski mereka didukung berbagai pihak.

Lalu apa dan bagaimana seharusnya tindakan yang dilakukan oleh elemen-elemen revolusi agar tujuan revolusi tercapai dan mencegah pengaborsian revolusi di Suriah?

Pertama: Mereka harus menyadari sepenuhnya bahwa Revolusi Suriah layak menjadi cikal bakal kekuatan yang akan menghancurkan dominasi Barat, bukan hanya di Suriah, melainkan atas umat Islam secara keseluruhan.

Kedua: Mereka harus menyadari bahwa perubahan wajib dilakukan murni karena Allah SWT. Konsekuensinya, kelompok perlawanan wajib berlepas diri dari para penguasa pengkhianat dan tidak bergantung pada mereka. Karena itu, janganlah menyangka bahwa penguasa ini atau penguasa itu bermaksud baik terhadap rakyat Suriah. Sebaliknya, para pemimpin perlawanan hendaknya terus memompa semangat seluruh umat Islam untuk berdiri bersama mereka dan berjuang menjatuhkan para penguasa antek tersebut.

Sekali lagi hal itu tidak mungkin dilakukan kecuali dengan meruntuhkan seluruh pilar-pilar rezim tiran yang ditanamkan Barat serta berusah keras untuk mendirikan Negara Khilafah sesuai dengan manhaj kenabian, yang telah dijanjikan Allah SWT dan Rasul-Nya. Tak lupa, seluruh umat Islam yang lain tak boleh hanya menjadi penonton. Sebaliknya, mereka wajib menolong saudara-saudaranya di Suriah.

Bagaimana peran Hizbut Tahrir sendiri di Suriah?

Sejak hari pertama keberadaannya, Hizbut Tahrir berdakwah untuk membebaskan umat Islam dari dominasi penjajah Barat. Hal ini dilakukan dengan cara membongkar kepalsuan sistem yang ditanamkan penjajah serta membangun kesadaran umum umat dengan pemikiran Islam yang lurus. Denngan itu umat Islam diharapkan enggan menerima konsep jalan tengah dan tidak pula mencampuradukan antara keimanan dan kebatilan; juga enggan terjebak menerima konsep negara sipil dengan rujukan Islam, negara demokrasi atau konsep Barat lainnya.

Urusan umat ini tak akan kembali menjadi baik kecuali dengan pendirian Negara Khilafah yang menerapkan hukum-hukum Islam di seluruh aspeknya. Hizbut Tahrir memiliki akar yang sangat kuat di Suriah. Para syabab-nya hidup di tengah-tengah rakyat Suriah, memimpin mereka dalam pertempuran kesadaran politik, mengungkap makar dan strategi musuh, serta menjaga arah revolusi agar tidak kehilangan kompas.

Apa yang bisa diprediksi akan terjadi di Suriah ke depan?

Masa depan pasti milik agama yang agung ini. Hal ini tidak bisa dibantah. Sebab, ia merupakan janji Allah SWT terlepas dari berbagai bencana dan kemunduran yang menimpa. Akhir dari perhelatan antara para pejuang kebenaran dan para pejuang kebatilan merupakan perkara pasti. Allah SWT berfirman (yang artinya): Allah telah menetapkan, “Aku dan Rasulku pasti menang.” Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa (TQS al-Mujadilah: 31).

Rasulullah saw. pun telah mengabarkan tentang Roma yang bakal ditaklukan oleh kaum Muslim setelah Konstantinopel. Mudahan-mudahan segera terealisasi. yang agung ini.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*