Cepatnya respon Presiden Jokowi terhadap bom Prancis tetapi seakan tidak menganggap ada masalah di Suriah dan Palestina dipersoalkan berbagai pihak tak terkecuali Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
“Tetapi memang patut dipertanyakan kalau dengan Prancis Jokowi langsung menyatakan bela sungkawa dan mengutuk pelakunya, mengapa untuk Suriah dan negeri Muslim lainnya yang nyata-nyata diperangi Amerika, Prancis, Rusia dan sekutunya, demikian pula tindakan brutal penjajah Yahudi di Palestina, Jokowi diam saja?” ungkap Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Rokhmat S Labib kepada mediaumat.com, Senin (16/11) melalui telepon selular.
Kalau di Prancis itu kan hanya sekali-kali, kalau di Suriah itu setiap hari. Pesawat Rusia juga terus-terusan membombardir, targetnya ngawur, yang kena ya warga sipil tak berdosa. “Tidak sedikit anak-anak dan perempuan tak berdosa menjadi korbannya, bahkan bukan hanya ratusan tetapi ratusan ribu kaum Muslimin dibantai Amerika dan sekutunya,” beber Rokhmat.
Jangan jauh-jauh dengan yang di Suriah, dengan nasib umat Islam yang dibantai di Myanmar saja Jokowi diam. “Maka apa yang dilakukan Jokowi itu patut dipertanyakan solidaritas dia terhadap sesama Muslim. Mengapa kepada orang-orang kafir begitu pedulinya tetapi kepada sesama Muslim tak nampak rasa kepeduliaannya?” ungkap Rokhmat.
Padahal, “Hancurnya dunia lebih ringan di sisi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang Muslim,” tegasnya mengutip hadits riwayat an-Nasâ`i dan at-Tirmidzi.
Rokhmat pun memprediksikan, ini sebagai sinyal untuk menggairahkan kembali perang melawan terorisme versi Amerika. Karena Jokowi —sebagaimana pendahulunya— selalu latah mengikuti apa maunya Amerika. “Lagi-lagi Islam yang dituduh, umat Islam yang jadi korban,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo