HTI Press, Kendari. Ada yang menarik dari Festival Keraton Nusantara se ASEAN yang dilaksanakan di Kendari 13/11. Perhelatan akbar yang dihadiri peserta dan para Sultan serta Raja se-ASEAN ini ditangkap Hizbut Tahrir Indonesia Sulawesi Tenggara untuk menyelenggarakan Diskusi bertajuk Menapaki Jejak Syariah dan Khilafah di Nusantara. Tema ini sangat relevan dengan perjuangan HTI yang menyerukan syariah dan Khilafah. Pasalnya Keraton dan kesultanan merupakan dua hal yang tidak terpisahkan dengan kekuasaan Islam yang membentang dari Maroko hingga Merauke.
Hadir sebagai naras umber La Fariki selaku ahli sejarah Sulawesi Tenggara dan Saenuddin selaku Humas HTI Sultra. La Fariki mengangkat topik persebaran Islam di Sulawesi Tenggara dan kaitannya dengan Kekhilafahan Turki Utsmani. Beliau menjelaskan bahwa Sultan Buton merupakan Sultan di Nusantara yang dilantik oleh utusan Khalifah Turki Utsmani yakni Syaikh Abdul Wahid setelah pernyataan keislamannya. Islam lalu meluas ke seluruh jazirah Sulawesi Tenggara melalui dakwah dan kekuasaan.
Adapun Saenuddin menjelaskan bahwa kekhilafahan di ujung kekuasaannya memang telah mengalami reduksi yang cukup signifikan sehingga, konsepsi kekuasaan Islam sudah tidak murni berasal dari pemahaman Islam, tetapi telah tercampur dengan infiltrasi tsaqofah barat. Dalam konsep pemerintahan Islam, Sultan adalah jabatan yang setara dengan Khalifah atau amirul mu’min, sehingga seyogyanya Khalifah atau sultan cukup satu. Tetapi akibat adanya pereduksian inilah kesultanan di nusantara ini menjadi banyak, dan masing-masing memiliki konstitusi. Ini adalah bentuk penyimpangan secara fiqhiah. Namun demikian kesultanan nusantara merupakan bukti sejarah otentik bahwa Khilafah yang saat ini sedang diperjuangkan HTI pernah eksis di nusantara ini. Untuk itulah HTI memperjuangkan kembalinya Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian bukan mengikuti manhaj Ustmani, Abbasiah ataupun Muawiyah.
Diskusi yang dilaksanakan pada malam hari di stand HTI dipandu oleh Host Ardiagung berlangsung hingga pukul 23.00 Wita. Tidak kurang dari 100 peserta hadir dengan antusias dan tidak beranjak dari tempat duduknya. Peserta menitipkan harapan perjuangan kepada HTI dalam memperjuangkan tegaknya kembali Khilafah di Nusantara ini. [] ardhy