Jawab Soal Bersama Amir Hizbut Tahrir : Perkembangan Mutakhir di Medan Suria dan Apakah Ada Hubungannya dengan Serangan Paris?

بسم الله الرحمن الرحيم

Jawab Soal:

Perkembangan Mutakhir di Medan Suria

dan Apakah Ada Hubungannya dengan Serangan Paris?

 

Pertanyaan:

Situasi Suria, khususnya pasca serangan brutal Rusia, menjadi ajang militer bagi pesawat tempur Amerika, Rusia, Suria dan lainnya, di samping konflik militer darat … Pada waktu yang sama, pembicaraan politik di Wina yakni Konferensi Wina 1, 2 dan 3 juga makin meningkat, ditambah berbagai pembicaraan terpisah… Pertanyaan saya adalah: kenapa tidak terjadi benturan militer antara pesawat di udara padahal berasal dari negara-negara yang berbeda? Kemudian kenapa eskalasi militer ini diiringi dengan eskalasi politis? Dan terakhir, apa penyelesaian yang mungkin terjadi untuk masalah Suria? Kemudian apakah serangan Paris pada hari Jumat 13/11/2015, beberapa jam sebelum penyelenggaraan konferensi Wina ke-3 pada 14/11/2015, mempengaruhi penyelesaian yang mungkin terjadi pada masalah Suria? Atau serangan itu tidak ada hubungan dengan hal itu dan bahwa kesamaan waktu itu hanya kebetulan? Saya mohon jawaban akan tetapi tanpa masuk terlalu dalam pada analisis politis, akan tetapi jawaban sederhana yang mudah dipahami oleh masyarakat awam. Semoga Allah memberikan balasan yang lebih baik kepada Anda.

 

Jawab:

Saya akan mulai dari bagian akhir pertanyaan. Jika yang dimaksudkan dari penyederhanaan jawaban adalah agar jawaban itu jelas dengan dibuat point-point tanpa rancu dan ambigu dan dengan lafazh-lafazh yang memiliki konotasi yang jelas tidak diliputi tawriyah dan semacamnya … maka ini adalah karakter spesifik dari berbagai produk keluaran kami baik berupa leaflet (nasyrah), keterangan, jawab soal atau yang lain… Adapun jika yang dimaksudkan dengan penyederhanaan itu adalah agar tidak dikaji berbagai pendahuluan dan latar belakang berbagai masalah dan agar tidak diuji kedalaman faktanya dan sebab-sebabnya… Maka hal ini tidak bisa dilakukan dalam membahas krisis-krisis politik. Sebab, jawaban itu wajib dibangun berdasarkan data dan informasi yang diduga kuat kebenaran dan kesahihannya. Jika tidak dikaji fakta-fakta, dorongan-dorongan, sebab-sebab, dan bukti-bukti yang berhubungan, lalu dikaitkan dengan baik; maka jawaban akan bersifat dangkal dan candaan. Ini yang kami jauhi dalam berbagai produk keluaran kami. Kami berupaya agar jawaban itu benar dan lurus semampu kami. Mudah-mudahan dengan membaca jawaban kami ini menjadi jelas kejujuran dan kebenaran pandangan kami, insya’a Allah. Dan berikut jawaban untuk cabang-cabang pertanyaan Anda:

 

Pertama: Masalah Tidak Adanya Benturan:

Betul, negara itu berbeda-beda dalam hal nama dan letaknya, akan tetapi (ajarannya) dalam masalah krisis Suria adalah sama. Karena itu strategi hingga filamennya terkontrol. Berikut penjelasannya:

  1. Terkait dengan rezim Suria, rezim Suria adalah antek tulus Amerika pada masa Bashar dan bapaknya. Ia menjaga kepentingan-kepentingan Amerika dan kepentingan-kepentingan negara Yahudi… Penarikan diri Hafez Asad dari Golan dan penyerahan Golan kepada Yahudi, kemudian Hafez menjadikannya wilayah aman untuk Yahudi selama sekitar 40 tahun. Lalu rezim Suria ikut serta dalam koalisi Amerika selama perang teluk kedua pada tahun 1991. Lalu berbagai pembicaraan dan konspirasi yang diatur dan diarahkan oleh Amerika di kawasan; dan rezim Suria menjadi alat Amerika yang tunduk patuh dan dikontrol dengan politik Amerika … Semua itu membuat aksi pesawat Suria yang menyerang masyarakat berada dalam cakupan politik Amerika sehingga pesawat Suria tidak berdekatan dengan pesawat Amerika, bahkan pesawat Suria menjalankan misinya dalam cakupan strategi yang telah digariskan. Apa yang disebarkan pada tahun lalu, ketika aktifitas koalisi militeristik Amerika di Suria dimulai, bahwa pemberitahuan tentang hal itu telah diberikan kepada rezim … semua itu telah cukup dan tidak memerlukan penjelasan lebih banyak.
  2. Adapun tentang serangan Rusia terhadap Suria, bahwa itu terjadi dengan kesepakatan dengan Amerika dan dengan koordinasi diantara pesawat kedua pihak. Kami telah menjelaskan hal itu dalam produk keluaran kami tertanggal 11/10/2015 seputar masalah itu. Saya kutipkan sebagian yang ada hubungan: [Di sini datang bencana. Amerika menampakkan diri bersama orang-orang revolusioner dan sulit baginya memerangi revolusioner secara terbuka, sementara mereka telah menimpakan bahaya atas rezim padahal alternatif Amerika belum matang sama sekali. Disitulah terjadi permainan api keji agar Rusia melakukan tugasnya. Peran Rusia adalah mendukung rezim dan menentang revolusioner secara terbuka. Perang terhadap revolusioner itu, Rusia punya justifikasi. Yaitu rezim Suria mengundang Rusia dengan perintah dari Amerika, dan itulah yang terjadi… Rusia setuju memainkan peran jahat keji di Suria demi Amerika!… Serangan Rusia dari udara, laut dan darat, dengan pangkalan dan penasehat mereka, adalah melalui koordinasi dengan Amerika, bahkan mewakili dan dengan perintah dari Amerika…. Semua orang yang berakal akan paham, pesawat tempur dua negara jika terbang di langit yang sama, itu terjadi dengan koordinasi keduanya sebagai dua teman atau dalam bentuk perang diantara keduanya sebagai musuh lalu saling tembak seperti perang manapun. Jika tidak, maka keduanya adalah dua teman yang berkoordinasi udara untuk merealisasi satu tujuan. Pernyataan kedua pihak menegaskan koordinasi ini. “Kementerian luar negeri Rusia mengatakan dalam keterangan yang dilansir di situsnya, Kamis 8/10/2015: “sesuai tugas dari presiden Rusia Putin dan sejawat Amerikanya Barack Obama dalam penutupan pertemuan keduanya di sela-sela sidang umum PBB, menteri luar negeri mendiskusikan jalan penyelesaian situasi di Suria, termasuk pentingnya menghindari terjadinya insiden di wilayah udara di atas Suria dan penguatan proses rekonsiliasi politik di Suria sesuai keterangan Jenewa 30/6/2015.” Keterangan itu menambahkan, kedua menteri luar negeri “memaparkan langkah-langkah implementasi kesepakatan Minsk seputar Ukraina yang ditandatangani pada 12 Februari…” (al-Hayat, edisi Rabu, 7/10/2015)] selesai.

Dan saya tambahkan:

Serangan Rusia ke Suria pada 30/9/2015 didahului langsung oleh pertemuan Obama dan Putin pada 29/9/2015. Pertemuan itu berlangsung selama 90 menit… Krisis Ukraina menjadi topik pertama. Sementara itu kedua kepala negara memfokuskan pada masalah di Suria pada bagian sisa pertemuan. Hasil-hasil pertemuan itu tampak secara langsung (dan pada 30/9/2015 Parlemen Rusia menyepakati secara bulat permintaan Putin menggunakan kekuatan udara Rusia di Suria) (Russia today, 30/9/2015)…

Sampai tentang posisi-posisi yang diserang oleh Rusia di Suria sebagian besarnya dengan kesepakatan dengan Amerika. CNN mengutip pada 4/10/2015: (Letnan Jenderal Andrey Kartopolovpejabat militer di staf angkatan bersenjata Rusia pada Sabtu sore 3/10/2015 mengatakan, tempat-tempat yang dijadikan sasaran oleh senjata udara Rusia di Suria sebelumnya telah diberitahukan kepada Moskow oleh komando militer Amerika bahwa itu adalah tempat-tempat yang ditempati teroris saja. Pejabat itu melanjutkan sesuai apa yang dikutip oleh kantor berita Itar Tass Rusia: “Amerika Serikat menginformasikan kepada kami melalui komunikasi bersama bahwa tidak ada selain teroris di tempat-tempat itu.”)

Terjadi koordinasi yang kuat antara pesawat-pesawat Rusia dan Amerika di udara Suria sampai-sampai digambarkan dengan latihan: (kementerian pertahanan Amerika Pentagon pada Selasa 3/11/2015 mengumumkan bahwa personel Amerika dan Rusia sukses melatih mekanisme yang memungkinkan pesawat-pesawat mereka yang melakukan aksi serangan di udara Suria melakukan kontak langsung untuk menghindari insiden. Juru bicara Pentagon Jeff Davis mengatakan bahwa pesawat Amerika “pada Selasa melakukan pengujian komunikasi yang telah disiapkan dengan pesawat Rusia” di udara Suria. Ia menekankan bahwa pengujian itu berlangsung selama “tiga menit” dan mencapai tujuannya”… Di sisi sebaliknya, kantor berita Rusia mengutip seorang jenderal di angkatan bersenjata Rusia, bahwa angkatan udara Amerika dan Rusia melakukan latihan bersama di Suria, pada hari Selasa.) (alarabiya.net: 3/11/2015)

Atas dasar itu, pesawat Amerika dan Rusia terbang di langit Suria dengan aman dari masing-masing kubu: pesawat Amerika membom di Suria dengan sepengetahuan rezim diktator. Pesawat Rusia membom di Suria juga dengan sepengetahuan rezim Suria… Pesawat Rusia lalu lalang di langit Suria melalui kesepakatan dengan Amerika dan dengan koordinasi diantara angkatan udara Amerika dan Rusia… Begitulah, benturan tidak terjadi, karena yang lalu lalang di langit Suria adalah teman yang harmonis. Makar mereka satu terhadap Islam dan kaum Muslim.

قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

“Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)? (TQS alMunafiqun [63]: 4)

 

Adapun jika keharmonisan hilang diantara keduanya, maka benturan pada waktu itu bisa terjadi.

 

Kedua: beriringannya aktifitas politik dengan aktifitas militer:

Sebagaimana diketahui bahwa rezim di Suria adalah antek pengikut hina bagi Amerika. Amerika menganggap Suria sebagai kawasan pengaruh miliknya untuk melayani kepentingan-kepentingannya. Amerika sekarang paham bahwa Bashar telah jatuh atau hampir jatuh. Bashar berada dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melayani kepentingan-kepentingan Amerika. Maka Amerika mencari alternatif antek yang menggantikan Bashar. Amerika khawatir Bashar jatuh sebelum Amerika menemukan pengganti Bashar… Karena itu, Amerika mendukung Bashar dengan berbagai cara, diantaranya aksi-aksi militer ini untuk merealisasi dua perkara:

Pertama, mendukung diktator Bashar sehingga dia tidak jatuh sebelum Amerika menemukan alternatif antek berikutnya untuk menggantikan antek lama. Dengan begitu tidak akan terjadi kekosongan yang diisi dengan jalan yang tidak sesuai dengan kalkulasi-kalkulasi Amerika… Kedua, tekanan berturut-turut terhadap warga Suria agar menerima pengganti yang dibuat Amerika dari koalisi dan dari faksi-faksi yang disebutnya moderat dan dari beberapa pendukung rezim. Karena itu, cara-cara aksi militer yang dipimpin oleh Amerika di Suria begitu beragam, baik berupa cara yang tunduk ke Iran atau partainya Iran atau pendukung-pendukungnya atau belakangan melalui angkatan bersenjata Rusia. Semuanya ada di satu sisi, yakni menyiapkan suasana untuk aksi politik yang pada tingkat pertama merealisasi kemaslahatan Amerika. Dan bagi Rusia itu untuk membuat kerelaan kepada Rusia secara relatif untuk meringankan sanksi-sanksi dan masalah Ukraina… Begitulah, aksi-aksi militer meningkat eskalasinya untuk menyiapkan suasana politik. Dengan memonitor apa yang terjadi, perkara ini menjadi jelas sekali. Berbagai pertemuan diadakan berturut-turut pada waktu dimana aksi-aksi militer juga terus berlanjut:

  • Pada 23 Oktober 2015 diselenggarakan pertemuan kuarteral pertama “Rusia, Amerika Serikat, Saudi dan Turki”. (Menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, “Para peserta pertemuan kuarteral Rusia, Amerika, Saudi dan Turki di Wina Jumat 23 Oktober 2015 sepakat seputar redaksi dukungan luar negeri untuk aktifitas politik di Suria… Ia menyebutkan bahwa semua menteri sepakat atas pentingnya menjaga Suria sebagai negara bersatu sekuler yang memiliki kedaulatan”… Kerry menggambarkan pertemuan empat menteri di Wina sebagai “konstruktif dan produktif”. Kerry menyebutkan bahwa Teheran telah menerima tawaran untuk bergabung ke perundingan khusus rekonsiliasi krisis Suria, seperti yang dikutip kantor berita Blomberg dari menteri Amerika…) (Russia Today, 23/10/2015)
  • Pada sore tanggal 29 Oktober 2015 diselenggarakan pertemuan kuarteral kedua (berakhir pada Kamis malam Jumat 30/10/2015, diselenggarakan pertemuan kuarteral menteri luar negeri Saudi, Turki, Rusia dan Amerika Serikat seputar jalan penyelesaian politik yang mengakhiri krisis di Suria. Empat menlu itu tidak memberikan pernyataan apapun kepada media massa pasca pertemuan tersebut … Menteri luar negeri Amerika, John Kerry, telah bertemu dengan sejawatnya menteri luar negeri Iran Mohammed Javad Zarif. Kerry menganggap pertemuan Wina tidak akan mengantarkan kepada penyelesaian politik segera. Akan tetapi mungkin pertemuan Wina akan menjadi kesempatan terbaik untuk menyelamatkan Suria dari neraka.) (alarabiya.net, 29/20/2015)

Bisa diperhatikan di sini Amerika konsern agar pertemuan-pertemuan itu terjadi antara Amerika dengan sekutu dan pengikutnya, Rusia, Turki, Saudi dan Iran. Hal itu untuk menyempurnakan kelompok dan berikutnya rencana-rencana Amerika akan berjalan tanpa gangguan Eropa! Amerika Serikat konsern mengundang Iran ke pertemuan-pertemuan itu: (Amerika pada 27/10/2015 mengumumkan bahwa Amerika menyampaikan undangan kepada Iran untuk hadir ke konferensi di Wina. Juru bicara kementerian luar negeri Iran Marzieh Afkham langsung menyatakan, “Kami telah menerima undangan. Telah diputuskan menteri luar negeri akan ikut serta di dalam pembicaraan.” (ash-sharqu al-awsath, 28/10/2015) Bukan hanya itu, bahkan Amerika berusaha menjauhkan Eropa dari pertemuan-pertemuan pertama sehingga bebas dari gangguan Eropa selama perundingan. Dengan begitu perundingan akan berlangsung dengan kehadiran sekutu dan para pengikutnya saja. Karena itulah Perancis gelisah. Sebagai reaksi, menteri luar negeri Perancis menyerukan malam amal pada 27/10/2015. Laurent Fabius mengatakan bahwa “malam amal” akan diadakan di kantor menteri luar negeri dengan dihadiri oleh partner Perancis dalam menangani krisis Suria”. Ia menambahkan bahwa mereka yang berkumpul akan mendiksusikan jalan transisi politik demi Suria bersatu dan demokratis, menghormati semua komponen bangsa, dan mendukung perang kita melawan teroris.” Akan tetapi, Amerika tidak menaruh perhatian terhadap “malam amal” itu, di mana Amerika hanya mengutus deputi menteri luar negeri Antony Blinken dan bukannya menlu John Kerry.) (BBC, 27/10/2015) Tampak bahwa pertemuan Perancis hanya usaha untuk mendapatkan tempat di perundingan Wina.

Hampir saja Amerika berhasil dalam terus menjauhkan Eropa, seandainya tidak meletus krisis pengungsi Suria dan beralihnya pengaruh krisis itu ke jantung Eropa, sehingga dikatakan bahwa krisis pengungsi membuat Eropa lupa dengan krisis Yunani… Terjadi pemfokusan terhadap masalah krisis pengungsi itu di media di Eropa selama empat bulan terakhir, khususnya oleh Inggris dan Perancis. Kemudian krisis pengungsi itu meningkat sampai menjadi pintu masuk untuk Eropa, khususnya Perancis dan Inggris untuk melintas ke arah krisis Suria. Akhirnya tidak terelakkan lagi kehadiran Eropa di pertemuan-pertemuan krisis Suria. Meski demikian, tampak jelas bagi orang yang memonitor masalah itu bahwa pembahasan-pembahasan serius adalah terjadi antara Amerika dan sekutu-sekutu dan para pengikutnya “Rusia, Saudi, Turki dan Iran.”

  • Pada 30 Oktober 2015, diselenggarakan pertemuan yang diperluas melibatkan tujuh belas negara, yang diikuti Eropa dan beberapa negara lainnya… disamping representasi PBB, Uni Eropa dan Liga Arab… Akan tetapi sudah diketahui bahwa yang mengendalikan secara riil dalam jalannya pertemuan adalah Amerika kemudian sekutu dan para pengikut Amerika!

Hal paling menonjol yang ada dari pertemuan itu adalah:

(Perundingan-perundingan baru tentang krisis Suria di Wina telah dimulai pada pagi hari ini dengan keikutsertaan sekitar dua puluh pihak … diantaranya Iran, dalam upaya mencapai penyelesaian politik yang mengakhiri krisis dan menjamin hengkangnya Asad melalui tahapan transisi… Di dalam pertemuan itu ikut serta delegasi dari Amerika Serikat, Rusia, Saudi, Turki, Cina, Inggris, Jerman, Perancis, Italia, Lebanon, Iran, Yordania, Qatar, Mesir, Oman, Irak, dan Emirat, disamping PBB dan Uni Eropa. Pertemuan itu dinilai sebagai pembicaraan pertama tentang Suria yang di dalamnya diikuti oleh Iran disamping kekuatan global dan regional yang berusaha untuk menyelesaikan krisis Suria.) (Aljazeera.net, 30/10/2015) Pertemuan itu lebih dekat kepada pertemuan pemuasan khususnya kepada Eropa… Dan diumumkan bahwa dua minggu kemudian akan diselenggarakan pertemuan berikutnya.

  • Pada 14/11/2015 diselenggarakan pertemuan. Di dalam keterangannya dinyatakan: (statemen pertemuan itu mengatakan bahwa wakil 17 negara ditambah Uni Eropa, PBB dan Liga Arab dalam pertemuan Wina sepakat atas jadual waktu tertentu untuk pembentukan pemerintahan transisi di Suria dalam waktu enam bulan dan penyelenggaraan pemilu dalam waktu 18 bulan meski ada perbedaan mereka atas masa depan Bashar Asad. Pertemuan internasional Wina dimulia hari Sabtu dengan dihadiri oleh Amerika Serikat dan Rusia sebagai upaya mengadakan penyelesaian politik untuk pertikaian di Suria dilatar belakangi oleh serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Paris dan perbedaan pendapat berkaitan dengan masa depan Bashar Asad. Hal itu seperti yang disampaikan oleh sumber diplomatik. Ini adalah pertemuan internasional kedua selama 15 hari. Pertemuan ini dilakukan hanya beberapa jam pasca serangan Paris yang menyebabkan setidaknya 128 orang tewas.) (Alarabiya.net, 14/11/2015 Wina-AFP)

(Menteri luar negeri Jerman juga mengatakan “meskipun masalah tersebut masih tetap saja tampak jauh dicapai, namun semua pihak sepakat seputar agenda. Dari sisinya, Kerry mengatakan dalam konferensi pers bersama di Wina dengan sejawatnya menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov dan utusan khusus PBB ke Suria Steffan de Mistura: lima anggota tetap dewan keamanan PBB sepakat atas dikeluarkannya resolusi untuk gencatan senjata di Suria dan penyelenggaraan pemilu dalam waktu 18 bulan.) (al-imarat al-yawm, 14/11/2015)

Begitulah, aksi-aski militer terus berlanjut dan perundingan juga terus berlanjut. Semua itu dengan irama Amerika untuk meraih dua tujuan yang telah kami sebutkan sebelumnya:

Pertama, mendukung diktator Bashar sehingga tidak jatuh sebelum Amerika menemukan alternatif antek berikutnya untuk menggantikan antek sebelumnya. Sehingga tidak akan terjadi kekosongan yang diisi dengan jalan yang tidak sesuai dengan kalkulasi-kalkulasi Amerika…

Kedua, tekanan berturut-turut terhadap warga Suria agar mereka menerima alternatif yang dibuat oleh Amerika berasal dari koalisi nasional, faksi-faksi yang disebut moderat dan sebagian pendukung rezim.

Jalan buntu Amerika di Suria terjadi. Amerika merekayasa pengganti-pengganti yang beragam, dengan jenis-jenis yang berbeda, seperti yang disebut Koalisi Nasioal dan lainnya diantara para pengikut dan alat-alat Amerika. Akan tetapi semuanya tidak mendapat penerimaan di dalam negeri (Suriah)… Karena itu Amerika meningkatkan eskalasi aktifitas militer, baik secara langsung maupun melalui Iran dan partainya Iran (Hizbullah) dan terakhir melalui Rusia. Semua itu merupakan upaya untuk menekan warga Suria agar menerima boneka-boneka Amerika sebagai pengganti berikutnya untuk Bashar sang agen lama.

 

Ketiga: penyelesaian yang bisa diprediksi di Suria:

Penelaahan pada fakta yang berlangsung di Suria dan kaitan-kaitan internasional, regional dan lokalnya, memberikan point-point yang bisa diprediksi sebagai berikut:

  1. Rezim Suria adalah antek Amerika pada masa Bashar dan sebelumnya pada masa bapaknya. Perkara ini tidak perlu penjelasan lebih banyak lagi…
  2. Kaum kafir imperialis menempatkan anteknya di tempat terpencil jika perannya telah habis dan menjadi tidak mampu lagi merealisasi kepentingan-kepentingan Amerika…
  3. Akan tetapi, mereka pada waktu yang sama konsern mendapatkan antek baru untuk menggantikan antek lama…
  4. Di situ terjadi jalan buntu bagi Amerika. Pengganti-pengganti dan koalisi nasional yang direkayasa Amerika seperti tangan tukang sihir yang tidak berhasil…
  5. Amerika gagal dalam mengadakan antek untuk menggantikan anteknya sekarang, maka Amerika khawatir Bashar akan binasa sebelum Amerika menemukan pengganti yang mengisi kekosongan itu…

 

Point-point catatan yang menjelaskan bahwa penyelesaian yang bisa diprediksi adalah satu dari tiga kemungkinan:

  1. Amerika terus mengundur-ngundur perundingan … Jenewa 1, 2, 3 … Wina 1, 2, 3 … dan lainnya … dan memperpanjang jangka waktu untuk berunding setelah satu atau dua bulan … dan pemerintahan transisi untuk satu atau dua tahun … Begitulah terus dilakukan menunggu adanya pengganti yang bisa diterima oleh masyarakat yang dia mampu merealisasi kepentingan-kepentingan Amerika. Pada saat yang sama, dukungan kepada Bashar terus berlanjut hingga dia tidak hancur sebelum waktunya. Hal itu dengan berbagai sarana dukungan jahat dari Amerika dan dari antek-anteknya dan dari Iran dan milisinya, dan dari Rusia dan komplotannya ….
  2. Menggunakan kekuatan internasional dan Non-internasional, Amerika memaksakan bonekanya dari kalangan Koalisi Nasional dan faksi-faksi moderat dan mereka mengumumkan sekulerisme memerangi Allah SWT dan Rasul-Nya saw, terhadap pemerintahan.
  3. Yang memegang pemerintahan adalah warga Suria yang jujur, warga Syam pusat dar al-Islam. Mereka menendang kaum kafir imperialis dan bonekanya serta sekulerismenya. Mereka mendirikan pemerintahan Islam, al-Khilafah ar-Rasyidah sehingga membuat mulia Islam dan pemeluknya dan menghinadinakan kekufuran dan penganutnya. Mereka menjadi seperti yang difirmankan oleh Allah SWT yang Maha Bijaksana:

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (TQS al-Isra’ [17]: 81)

 

Dan sesungguhnya warga Syam dan semua saudara (ikhwah) mereka di dalam Islam dengan daya dan kekuatan dari Allah akan menghalangi semua pemerintahan di bumi Syam kecuali pemerintahan Islam, dan menghalangi semua panji kecuali panji al-‘Uqab, panji Rasulullah saw, panji Lâ ilâh illâ Allâh Muhammad Rasûlullâh, dan dengan begitu mereka membersihkan bumi Syam dari kotoran para antek dan para penjajah.

 

Keempat: pengaruh serangan Paris dan kebersamaan waktunya dengan konferensi Wina:

Adapun tentang bersamaan waktunya Konferensi Wina dan pemboman Paris, dimana Konferensi terjadi beberapa jam setelah pemboman, maka jauh kemungkinan kebersamaan waktu itu dimaksudkan atau memiliki pengaruh efektif dalam Konferensi Wina kecuali pada kadar Amerika mengeksploitasi serangan Paris untuk membuat Perancis berhenti dari tuntutannya memerangi rezim Bashar. Sebaliknya Perancis akan sibuk memerangi apa yang disebut terorisme jauh dari Bashar, sehingga posisi Bashar terus berlanjut sampai Amerika menemukan pengganti untuknya. Perancis sebelumnya menentang Amerika dalam membatasi serangan udara atas apa yang disebut sebagai terorisme dan tidak menyasar rezim. Sekarang, Perancis jadi fokus pada yang disebut teroris dan bukan fokus pada rezim… Semua ini membuat Amerika menjalarkan filamen konspirasinya di Suria untuk mengadakan penyelesaian sekuler yang disembunyikan di kantongnya dan bukan al-Khilafah yang diserukan oleh warga Syam… Amerika melakukan itu dan Amerika kelihatan tenang terhadap kelangsungan Bashar hingga Amerika menemukan pengganti dan senggang dari konspirasi-konspirasinya. Hal itu setelah Bashar didukung oleh Iran dan partainya kemudian komplotan dan para pengikut Amerika dan terakhir dengan dukungan Rusia dan Amerika bisa menjauhkan bahaya Perancis dari rezim.

Ini dari satu sisi. Dari sisi yang lain, Obama memanfaatkan serangan Paris dalam memperbaiki potret pemerintahannya yang terpilih secara demokratis. Dapat diperhatikan pernyataan-pernyataan Obama dalam berdiri bersama Perancis dalam langkah-langkah Perancis melawan tanzhim dan terorisme, dimana pernyataan-pernyataan Obama meningkat eskalasinya! Seolah-olah Obama ingin dalam suasana kampanye pemilu presiden Amerika, Obama ingin agar ia tampak bertekad memerangi terorisme, dan bukan seperti yang dituduhkan oleh lawannya dari Republik bahwa pemerintahan Obama yang demokratis tidak berdiri menghadang terorisme dengan kuat. Ini berpengaruh menguatkan dukungan opini publik pemilu untuk orang-orang Demokrat. Pada konteks ini, pernyataan-pernyataan menteri luar negeri Amerika John Kerry pada Jumat 13/11/2015 di Tunisia dan pada hari yang sama dengan hari terjadinya serangan Paris, John Kerry mengatakan: “Hari-hari ISIS terbatas”. Hal itu ia ucapkan dalam komentarnya terhadap disasarnya orang yang disebut jihadi John… seperti bahwa pembicaraan Amerika tentang kekuatan yang tunduk kepada pelatihan mereka dan bahwa kekuatan itu meraih berbagai kemenangan di dalam negeri Suria menentang rezim ISIS, semuanya konteksnya sama.

Ada satu perkara yang tidak terelakkan untuk diperhatikan yaitu bahwa Barat mengeksploitasi serangan Paris dalam “memobilisasi pasukan” menentang Islam dengan klaim bahwa Islam di belakang pembunuhan warga sipil. Padahal merupakan fakta yang sudah tak terbantahkan bahwa menjadikan warga sipil sebagai sasaran dan bukannya kombatan dinilai sebagai perbuatan tidak syar’iy menurut pandangan Islam. Islam sepanjang sejarah dan sejak masa Rasululalh saw, menyengaja melindungi warga sipil yang bukan kombatan dari bencana perang, bahkan Islam memerintahkan menyelamatkan orang-orang lemah dan mereka adalah warga sipil yang tidak memiliki alat-alat perang untuk mempertahankan diri mereka sendiri… Dan bahkan dalam perang menghadapi musuh, Rasulullah saw berwasiat kepada pasukan Islami dengan hal itu:

«وَلا تَقْتُلُوا امْرَأَةً، وَلا وَلِيدًا، وَلا شَيْخًا كَبِيرًا»

“dan jangan kalian membunuh wanita, anak-anak dan orang lanjut usia.”

 

Para Khulafa’u ar-Rasyidin juga berpesan demikian. Abu Bakar ra berpesan kepada komandan pasukan:

(وَإِنَّكُمْ سَتَجِدُونَ أَقْوَامًا قَدْ حَبَسُوا أَنْفُسَهُمْ فِي هَذِهِ الصَّوَامِعِ فَاتْرُكُوهُمْ وَمَا حَبَسُوا لَهُ أَنْفُسَهُمْ… وَلَا تَقْتُلُوا كَبِيرًا هَرِمًا، وَلَا امْرَأَةً، وَلَا وَلِيدًا، وَلَا تُخْرِبُوا عُمْرَانًا…)

“dan sungguh kamu akan mendapati kaum-kaum yang mana mereka menahan diri mereka sendiri di biara-biara maka biarkan mereka dan apa yang di tahan oleh diri mereka sendiri… dan jangan kalian membunuh orang lanjut usia, wanita dan anak-anak, dan jangan kalian menghancurkan bangunan…”

 

Umar bin al-Khathab ra juga berpesan kepada komandan pasukannya:

(لَا تَغُلُّوا، وَلَا تَغْدِرُوا، وَلَا تُمَثِّلُوا، وَلَا تَقْتُلُوا امْرَأَةً، وَلَا صَبِيًّا، وَلَا شَيْخًا…)

“Jangan kalian melampaui batas, jangan berkhianat, jangan memutilasi, jangan membunuh wanita, anak-anak dan oran lanjut usia…”

 

Begitulah kaum Muslim hingga dalam perang mereka. Pasukan kaum Muslim yang sedang memerangi musuhnya, jika pedang jatuh dari musuhnya, tidak dia bunuh, akan tetapi ditunggu hingga musuhnya mengambil pedangnya kemudian memeranginya dengan mulia berhadap-hadapan… Meski bahwa fakta-fakta ini tak terbantahkan di dalam Islam dan Barat juga memahami itu dari sejarah kaum Muslim dan futuhat mereka, namun mereka mengeksploitasi insiden-insiden itu untuk memobilisasi kedengkian terhadap Islam dan kaum Muslim, dan itu adalah kedengkian buta. Dan jika mereka melakukan kejahatan, dan betapa banyaknya kejahatan mereka, mereka tidak menghentikannya dan bahkan menjustifikasinya. Sebaliknya, jika seorang Muslim melakukan kejahatan, mereka timpakan pada generasi Islam di tengah mereka bahkan mereka menyerang Islam itu sendiri seperti yang terjadi kemarin dan hari ini… Sungguh itu adalah kedengkian buta dan tidak bisa dipadamkan kecuali setelah berdirinya al-Khilafah. Al-Khilafah akan menuntut keadilan untuk setiap orang yang dizalimi oleh setiap diktator. Sehingga, cahaya al-Khilafah akan bersinar dan kebaikannya akan menyebar luas, bukan hanya meliputi negeri kaum Muslim saja, akan tetapi akan meliputi semua orang yang berakal dan hidup di dunia ini…

وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya. (TQS Yusuf [12]: 21)

 

 

6 Shafar 1437 H

18 November 2015 M

http://www.hizb-ut-tahrir.info/info/index.php/contents/entry_53297