Inilah Yang Diinginkan Amerika di Suriah

Tipu Daya Amerika Di Suriah , Amerika Berusaha Memanfaatkan Prancis

John Kerry, Menteri Luar Negeri Amerika mengatakan (17/11): “Kami secara teori berada pada jarak mingguan tentang kemungkinan peralihan besar di Suriah, dan kami akan terus melakukan penekanan dalam proses ini. Kami tidak berbicara tentang berapa bulan, namun berapa minggu, seperti yang kami harapkan.”

Pernyataan itu disampaikan setelah ia bertemu dengan Presiden Prancis Francois Hollande menyusul pengeboman yang berlangsung di Paris. Kerry menambahkan: “Kerja sama di tingkat tertinggi kami telah sepakat untuk berbagi informasi lebih lanjut. Sehingga saya yakin bahwa dalam beberapa minggu mendatang ISIS akan merasa sangat tekanan. Apa yang mereka rasa hari ini, yang mereka rasa kemarin, dan yang mereka rasa dalam beberapa pekan terakhir. Kami telah mendapatkan wilayah lebih luas, sementara wilayah mereka berkurang.” Kerry menekankan bahwa Hollande akan mengunjungi Washington pekan depan untuk bertemu dengan Presiden AS, Obama.

Amerika sangat serius dengan semua kekuatan dan tipu muslihatnya untuk mengaborsi revolusi Syam yang sedang melawan pengaruhnya dan para anteknya. Amerika menggelar berbagai konferensi, mengirim para utusan internasionalnya, dan memanfaat beberapa negara yang bersamanya, serta terlibat dalam berbagai konspirasinya. Amerika menggelar konferensi Wina pertama dan kedua, yang memutuskan nasib Suriah, dimana secara teori, Surian akan menjadi negara demokrasi sekuler dalam perbatasan Sykes-Picot .

Dengan demikian lembaga-lembaga dan aparat keamananan rezim penjahat tetap  berkuasa, dan hanya melakukan perubahan dalam beberapa hal. Untuk itu, Amerika memberikan prioritas dalam upaya menghentikan revolusi, dengan dalih gencatan senjata. Dalam hal ini, Amerika telah melakukan intervensi secara langsung dalam peperang, serta memasukkan Rusia, juga berusaha memanfaatkan insiden Paris untuk mencapai tujuannya.

Prancis telah mengumumkan keikutsertaannya dalam perang, bahkan Prancis telah mengirim pesawat tempur dan mulai membombandir berbagai tenpat di Irak dan Suriah. Prancis juga memutuskan untuk mengirim sebuah kapal induknya. Prancis mengumumkan keterlibatannya di dua negara, dan memeragi kaum Muslim melalui berbagai insiden. Sebenarnya kejadian-kejadian tersebut sebagai reaksi atas berbagai kejahatan Amerika. Dengan demikian maka orang yang buruk itu hidup dalam suasana gelap dan semakin gelap.

Amerika ingin memanfaatkan Prancis, Rusia, Iran dan partainya di lebanon, serta bonekanya, Turki, Arab Saudi dan lainnya untuk mempertahankan pengaruhnya di Suriah. Negara-negara tersebut tengah digiring seperti kambing di belakang Amerika dengan harapan mendapatkan beberapa padang rumput, seperti yang terjadi di Afghanistan dan Irak. Seandainya negara-negara tersebut memiliki kesadaran politik penuh, tentu mereka meninggalkan Amerika sendirian melawan kaum Muslim di negara ini sampai kaum Muslim mengalahkannya dan mengusirnya keluar Atlantik. Dengan demikian, negara-negara tersebut akan istirahat dari kejahatan dan tipu daya Amerika yang bermaksud untuk menguasai seluruh dunia, menjadikan dunia di bawah belas kasihnya, dan memperoleh sebanyak mungkin harta rampasan.

Namun perkembangan setiap harinya menegaskan bahwa kaum Muslim yang beriman, termasuk para pejuang revolusi Syam yang mukhlis memiliki kemauan lebih kuat, dimana mereka akan mengalahkan Amerika, dengan izin Allah, cepat atau lambat, seberapa pun besarnya kekuatan dan tipu daya Amerika. Setelah itu dunia akan damai dan aman dari kejahatan Amerika, sebaliknya kebaikan dan petunjuk akan tersebar di seluruh penjuru dunia (kantor berita HT, 23/11/2015).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*