Headline Tabloid Sun, Provokasi Islamophobia

Headline Tabloid Sun yang menulis 1 dari 5 muslim Inggris bersimpati kepada jihadis, memicu gelombang protes yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Organisasi Standar Pers Independen (IPSO). Pengawas telah mencatat adanya 450 pengaduan, yang merupakan keluhan terbanyak untuk cerita yang diterbitkan sejak 8 September 2014.

Jumlah keluhan yang lebih besar dari 400 diterima atas tulisan kolumnis, Sun, Katie Hopkins, yang menggambarkan kelompok migran sebagai “kecoa” dalam sebuah artikel pada bulan April. Juga melebihi 300 protes ke IPSO atas gambar kartunis Daily Mail, Mac, pada minggu lalu, saat ia menggambarkan migran Muslim melintasi perbatasan Eropa bersama tikus-tikus.

Meskipun judulnya sensasional, laporan The Sun mengakui bahwa “mayoritas  2,7 juta orang Inggris mengikuti Islam moderat”. Juga mencatat bahwa sejak survei Sky News pada bulan Maret, persentase Muslim yang mengungkapkan simpati untuk para pejuang Muslim Inggris di Suriah telah turun dari angka 28 persen. “Jumlah yang tidak bersimpati sama sekali untuk jihadis juga meningkat dari 61 persen pada Maret menjadi 71 persen saat ini.”

Headline tabloid itu memprovokasi respon kemarahan dari Dewan Muslim Inggris yang menuduh tabloid itu melakukan hal “yang sensasional”. Dr. Shuja Shafi, Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris (MCB), mengatakan, “Banyak Muslim yang menemukan jajak pendapat ini sulit untuk dipercaya. Sebagian besar dari hampir 3 juta Muslim Inggris membenci terorisme.

Beberapa jajak pendapat telah membuktikan hal ini, seperti banyak survei yang menunjukkan bagaimana hampir semua Muslim Inggris akan melaporkan seseorang dari komunitas Muslim ke polisi jika mereka tahu mereka sedang merencanakan suatu tindakan kekerasan.”

Kata Dr. Syafi’i jika ada satu orang saja yang “menyembunyikan simpatinya ” untuk ISIS maka itu “terlalu banyak” (www.independent.co.uk, 24/11/2015),

Apa yang dipublikasikan oleh The Sun jelas amat provokatif. Demikian pula tulisan kolumnisnya. Pemilihan diksi “kecoa” yang sangat kasar untuk menyebut kaum migran (Muslim) menunjukkan bahwa penulisnya amat emosional dan anti Islam. Hal yang sama ditunjukkan oleh Daily Mail dan kartunisnya yang menggambarkan migran Muslim bermigrasi melintasi perbatasan Eropa bersama tikus-tikus.

Apa yang dipublikasi beberapa media Barat, khusunya Inggris, ini jelas jauh dari standar jurnalistik yang objektif, jujur, adil dan dapat dipercaya. Mereka mengidap islamophobia. Celakanya, penyakit islamophobia ini coba mereka tularkan kepada masyarakat Barat. Semua upaya itu tidak lain untuk menutupi kejahatan negara-negara Barat sendiri yang dengan mesin perangnya terus membunuh kaum Muslim di Irak, Afganistan dan Suriah, serta terus mendukung kekejaman Israel di Palestina sampai sekarang. []arif

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*