Supremasi Kulit Putih, Ancaman yang Lebih Besar Dibandingkan “Islam Radikal”

Di saat politisi Partai Republik berbicara tentang bagaimana caranya mencegah para pengungsi Suriah untuk datang ke AS setelah serangan Paris, statistik menunjukkan bahwa ancaman terorisme sebenarnya jauh lebih dekat ada di dalam negeri.

Dalam peristiwa dua penembakan baru-baru ini yang dilakukan oleh pelaku putih di AS—satu penembakan dalam protes “Black Lives Matters” dan penembakan lainnya di sebuah klinik aborsi—tokoh-tokoh terorisme dalam negeri dari New America Foundation telah muncul kembali.

“Pekan Thanksgiving telah usai, & setelah adanya semua peringatan tentang Muslim, satu insiden teroris pada akhir pekan ini dilakukan seorang ‘hater’ kulit putih di Colorado.”—Michael Moore (MMFlint) November 30, 2015

Statistik thinktank menunjukkan bahwa serangan teror di wilayah AS sejak 11/9, dua pertiga kematian disebabkan oleh penyerang dari “sayap kanan”.

Ketika berbicara kepada Vox, David Sterman dari asosiasi program senior di New America Foundation, menjelaskan:

Ada pemahaman konvensional bahwa terorisme di AS dilakukan oleh asing dan dipandang sebagai masalah infiltrasi.

Tentunya ada alasan dari persepsi tersebut, yakni serangan 11 September dilakukan oleh orang-orang yang datang dari luar negeri. Dalam 330 kasus yang kami teliti sejak 11 September, kami menemukan 80 persen pelakunya adalah warga AS.

Jadi mungkin Donald Trump, yang telah menyerukan dibuatnya database dari semua Muslim di AS dan juga warga yang melakukan protes di masjid Amerika dengan membawa senapan serbu harus mengarahkan fokus mereka ke tempat yang semestinya. (rz/akmal)

Sumber: http://i100.independent.co.uk/article/white-supremacists-are-a-bigger-threat-to-the-us-than-radical-islam–Z1JOM0yf9g

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*