Perusak dan Penghina Islam Mendapat Penghargaan HAM

Dua orang wanita liberal yang dikenal perusak dan penghina Islam mendapat penghargaan HAM di Washington DC. Ayaan Hirsi dan Irsah Manji mendapatkan penghargaan Lantos Human Right Prize pada Kamis (10/12). Penghargaan ini menunjukkan inilah HAM ala Amerika, perusak dan penghina Islam dianggap pejuang HAM.

Dalam pemberitaan VOA Indonesia (12/12) disebut tentang Ayan Hirsi yang menerima ancaman mati dan Irsan Manji merupakan korban serangan ekstrimis Muslim di Indonesia. Disamping kedua orang ini, penghargaan HAM juga diberikan kepada Rebiya Kadeer yang pernah dipenjara selama tujuh tahun di China.

Ayaan Hirsi , Penghina Islam

Ayaan Hirsi Ali lahir di Somalia pada tahun 1969. Ayaan Hirsi Ali, mencari popularitas dan jabatan politik dengan menghina Islam. Politisi Belanda kelahiran Somalia ini mengecam Islam sebagai agama terbelakang dan merendahkan wanita. Dia juga menuduh Rosulullah saw sebagai orang yang sesat karena menikahi Aisyah ra yang masih kanak-kanak. Tidak kalah keji, di menuduh Rosulullah saw itu pervers (mempunyai kelainan seksual).

Ironisnya, dengan mengklaim dirinya sebagai mantan muslimah, dia kemudian dianggap pakar bicara tentang Islam terutama tentang pandangan Islam terhadap perempuan. Dia juga diberikan ruang sebagai ahli Islam di lingkaran akedemis, menerbitkan buku, dan menulis sebuah cerita untuk film menghina Islam yang berjudul “Submission”.

Dalam film itu dia menuduh Al Qur’an mendorong kekacauan dan pemerkosaan terhadap seluruh anggotakeluarga. Film yang bertujuan menghina Islam ini menayangkan seorang muslimah yang sholat, tapi berpakaian tembus mata dan di tubuhnya tertulis ayat-ayat Al Quran. Gara-gara film ini, sutradaranya Theo Van Gogh dibunuh oleh Muhammad Buyeri yang tidak rela agamanya dihina.

Hirsi Ali diusir dari Belanda setelah ketahuan memalsukan permohonan kewarganegaraan Belandanya. Paspor Belandanya pun pernah dicabut. Dia pun mundur dari parlemen Belanda. Ketika tiba di Belanda tahun 1992 , dia mengaku lari dari perkawinan paksa saat Somaliadikoyak perang. Dia kemudian mendapat simpati dan memberikan kredibilitas bagi kebohongannya tentang Islam, seakan-akan dia mengalami langsung sebagai wanita yang ditindas oleh Islam. Kebohongannya pun terbongkar.

Dalam sebuah program televisi Belanda, anggota keluarga Hirsi mengatakan mereka tidak mengetahui adanya kawin paksa tersebut. Bahkan Hirsi sebenarnya bukan tinggal di Somalia, tapi hidup nyaman di Kenya selama 12 tahun.

Meskipun terbukti berbohong dengan pengalamannya, Hirsi masih dianggap memiliki otoritas oleh Barat bicara tentang Islam. Setelah meninggalkan Belanda, dia kemudian pernah bekerja sebagai pakar pada lembaga riset neo konservatif American Enterprise Institute (AEI) di AS dimana dia tinggal sekarang.

Irshad Manji, Lesbian Liberal

Pemikiran Manji benar-benar rusak dan liberal, bangga menyatakan dirinya lesbian, secara terbuka membela Israel, dan paling parah menuduh Rosulullah SAW merubah Al Qur’an. Inilah sosok yang dibela dan dipuji-puji oleh kelompok liberal.

“Aku harus jujur pada kalian semua. Hubunganku dengan Islam kurang begitu menyenangkan. Hidupku bergantung pada fatwa yang dikeluarkan oleh orang-orang yang mengklaim diri sebagai wakil Allah.  Saat kurenungkan semua fatwa yang dilontarkan oleh para pemikir agama kita, aku merasa sangat malu.”

Itulah kutipan “Surat Terbuka” dari pembukaan tulisan Irshad Manji di bukunya yang berjudul “The Trouble with Islam Today”. Mungkin rakyat Indonesia banyak yang tidak tahu siapa itu Irshad Manji dan pemikiran-pemikiran feminismenya yang sangat liberal.

Manji sendiri saat datang ke Indonesia pada tahun 2012 mendapatkan penolakan dari ormas Islam, yang kemudian dituding kelompok ekstrimis. Beberapa hari ini namanya muncul di media cetak maupun online. Itu lantaran beberapa ormas Islam dan pihak kepolisian membubarkan acara bedah buku Irshad Manji yang berjudul Allah, Liberty & Love Komunitas Salihara, Jumat (4/5) Jakarta.

Dari pengakuannya sendiri Irshad Manji mengatakan bahwa dirinya seorang lesbian. “Sebagaimana anda ketahui, saya adalah seorang lesbian dan saya tidak meminta persetujuan kaum muslim atas orientasi seksual saya. Saya hanya meminta persetujuan dari dua entitas saja: Sang Pencipta dan nurani saya,” jawab Manji saat ditanya pendapat dia tentang LGBT (lesbian, gay, bisexual dan transgender/transexual).

Lahir Di Uganda tahun 1968 silam, ayah Manji berasal dari India dan Ibu berasal dari Mesir. Saat berusia empat tahun keluarganya pindah ke Kanada. Dan telah menjadi berkewarganegaraan Kanada. Ia menyelesaikan pendidikannya di University of British Columbia.

Sejumlah buku liberal telah dikarangnya, seperti The Trouble with Islam Today, dan yang terbaru Allah Liberty and Love. (pemikiran liberal Irshad Manji banyak di publikasikannya di situsnya www.irshadmanji.com).

Dalam banyak statement yang dilontarkannya banyak mengarah pada pembangkangan terhadap kaidah-kaidah tafsir atau pemaknaan Al-Quran. Ketidakmampuan guru agama yang dia panuti dalam menjawab persoalan-persoalan akidah dan fikih membuat dirinya ragu akan  keilmuan guru tersebut.

Dan yang lebih aneh dari Manji, dari pengalaman dia itu membuat dirinya menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam hatinya dengan cara menafsirkan seluruh dalil Al Quran dengan logikanya sendiri.

Pertanyaan-pertanyaan tentang posisi laki-laki dan perempuan dalam Islam, kepemimpinan perempuan,jihad, dan lain sebagainya dijawab oleh dirinya sendiri dengan ‘sebarangan’ dan salah kaprah (berkonotasi negatif lainnya).

Tulisan dalam bukunya The Trouble with Islam Today Manji mengatakan.”Aku merasa mual. Apa pun budaya di tempat kaum muslim hidup, baik budaya pedesaan maupun budaya digital, dan apa pun generasinya, apakah disimbolkan oleh sebuah masjid tahun 1970-an untuk para imigran atau oleh sebuah kota yang sadar-informasi di milenium baru, Islam muncul sebagai sebuah agama tribal yang mengkhawatirkan. Kita memang memerlukan reformasi. Sungguh!,” tulisnya dalam buku tersebut.

Bahkan tanpa landasan mendasar dan ngawur Manji menuduh Rasulullah Muhammad SAW telah merubah Al-Quran. “Banyak yang tidak tahu bahwa para filsof muslim selama ratusan tahun telah berbicara mengenai “ayat-ayat setan”, di mana Nabi menerima ayat-ayat Quran yang kemudian beliau sadari lebih memuja para berhala ketimbang Tuhan. Nabi lalu menghapus ayat-ayat tersebut – beliau mengedit Quran. Pertanyaan saya adalah: jika muslim yang baik meneladani kehidupan Nabi dan sunnah Nabi, maka bagian dari sunnah adalah bahwa beliau mengedit Quran,” kata Manji.

Dengan bangga Manji menyebut dirinya muslim refusenik istilah dari kaum yahudi yang memperjuangkan kebebasan beragama dan kebebasan pribadi. Manji tidak mau di umpamakan sebagai robot yang secara otomatis melakukan tindakan atas nama Allah.

Bahkan dengan jelas Manji berpihak pada Israel dan berujar kalau Israel tidak boleh di “kambing hitamkan” untuk persoalan umat Islam di seluruh Dunia.

Penghargaan HAM ini kembali menujukkan, strategi Amerika untuk menokohkan perusak Islam agar menjadi panutan di dunia Islam. Padahal sejatinya mereka adalah ‘sampah’ yang merusak Islam. (AF dari berbagai sumber)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*