HTI Press. Jakarta. Saat ini para perempuan di lebih dari 40 negara ikut berkontribusi memperjuangkan tegaknya Khilafah Islam. “Perempuan, kaum ibu di negara konflik pun, di tengah desingan peluru, mereka menyerukan Khilafah, kita di sini, ibu-ibu di nusantara ini, tidak boleh tinggal diam,” ujar anggota DPP Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI), Dedeh Wahidah Achmad dalam orasinya di hadapan 3.000 muslimah peserta Kongres Ibu Nusantara (KIN) ke 3 di Balai Sudirman, Jakarta, Sabtu (26/12/2015).
Mengapa Khilafah yang diperjuangkan, kata Dedeh, karena hanya Khilafah yang mampu mengentaskan perempuan dan anak-anak dari kesengsaraan yang dihasilkan sistem sekuler kapitalisme saat ini.
Ia menambahkan, Khilafah Islam akan memuliakan perempuan dan memberikan status terhormat pada mereka. “Dalam Islam, status utama perempuan adalah ummu rabbatul bait atau ibu dan pengatur rumah tangga yang dimuliakan dan dijaga kehormatannya,” jelas Dedeh.
Menurutnya, ada beberapa mekanisme yang diterapkan Khilafah yang akan mampu melindungi perempuan dan anak-anak. Pertama, katanya, aturan tentang interaksi di rumah. Seperti adanya izin memasuki rumah, izin masuk kamar, memisahkan tempat tidur anak laki-laki dan perempuan, dll.
“Beda dengan sistem sekuler sekarang, anak-anak usia dini malah dididik dengan pendidikan seks. Tak heran jika anak kelas 2 SD memperkosa adik kelasnya kelas 1 SD,” katanya.
Selain itu, katanya, dalam Islam juga ada sanksi berat bagi pelaku zina, pemerkosa dan pelaku homoseksual. “Ini beda dengan kapitalis, hukuman pelaku kejahatan seksual ringan, makanya seks bebas di mana-mana. Yang mereka takutkan bukan azab Allah, tapi penyakit AIDS atau hamil di luar nikah,” katanya.
Kedua, lanjutnya, sistem pendidikan Islam akan memberikan bekal tentang fikih, di antaranya hak dan kewajiban suami istri. “Jadi orangtua paham bagaimana tanggungjawab pada anaknya sehingga tidak ada anak terlantar,” katanya.
Sedangkan yang ketiga, lanjut Dedeh, penerapan sistem ekonomi Islam. “Negara Khilafah akan memanfaatkan segala sumberdaya alam untuk kesejahteraan rakyatnya. Membuka lapangan kerja sehingga para suami bisa menjamin nafkah, sehingga tidak ada perempuan yang dieksploitasi,” bebernya.
Keempat, lanjut Dedeh, khilafah menjamin media bebas dari konten kekerasan, pornografi, pendangkalan aqidah dan konten yang menyesatkan lainnya.
“Sungguh khilafah adalah perisai, benteng bagi umat, makanya ibu-ibu di Nusantara mari berjuang demi tegaknya peradaban mulia,” ajak Dedeh disambut pekik Allahu Akbar oleh para peserta.
Usai para orator menyampaikan materi, para peserta pun antusias menyampaikan tanggapannya. Ada yang bertanya tentang bagaimana cara memperjuangkan Khilafah, Islam yang mana yang harus diikuti karena banyak versi, dll. Semua pertanyaan dijawab dengan lugas oleh para orator. []