KIN: Negara tak Lagi Menjadi Perisai Ibu dan Anak

anak-ditinggal-ibunyaMuslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) menggelar Kongres Ibu Nusantara (KIN) ke-3. Untuk tahun ini, KIN mengangkat tema ‘Negara Sebagai Perisai Ibu dan Anak’.

MHTI menjelaskan Islam telah menetapkan menetapkan fungsi negara sebagai perisai pelindung bagi rakyat. Negara sepatutnya berada di garis terdepan dan menjadi aktor utama untuk memberikan perlindungan dari segala bentuk kezaliman dan mewujudkan penjagaan hakiki dari semua bahaya.

Fungsi negara sebagai perisai tersebut telah ditunjukkan oleh institusi politik Islam Khilafah Islamiyah. Sejarah mencatat bahwa sepanjang 13 abad pemerintahan Islam, rakyat hidup dalam kesejahteraan dan terlindungi dari beragam ancaman.

Kaum ibu menjalankan fungsi strategisnya sebagai pencetak generasi mulia dan anak-anak mendapatkan hak-haknya secara sempurna. “Setelah tiadanya Khilafah, rakyat  kehilangan perisainya. Negara tidak lagi berada di depan untuk melindungi, namun  justru berada di belakang dan mengorbankan rakyatnya,” kata Iffah Ainur Rochmah, juru bicara MHTI di Balai Sudirman, Jakarta, Sabtu (26/12).

Menurutnya negara demokrasi terbukti gagal melindungi rakyat dan terus memproduksi berbagai masalah. Kaum ibu dan anak-anak yang semestinya dilindungi justru menjadi tumbal sistem ekonomi, politik dan budaya. Kemudian, program pemberdayaan ekonomi dan pencapaian kesetaraan menurut dia merupakan ’titah’ PBB.

Program ini tidak akan mengatasi masalah perempuan, justru merupakan bentuk eksploitasi sistematis dan  berdampak tergerusnya fungsi keibuan.

Begitu pula dengan kurikulum Kesehatan Reproduksi (Kespro) dan hukuman kebiri kimiawi bagi Iffah tidak sedikit pun akan menghentikan kekerasan terhadap anak bila kebebasan berperilaku dan media sekuler justru dilindungi dan dilegalkan menyebarkan  pornografi dan kekerasan. (republika.co.id, 26/12/2015)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*