Sering Salah Tangkap, Densus 88 Kejar Setoran?

Ayong Penggalih dan Muh Nur Syawaludin korban salah tangkap Densus 88

Ayong Penggalih dan Muh Nur Syawaludin korban salah tangkap Densus 88

Penyebab seringnya Densus 88 salah tangkap diduga karena Densus seperti sedang kejar setoran. Densus 88 ingin membuktikan kepada publik bahwa terorisme masih ada sehingga Densus 88 masih bisa melakukan tindakan dan anggaran masih perlu dialirkan.

“Kalau sampai begitu motivasinya, berarti ini bentuk kejahatan baru yang tidak boleh dibiarkan. Ini yang disebut kejahatan oleh negara. Kalau itu terus dibiarkan maka institusi negara bisa menjadi pembunuh rakyatnya, bukan pelayan,” ungkap Jubir Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto kepada mediaumat.com, Jum’at (1/1) melalui telepon selular.

Ismail Yusanto juga mempertanyakan rofesionalisme Densus 88 karena dalam operasinya kerap melakukan salah tangkap, terakhir (29 Desember 2015) menangkap dua orang tidak bersalah yang hendak berangkat shalat zhuhur berjamaah di sebuah masjid di Solo.

“Terungkap berulang kali mereka melakukan salah tangkap, bahkan juga salah tembak, ini menunjukkan profesionalisme Densus 88 itu pantas untuk dipertanyakan,” ujarnya.

Ia juga mengatakan harus ada tindakan hukum terhadap kesalahan tersebut. Dan harusnya pihak internal kepolisian memiliki mekanisme untuk melakukan hal itu.

“Tetapi kenyataannya kalau internal kepolisian punya cukup keberanian tidak? Karena selama ini Densus 88 sepert tidak tersentuh. Bahkan konon ada isu Kapolri juga tidak bisa mengendalikan,” bebernya.

Ismail juga mempertanyakan sebenarnya Densus 88 itu bekerja untuk siapa. Kalau ternyata karena ada order dari luar, Amerika misalnya. Karena negara yang menjadi patron para penguasa Indonesia selama ini menggembar-gemborkan perang melawan teroris serta meminta Indonesia harus turut serta. Lalu ditunjukkan bahwa Indonesia masih terus aktif, terbukti dengan melakukan penangkapan segala macam.

“Nah ini, kalau benar begini, lebih berbahaya lagi. Jadi institusi negara mengabdi kepada kepentingan asing dan menjadikan rakyat sebagai korban. Wah, ini kalau sampai terjadi begini, ini kejahatan lebih besar lagi,” pungkasnya.(mediaumat.com, 1/1/2016)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*