Arab Saudi Mengeksekusi 47 Orang, Termasuk Syaikh Nimr Baqir Al-Nimr
Arab Saudi mengeksekusi seorang ulama Syiah terkemuka, Nimr Baqir Al-Nimr bersama dengan puluhan anggota al-Qaeda lainnya, pada hari Sabtu lalu. Hal ini menunjukkan bahwa kerajaan tidak akan mentolerir setiap serangan baik dari kelompok jihadis Sunni atau minoritas Syiah, sehingga menimbulkan kemarahan sektarian di seluruh wilayah.
Kebanyakan dari mereka yang dieksekusi, yang jumlahnya mencapai 47 orang. Mereka dihukum dalam serangan al-Qaeda di Arab Saudi pada dekade lalu, namun ada juga empat orang Syiah, termasuk Nimr Al-Nimr yang dituduh menembaki polisi pada saat aksi protes anti-pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.
Langkah ini menyebabkan kerusakan hubungan antara Arab Saudi dan Iran, yang Nimr Al-Nimr dipuji sebagai pahlawan minoritas Syiah yang terpinggirkan. Pengawal Revolusi Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan oleh kantor berita “Mehr”: “Al Saud akan menerima pembalasan keras dalam waktu dekat. Sungguh rezim pendukung terorisme dan anti-Islam ini akan tumbang.”
Kemudian Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir mengumumkan bahwa Kerajaan Arab Saudi telah memutuskan untuk menghentikan hubungan diplomatik dengan Iran, juga telah memutuskan untuk mengusir diplomatnya dari Arab Saudi (Reuters).
*** *** ***
Penguasa Iran tahu bahwa penguasa Arab Saudi tidak peduli dengan kaum Muslim Sunni dan kaum Muslim Syiah, namun mereka menciptakan masalah yang bernuansa sektarian, sehingga terlihat bahwa penguasa Saudi tengah melawan Syeikh Nimr sebagai orang Syiah. Dengan demikian, maka mereka terlibat bersama dengan penguasa Saudi mengobarkan perselisihan sektarian dan nasionalisme untuk melayani tuan mereka, kaum kafir penjajah.
Dalam hal ini, kaum Muslim harus menyadari bahwa penguasa Saudi adalah penjahat, begitu juga dengan penguasa Iran. Mereka terlibat dalam melaksanakan agenda negara-negara Barat, yang bertujuan untuk menuangkan minyak pada api perselisihan sektarian yang dikobarkan oleh negara-negara tersebut.
Untuk itu, tidak boleh bagi kaum Muslim, baik Sunni dan Syiah, tergelincir ke dalam konfrontasi sektarian dengan mengira bahwa penguasa Saudi mewakili Sunni, sementara penguasa Iran mewakili Syiah. Yang benar, bahwa penguasa Saudi dan penguasa Iran tidak menerapkan Islam. Mereka adalah alat bagi rencana Barat untuk mencegah kembalinya Khilafah Rasyidah ala minhājin nubuwah (yang sesuai metode kenabian). Mereka tidak mempedulikan kaum Muslim dan masalah-masalahnya. Bahkan masing-masing pihak menggunakan aspek sektarian agar kaum Muslim berjalan di belakangnya untuk melaksanakan proyek musuh-musuh Islam dan kaum Muslim (alraiah.net, 6/1/2016).