Sekitar 400 orang yang bermukim di Kota Madaya, Suriah, harus dievakuasi sesegera mungkin demi mendapatkan pengobatan medis, kata duta besar Selandia Baru untuk PBB.
Berbicara di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, pada Senin (11/1), Dubes Selandia Baru, Gerard van Bohemen, mengatakan para petugas kemanusiaan mendapati ratusan penduduk dalam kondisi sakit parah.
“Mereka perlu evakuasi medis secara darurat malam ini dan mereka perlu izin dari pemerintah Suriah untuk membawa orang-orang ini ke luar,” kata Van Bohemen sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Sebelumnya, iring-iringan truk pembawa bantuan pangan dan obat-obatan telah memasuki Madaya, kota yang dikuasai kubu pemberontak namun diblokade pemerintah Suriah selama enam bulan.
Secara keseluruhan terdapat lebih dari 60 mobil yang dioperasikan oleh PBB, Komite Palang Merah Internasional, Bulan Sabit Merah Suriah dan Badan Pangan PBB (WFP).
Iring-iringan itu bertolak dari Damaskus menuju Madaya, Foah dan Kefraya pada Senin (11/01) pagi.
Konvoi mengangkut bahan makanan seperti beras, minyak goreng, tepung, gula, garam, susu formula. Bantuan yang diangkut juga meliputi selimut, obat-obatan dan perlengkapan kesehatan.
Saat para petugas kemanusiaan mencapai kota-kota itulah, PBB menerima laporan bahwa ada sejumlah orang yang meninggal dunia akibat kelaparan.
“Warga di sini datang tiap lima menit bertanya, ‘Apakah Anda membawa makanan? Apakah Anda membawa obat-obatan?’ Beberapa orang tersenyum dan melambai kepada kami, namun banyak yang terlalu lemah dengan ekspresi lesu, terlampau letih,” kata Pawel Krzysiek dari Palang Merah Internasional.
Kepada BBC, Yacoub El Hillo selaku Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Suriah, mengatakan staf PBB menyaksikan anak-anak yang kelaparan di Madaya.
Seorang remaja bernama Hiba Abdel Rahman, 17, mengaku hanya makan sup selama 15 hari.
“Saya melihat seorang pemuda membunuh kucing dan membawanya ke keluarganya dengan mengaku bahwa daging itu adalah daging kelinci. Beberapa orang mencari makanan di tempat sampah, beberapa lainnya makan rumput. Kami minta makanan kepada para milisi, namun mereka menolak memberikan,” kata Rahman seperti dikutip AFP.
Madaya, terletak sekitar 25 kilometer dari ibu kota Suriah, Damaskus dan sekitar 11 kilometer dari garis perbatasan dengan Libanon. (bbc.com, 12/1/2016)