Sesaat setelah ledakan dan serangan di Sarinah, Thamrin Jakarta, sorotan publik terhadap kebobrokan yang dipertontonkan rezim Jokowi dialihkan kepada monsterisasi khilafah.
“Stop monsterisasi khilafah dan tidak boleh ada upaya untuk mengkaitkannya dengan bentuk teror apa pun!” tegas Ketua Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Rokhmat S Labib kepada mediaumat.com, Sabtu (16/1)..
Individu, kelompok atau negara mana pun yang melakukan itu meskipun mengklaim mengataskanamakan Islam jelas sama sekali tidak mewakili Islam. “Karena tindak teror di Sarinah tersebut merupakan perbuatan terkutuk yang jelas-jelas bertentangan dengan syariat Islam,” ujarnya.
Rokhmat mengingatkan, publik harus mewaspadai ada apa di balik bom ini karena dengan bom seperti ini justru menutupi kebobrokan sistem yang ada, rezim yang ada. Padahal rezim dan sistem itu sekarang ini semakin memperlihatkan kebobrokannya.
Menurutnya, rezim sekarang yang tidak bisa mengurusi rakyatnya, kemiskinan di mana-mana, korupsi merajalela, kerusakan moral juga demikian, pada saat yang sama justru rezim ini mengabdi kepada kepentingan-kepentingan Barat, menyerahkan Freeport dan lain sebagainya.
“Nah, semua kebobrokan ini kemudian ditutupi dengan bom Sarinah,” bebernya.
Kewajiban dalam Islam
Rokhmat juga melihat adanya penggiringan opini teror Sarinah itu seolah-olah dilakukan khilafah —padahal sejak runtuhnya Khilafah Utsmani pada 1924 hingga detik ini khilafah belum berdiri lagi—atau perjuangan menegakkan khilafah. Bahkan yang lebih parah lagi dikembangkan opini bahwa khilafah itu sesuatu yang sangat membahayakan, harus dijauhi dan diberantas.
Padahal, lanjut Rokhmat, khilafah merupakan kewajiban dalam Islam. Para ulama dalam kitab fikih menyatakan seluruh imam sepakat tentang wajibnya imamah/khilafah, tidak ada perbedaan. Dalam Syarah Shohih Muslim, Imam An Nawawi juga menyatakan seluruh ulama sepakat bahwa mengangkat imam (khalifah) itu wajib.
Rokhmat pun mempertanyakan secara retoris, Islam itu baik apa buruk? Baik. Adakah aturan Islam yang buruk? Tidak ada. Kalau ada orang Islam yang mengatakan ada aturan Islam yang buruk perlu dipertanyakan kemuslimanannya. Nah, khilafah itu sistem pemerintahan Islam yang menerapkan semua kebaikan itu, semua yang diperintahkan Allah SWT ditegakkan, semua yang dilarang Allah SWT disingkirkan.
Siapa yang meragukan keimanan dan kebaikan Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq ra? Khalifah Umar bin Khaththab ra? Ustman bin ra? Ali bin Abu Thalib ra? Siapa yang meragukan kebaikan khilafah yang dipimpin oleh mereka? Mereka semuanya termasuk orang yang pertama masuk Islam bahkan dijamin masuk surga. Masa sih yang dijamin masuk surga itu buruk?
Sekali lagi Rokhmat menegaskan, menegakkan khilafah adalah kewajiban dalam Islam. Adakah seorang Muslim yang meragukan kewajiban dalam Islam itu perlu ditegakkan? Kalau kaum Muslimin percaya Islam itu dari Allah dan Allah itu tidak pernah mengajarkan sesuatu kecuali kebaikan, maka jangan sampai kaum Muslimin merasa lebih pintar dari Allah sehingga dalam urusan politik dan pemerintahan tidak mau pakai politik Islam dan sistem pemerintahan Islam (khilafah). Sehingga malah memilih demokrasi dan sistem kufur lainnya yang dibuat oleh orang-orang kafir yang jelas-jelas akan dimasukkan oleh Allah SWT ke dalam neraka.[] Joko Prasetyo