Media
Pusat
Sabtu, 9 Januari, 2016 29 Rabi ‘I 1437 H
Pernyataan Pers
Mereka Tidak Bisa Menghentikan Rakyat Suriah Dengan Berbagai Jenis Senjata Sehingga Memeranginya Dengan Kelaparan !!
Di kota-kota Madaya, Baqin, dan Zabadani di pedesaan Damaskus, yang dikepung oleh pasukan brutal rezim Suriah dan kelompok milisi Iran sejak bulan Juli lalu, terdapat lebih dari 50 ribu warga sipil, dimana sebagian besar adalah kaum perempuan dan anak-anak, yang kekurangan makanan, obat-obatan dan air bersih. Para aktivis di lapangan telah mencatat jumlah korban tewas yakni 16 warga sipil, dimana kebanyakan dari mereka adalah anak-anak, di samping puluhan orang yang terluka, sebagian dengan luka parah karena akibat terkena ledakan ranjau darat dalam upaya untuk keluar dari Madaya untuk mengambil makanan untuk anak-anak mereka yang bangun dan tidur dengan mengulang-ulang kalimat yang sama “kami lapar.”
Walaupun sudah ada berita yang bisa dikonfirmasi dan banyak foto-foto tragis yang dilaporkan, kondisi kota Madaya dan Zabadani ini tidaklah berubah, bahkan menjadi semakin buruk dari hari ke hari. Selama berhari-hari bahkan berbulan-bulan, anak-anak tak berdosa, kaum perempuan, dan orang tua telah hidup di bawah pengepungan yang mencekik leher di mana semua sarana dan kebutuhan hidup sangat kurang. Para pedagang “kematian” itu bahkan menjual barang-barang karena harga-harga melonjak selangit, di mana satu kilogram produk apapun dijual seharga 27.000 lira Suriah.
Tidak ada makanan bagi mereka kecuali daun-daun pohon murbei yang dibasahi dengan beberapa tetes air hujan yang Allah anugerahkan kepada mereka, dimana penguasa yang menindas telah merampasnya dari mereka. Penduduk kota Madaya telah meminta kepada kelompok-kelompok yang peduli dengan kesejahteraan hewan untuk turun tangan melindungi kucing, karena situasinya menyedihkan dimana keadaan telah mendorong penduduk untuk memakan kucing. Permintaan mereka itu adalah tindakan untuk mengejek, untuk mengungkapkan organisasi-organisasi kemanusiaan yang telinganya telah tuli terhadap jeritan anak-anak yang kelaparan, dan menutup mata untuk melihat orang-orang yang mati karena kelaparan hanya karena ingin memberi makan anak-anak mereka, terutama sejak Palang Merah melaporkan bahwa sekitar 12 juta orang, termasuk 5,5 juta anak-anak membutuhkan bantuan kemanusiaan yang mendesak.
Kami menghargai dan menghormati semua pengorbanan dan seorang anak yang kelaparan yang berada dalam penderitaan ketika dia meminta kepada Allah SWT untuk membawanya ke surga agar bisa makan mewah dan seorang gadis yang tersiksa yang menulis dengan meminta Malaikat Maut untuk mempercepat ajalnya dan membawanya sebelum kelaparan menjemputnya, karena dia ingin meninggalkan keluarganya dengan terus memberikan kenangan yang indah dan perasaan bahagia. Pengepungan itu telah membungkam tawa mereka, dan menghilangkan tenaga mereka, dan membuat tubuh-tubuh mereka menjadi lemah. Gambaran yang lebih tepat atas kondisi mereka sekarang adalah seperti “tulang berbalut kulit”.
Itu adalah penderitaan yang dapat digambarkan dengan adil dalam beberapa kata dan tidak ada lebih sedikit kata-kata yang bisa bisa menggambarkan penderitaan atas kondisi mereka, karena situasi yang mereka alami berada di luar apa yang bisa dibayangkan dan dilukiskan. Dan kami tidak akan langsung meminta organisasi tertentu atau meminta intervensi langsung dari Dewan Keamanan, karena mereka sudah puas dengan kecaman demi kecaman dan telah mengumpulkan sensus, dimana umat Islam hanya menjadi angka yang dihitung, mereka berada di luar satu sudut pandang; kebijakan internasional dan kepentingan kolonial yang menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan.
Namun kami akan mengarahkan permintaan kami kepada faksi-faksi yang berperang, untuk bersatu dan berpegang erat kepada tali Allah (Swt) dan bukan kepada tali dari Barat, dan bekerja untuk menghentikan pengepungan terhadap anak-anak yang kelaparan, kaum perempuan, dan para orang tua, yang tubuh mereka telah berubah menjadi kerangka karena kekurangan gizi, dan jangan menerima perundingan dengan pembunuh anak-anak anda, dan untuk mengakhiri revolusi anda yang diberkahi hanya dengan bekerja untuk menjatuhkan rezim yang menindas ini berserta semua simbol dan para pekerjanya dan tidak menerima aturan lainnya selain dari hukum Allah sehingga Dien ini diterapkan di seluruh pelosok negeri.
Dan kami mengajukan permintaan langsung kami kepada orang-orang yang memiliki kekuatan untuk merubah – para perwira tentara Muslim- untuk membalikan semua keadaan ini dan untuk menghapuskan segala rencana Barat dan para kroninya; untuk menghilangkan belenggu yang mencegah anda untuk mendukung anak-anak Muslim dan kaum perempuan yang tertindas; dan membawa kemenangan bagi seluruh umat manusia, dan menghilangkan batas-batas buatan negara dimana para penguasanya telah menjual pohon-pohon, batu-batu, hingga manusia yang ada di dalamnya.
Bukan hanya anak-anak Palestina yang diduduki dan anak-anak Madaya melainkan semua anak-anak Suriah yang terluka, dan bukan hanya anak-anak Mosul, melainkan semua anak-anak Irak yang berduka, dan bukan hanya anak-anak Taiz melainkan semua anak-anak negeri Yaman yang berdarah … dan daftar ini terus bertambah.
Mereka dipisahkan karena perbatasan namun disatukan dengan menjadi satu ummat yang mulia sehingga negara-negara Barat berkumpul untuk ikut campur demi mengejar kepentingan kolonial mereka, dan bersatu untuk melenyapkan mereka atas nama kebebasan dan perdamaian.
Namun umat Islam, umat Nabi Muhammad (Saw) akan kembali menjadi umat yang terkuat, baik dengan menjadi umat yang kuat dan mulia yang menang atau menjadi umat yang hina dan rendah, hal ini dikarenakan perkataan tulus dan dapat dipercaya dari Nabi (Saw ):
ليبلغن هذا الأمر ما بلغ الليل والنهار، ولا يترك الله بيت مدر ولا وبر إلا أدخله الله هذا الدين بعز عزيز أو بذل ذليل، عزاً يعز الله به الإسلام وذلاً يذل الله به الكفر
“Perkara ini – yakni Islam – akan mencapai wilayah yang dapat dicapai oleh siang dan malam, dan Allah (Swt) tidak akan membiarkan setiap rumah kecuali akan memasukkan Dien ini kedalamnya, baik dengan kemulian orang-orang yang mulia atau dengan kehinaan orang-orang yang hina, kemulian yang dengannya Allah (Swt) memuliakan Islam dan kehinaan yang dengannya Allah (Swt) menghinakan kekafiran.”
Muslimah Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir