Kalau umat Islam ingin bangkit maka terapkanlah Islam kaffah dalam Negara (khilafah nubuwwah) – Buya Amin Awal (1946-2016)
Innalillahi wa inna ilaihi Raji’un. keluarga besar HTI menyatakan takziyah atas wafatnya seorang pejuang Syariah dan Khilafah, anggota HTI Pesisir Selatan Sumatera Barat, Buya Amin Awal, Rabu, 06 Januari 2016 M sekitar pukul 5.15 pagi di Pesisir Selatan dengan iringan doa: allahummaghfirlahu warhamhu wa’fu anhu waj’al jannata matswahu ya rabbal alamin ya mujibas saa’ilin..
Dalam rangka untuk menyampaikan rasa bela sungkawa kepada keluarga Almarhum Buya Amin Awal, Senin 11/01/2016 DPD I HTI Sumatera Barat berta’ziah kerumah duka. Kehadiran DPD I disambut langsung oleh anak-anak Almarhum.
”kami sungguh gembira atas kehadiran bapak-bapak semua, kami baru percaya dan sangat senang ternyata Bapak kami dimasa tuanya memiliki banyak saudara” ungkap keluarga Almarhum
Buya Amin Awal (70 tahun) salah satu syabab sepuh Pesisir Selatan, diusianya yang sudah renta justru jauh lebih berjiwa pemuda dari para pemuda saat ini, beliau mencatatkan diri menjadi bagian barisan panjang dalam perjuangan menegakkan Syariah dan khilafah ala manhaj nubuwwah yang sangat gigih, berani dan istiqamah.
Sejak tahun 2013 Almarhum aktif mengikuti kajian bersama Hizbut Tahrir. Kecuali sakit, Almarhum tidak pernah sekalipun absen untuk tidak halaqah. Dan hampir seluruh agenda kegiatan HTI baik didaerah Pesisir Selatan maupun di Padang-Sumatera Barat senantiasa hadir. Baik diruangan maupun dilapangan, hingga semasa Sosialisasi RPA 2015 di Painan dijalanan walaupun harus di guyur hujan selama 3 jam. Dengan ditemani tongkat kayu untuk menopang kakinya agar tetap bisa berdiri untuk mengibarkan panji Lailahailallah muhammadarusulullah.
Sebuah kata-kata yang sering beliau ucapakan “kalau umat Islam ingin bangkit maka umat Islam harus berjuang untuk menerapkan aturan Islam secara kaffah dalam negara”…”andai saya masih muda saya akan pergi kemana saja untuk berjuang menegakkan Islam”
Juga kisah yang cukup mengharukan ketika mencari biaya keberangkatan PP Padang – Pesisir Selatan di acara RPA 2015, kami bergotongroyong mengambil borongan memanen sawah yang hasilnya untuk acara di atas, Karena beliau paling tua dan kaki yang tidak bisa melangkah kecuali memakai tongkat, maka beliau disarankan untuk istirahat saja dan membantu dengan doa. beliau menjawab “kalau saya duduk nanti tak dapet pahala menyabit, saya ingin dapet pahala keduanya (menyabit dan berdoa)”. Berjalanlah beliau tertatih kepinggir pematang sawah dan menyabit padi sambil duduk di pematang sawah.
Beliau juga aktif silaturahim dan mengontak tokoh seperti MUI Nagari, pengurus masjid/mushala, KUA, Ninik Mamak dengan segala tantangan dan rintangannya sekaligus membagikan Risalah Jum’at, Media Umat dll.
Menghadap kiblat, Beliau wafat Shubuh (Rabu 06/01/2016) dan dimakamkan di Pesisir Selatan. Semoga Allah menempatkan Almarhum di dalam syurganya bersama orang-orang sholeh.amin.[] MI Pessel