Khilafah Menjaga Kehormatan Muslimah
HTI Press. Pasuruan. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD II Kota Pasuruan menyelenggarakan Majelis Ta’lim yang digelar di TK Aci, Tembokrejo, Kota Pasuruan. Adapun tema yang diangkat adalah ‘Khilafah Menjaga Kehormatan Muslimah’ (17/01/2016).
Materi disampaikan oleh ustadzah Irma Setyawati. Beliau mengupas kondisi kehormatan muslimah saat ini yang tidak ada lagi penjagaan. Beliau menyorot bagaimana kondisi muslimah di Suriah, Palestina, dan negeri-negeri muslim lainnya. Muslimah hidup dalam ketidakamanan dan penuh ketakutan. Kehormatan mereka sewaktu-waktu terancam oleh kebiadaban para penjajah Zionis.
Begitu juga kondisi muslimah di Indonesia, lanjutnya, tugas utama muslimah sebagai ibu dan pengatur rumah tangga dihadapkan tantangan yang luar biasa dalam mendidik anak-anak, kekerasan dalam rumah tangga, himpitan ekonomi, dll. Sehingga menurutnya kehormatan muslimah di Indonesia juga tidak terjaga dengan baik.
“Inilah buah dari sistem Kapitalisme. Penguasa lebih memihak pada pemilik modal, tanggung jawab terhadap urusan masyarakat dilepaskan. Masyarakat diharapkan bisa memenuhi segala kebutuhan hidupnya secara mandiri termasuk menjaga kehormatan. “Lalu dimana peran negara?” Tanyanya retoris di hadapan 100 orang peserta.
Karena itu, menurutnya, hanya islamlah yang mampu menjaga kehormatan perempuan. “Lihatlah bagaimana Rasulullah mengirimkan ribuan pasukannya kepada Yahudi yang menyingkap jilbab perempuan muslim. Begitu luar biasa penjagaan dan penghormatan Islam terhadap perempuan,” ungkapnya.
Syariat Islam dalam melakukan penjagaan kehormatan muslimah tidak akan bisa ditegakkan tanpa adanya institusi yang menaunginya yakni Daulah Khilafah Islamiyah. Yaitu sistem pemerintahan Islam, yang menerapkan seluruh aturan Islam secara Kaffah tak terkecuali dalam segala aspek kehidupan.
Dalam kesempatan tersebut MHTI juga mengajak seluruh peserta untuk turut andil dalam memperjuangkan kembalinya daulah Khilafah yang akan melindungi umat khususnya kehormatan muslimah. “Tegaknya Islam merupakan wa’dullah, dengan atau tanpa andil kita sudah pasti Allah akan tetap menepati janjiTe-Nya, namun akan lebih mulia jika kita turut andil menjadi bagian di garda terdepan dalam memperjuangkan tegaknya islam di muka bumi ini,” pungkasnya. []