Mayoritas masyarakat Indonesia meyakini syariah dan khilafah sebagai solusi atas permasalahan bangsa, mempersatukan umat seluruh dunia dan menghilangkan kedzaliman. Kesimpulan tersebut didapat dari hasil survei terbaru yang dipublikasikan SMARTA dalam Halqah Islam dan Peradaban (HIP): Membaca Aspirasi Umat tentang Syariah dan Khilafah, Rabu (20/1) di Gedung Joang ’45, Jakarta Pusat.
“58,27 persen menjawab ‘yakin’ dan 20,99 persen menjawab ‘yakin sekali’ ketika ditanya, ‘Yakinkah Anda bahwa syariah Islam bisa membawa mashlahat/manfaat dan satu-satunya solusi bagi problematika/permasalahan bangsa?’” ujar peneliti SMARTA M Arif Yunus di hadapan sekitar 250 peserta
Sisanya, 11,60 persen ‘biasa saja’; 5,76 persen ‘kurang yakin’ dan 3,37 persen ‘tidak yakin’.
Dan ketika ditanya, ‘Yakinkah bahwa khilafah mampu mempersatukan umat seluruh dunia dan menghilangkan kedzaliman?’ 52,53 persen menyatakan ‘yakin’; 19,93 persen menjawab ‘yakin sekali’; 9,97 persen ‘biasa saja’; 10,98 persen ‘kurang yakin’ dan 6,59 persen merasa ‘tidak yakin’.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode kuantitatif survei Stratified Random Sampling dengan mewawancarai 1.232 responden di 34 kota di Indonesia dari 21 Desember 2015 hingga 15 Januari 2016 dengan margin error 2,79 persen dan selang kepercayaan 95 persen.
Dalam acara tersebut hadir pula pembicara lain yakni: M Qodari (Direktur Eksekutif Indobarometer); Kusman Sadik (ahli statistik IPB) dan M Ismail Yusanto (Jubir HTI).[] Joko Prasetyo