Dirasah Syar’iyyah ‘Ammah (DSA) : Empat Masalah Ketahanan Energi Indonesia

HTI-Press. Jakarta. Peneliti Utama Badan Informasi Geospasial Fahmi Amhar mengungkapkan empat masalah ketahanan energi nasional. “Pertama, ketersediaan energi fosil yang terus menurun namun belum serius dieksplorasi, disisi lain potensi energi terbarukan yang belum didukung penuh oleh pemerintah,” ungkapnya dalam Dirasah Syar’iyyah ‘Ammah (DSA), Sabtu (23/1) di Kantor DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Crown Palace, Jakarta.

Kedua, keterjangkauan harga yang belum merata sehingga energi belum bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Ketiga, tata ruang kota seperti Jakarta yang boros energi. Keempat, budaya masyarakat yang tidak hemat energi serta belum memasyarakatnya energi terbarukan.

Sedangkan menurut Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI KH Hafidz Abdurrahman, ketersedian energi dipastikan aman jika dieksplorasi, diproduksi, didistribusikan, dikelola dan dibiayai oleh negara. “Hal ini karena dalam Islam, pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya energi (SDE) sepenuhnya menjadi tanggungjawab negara,” tegasnya.

Ia juga menyatakan masalah distribusi SDA dan SDE dalam sistem kapitalis ditentukan oleh mekanisme harga. Artinya, siapa yang sanggup membayar harga tersebut, dia dapat. Bagi yang tidak sanggup, tentu tidak berhak mendapatkan bagian. Akan tetapi berbeda dengan itu, Islam menetapkan mekanisme distribusi bukan hanya dengan harga. Maka, bagi yang tidak mampu, karena kebutuhan akan SDA dan SDE merupakan kebutuhan dasar, maka kebutuhan ini dijamin oleh negara. “Bisa melalui mekanisme subsidi, atau gratis bagi yang tidak mampu,” bebernya.

Strategi ini bisa diwujudkan dengan dasar ketakwaan kepada Allah SWT. Budaya konsumsi masyarakat juga harus dibentuk dengan edukasi yang terintegrasi. “Di sinilah peran strategis para ulama,” ujarnya.

Akan tetapi strategi di atas akan terwujud sempurna jika sistem pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan, pertahanan, keamanan, sanksi hukum dan lain-lain bersistem Islam, yang dibangun berdasarkan akidah Islam. Lalu, para pemangku dan pelaksananya juga harus bertakwa kepada Allah SWT, amanah, jujur dan ikhlas semata untuk Allah. Mereka hanya menjalankan sistem Islam, bukan yang lain. Rakyatnya pun harus bertakwa kepada Allah SWT, amanah, jujur, taat dan ikhlas semata untuk Allah. Mereka pun menerapkan sistem Islam, bukan sistem yang lain.

“Inilah satu-satunya kekuatan yang bisa mewujudkan strategi ketahanan energi di atas, yaitu penerapan Syariah Islam dalam bingkai Khilafah ‘ala minhajinubuwwah,” tegasnya.

Acara bulanan ini dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan, diantaranya; ulama, habib, ustadz, dosen, karyawan perkantoran, mahasiswa dan masyarakat umum. Kegiatan ini ditutup dengan pembacaan doa oleh al Habib Kholilullah sebelum waktu zuhur tiba.[]Ahmad Jaelani/Joy

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*