Disomasinya Harian Umum Republika oleh Forum Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Interseks, Questioning (LGBTIQ) karena memberitakan kebejatan moral prilaku seks yang menyimpang dalam judul LGBT Ancaman Serius, menurut Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) itu bukan semata-mata mensomasi Republika.
“Somasi kepada Republika itu sebenarnya bukan hanya kepada Republika tetapi juga lembaga pers yang mengedukasi publik dengan moral yang benar, lembaga pendidikan yang mengajarkan moral yang benar, dan tentu saja termasuk agama jadi ini memang merupakan perlawanan terhadap umat Islam. karena Islamlah agama yang paling tegas menentang LGBT,” tegasnya kepada mediaumat.com, Kamis (4/2).
Dalam pandangan Islam, L-G-B-T itu tindakan menyimpang dan pelakunya harus dihukum tegas. “Empat-empatnya tidak dibenarkan, itu penyimpangan. Semuanya ada sanksinya. Pelaku homoseksual, laki-laki sesama jenis kalau kalau sampai melakukan ‘liwath’, dihukum mati,” tegas Ismail Yusanto.
Jadi bila Republika memberitakan bahwa LGBT itu merusal moral itu sudah betul Begitulah tugas pers yang sehat. Tidak turut serta menyebarkan sikap dan budaya prilaku yang menyimpang. “Sekali yang dilakukan Republika sudah betul!” tegasnya.
Tapi kalau Republika kalah dalam somasinya, ini menjadi preseden yang negatif. Berarti pers yang hendak melakukan edukasi yang sebenarnya kepada publik justru dikalahkan. “Republika harus didukung. Forum LGBT harus disomasi balik,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo