Pakar kedokteran jiwa Prof Dr dr Dadang Hawari membantah klaim homoseksual adalah faktor biologis atau genetis. “Itu pengaruh orang tua dan lingkungan. Bukan karena gen, sekali lagi bukan karena gen!” tegasnya kepada mediaumat.com, Senin (15/2) melalui telepon selular.
Dalam berbagai kesempatan gerakan LGBT mempropagandakan tiga dalih pendukung seks menyimpang yang disebut dengan Gay Politik (Gay Politics) yang ditulis Jeffrey Satinover. Dalam bukunya yang berjudul Homosexual and Politic of The Truth, Satinover menyimpulkan homoseksual adalah diturunkan secara biologis; homoseksual tidak dapat diubah secara psikologi; dan homoseksual adalah hal yang normal secara sosiologi.
“Klaim homoseksual adalah faktor biolois atau faktor genetika jelas itu salah besar!” tegas Dadang.
Karena homoseksual itu tidak berdasarkan gen tetapi berdasarkan perkembangan anak, sekitar umur 15 tahun anak sudah menyimpang akibat salah asuhan orangtua maupun lingkungan.
“Klaim homoseksual tidak bisa dirubah secara psikologis juga keliru besar!” tegasnya lagi.
Karena faktanya bisa diobati secara psikologis. Karena ini merupakan penyimpangan jelas bisa diluruskan kembali dengan cara-cara rekoaktif. “Saya sudah bikin bukunya, sudah banyak yang diobati, sudah banyak yang sembuh,” bebernya.
“Klaim homoseksual adalah hal yang normal secara sosiologis jelas sangat ngawur!” bantahnya dengan nada tinggi.
Karena secara sosiologis jelas tidak normal. Yang normal adalah lelaki dan perempuan. Yang sejenis tidak normal. Sudah itu saja patokannya. Mereka pakai dalih-dalih penelitian segala macam, buku-bukunya dibuat tidak berdasarkan agama.
“Kita kan manusia yang beragama, kita diciptakan oleh Allah SWT diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan untuk melestarikan keturunan. Jadi kalau sosiologisnya tidak mengacu pada agama itu menyimpang,” simpulnya.
Dadang pun menyinggung klaim bahwa orientasi seksual LGBT juga merupakan hak asasi manusia (HAM).
“Kalau HAM, manusia yang normal laki-laki dan perempuan melalui pernikahan. Di luar itu berarti melanggar HAM. Tetapi oleh HAM-nya Barat, agama tidak dipakai, laki sama laki, perempuan sama perempuan katanya itu HAM. Nah, ini sudah menyimpang. Kemudian orang dewasa sama anak-anak, ini sudah menyimpang. Kemudian orang dewasa sama hewan, ini sudah menyimpang. Jadi Barat itu maunya HAM apa itu?” pungkasnya. (mediaumat.com, 15/2/2016)