Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi mengatakan dalam pidatonya, pada hari Sabtu di Parlemen bahwa negaranya sedang menghadapi tantangan besar yang sangat memprihatinkan. Namun di sisi lain, ia menekankan bahwa rezimnya mampu “menghancurkan kekuatan terorisme” dan mencapai prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam pidato yang disampaikan di depan anggaota parlemen, Sisi mengatakan untuk rakyat Mesir bahwa tantangan yang tengah dihadapi bangsa ini telah menciptakan kecemasan dan ketakutan, ini hal yang lumrah. Namun besarnya prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya telah membuat harapan yang tak terelakkan secara nasional.”
Presiden Mesir mengatakan bahwa negaranya menghadapi gelombang terorisme “yang lalim”, yang ingin menebarkan “kekacauan dan kehancuran di seluruh negeri.”
Sementara terkait ekonomi, Sisi berbicara tentang “proyek-proyek besar” yang diluncurkan sejak dirinya menjabat, namu ia mengatakan bahwa “tentang hasilnya membutuhkan waktu untuk mewujudkannya.”
**** **** ****
Bukan rahasia lagi bahwa presiden Mesir telah menjadikan “perang melawan terorisme” sebagai dalih untuk memukul semua penentangnya, juga sebagai dalih untuk mencegah gerakan rakyat terhadap kebijakan-kebijakannya. Semua ini mengikuti kebijakan yang dilakukan tuannya (Amerika) untuk wilayah tersebut.
Seperti kebiasaan para penguasa Muslim lainnya yang menggambarkan kekalahan dengan kemenangan, serta politik (kebijakan) penjarahan dan pemiskinan dengan “proyek-proyek besar”, dimana Sisi berbicara tentang situasi ekonomi yang akan membaik dan hasil dari kebijakan-kebijakannya “yang bijaksana” akan dirasakan kemudian!
Perlu diketahui bahwa di era Sisi, masyarakat telah kehilangan rasa amannya dan dihantui oleh perasaan takut, sebagai akibat dari kebijakan represif yang dijalankannya, meningkatkan defisit anggaran secara dramatis, memburuknya ekonomi, dan meningkatnya angka pengangguran, sementara air yang berlebihan dari sungai Nil untuk Ethiopia dengan mengorbankan rakyat Mesir dan Sudan, meningkatkan keberanian untuk menentang agama Allah dari para penguasa Mesir dan corongnya, meningkatnya perang terhadap rakyat Gaza, dan meningkatkan koordinasi dengan entitas Yahudi, dan menambah ketundukan terhadap kebijakan AS. Namun dengan semua itu, kemudian Sisi berbicara dengan sombongnya tentang sejumlah prestasi! (hizb-ut-tahrir.info, 17/2/2016).