Forum Remaja Smart Sukoharjo: Dahaga Cinta, Pencarian Cinta Tanpa Batas
HTI Press, Sukoharjo. Tim Lajnah Dakwah Sekolah Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD II Sukoharjo kembali mengadakan Forum Remaja Smart bertajuk Dahaga Cinta, Pencarian Cinta tanpa Batas. Acara talk show pada Minggu (21/2/2016) ini diadakan di RM. Biroe, Jombor, Sukoharjo. Dihadiri 40 remaja muslimah dari berbagai daerah di Sukoharjo seperti Tawangsari, Nguter, Baki, Polokarto, dan Sukoharjo kota. Talk show ini dipandu oleh pembawa acara Mimin Nurjannah dengan antusias. Menghadirkan Nawang Ratri Anggraini, aktivis MHTI selaku narasumber.
Diawal pemaparannya, Nawang, sapaan akrabnya, menjelaskn bahwa cinta itu adalah fitrah, maka setiap manusia memiliki rasa cinta termasuk remaja. Namun seringkali, penyaluran cinta saat ini sudah kelewat batas sampai pada bentuk penyimpangan, seperti seks bebas, dll.
Penyimpangan ini pada remaja kian tahun semakin meningkat. Salah satu fenomena penyimpangan ini, berdalih cinta tak pernah salah memilih sehingga atas dasar ini munculah virus LGBT (Lesbian, Gay, Beseksual, dan Transgender).
Virus LGBT harus diwaspadai karena saat ini tidak hanya menjadi persoalan penyimpangan orientasi sksual pada individu, tetapi sudah menjadi sebuah propaganda yang diusung oleh gerakan.
Dijelaskan oleh Nawang, ada upaya sistematis dan terstruktur yang dilakukan oleh komunitas-komunitas LGBT untuk mempropagandakan gaya hidup LGBT. Mulai dari menumbuhkan sikap toleran terhadap perilaku LGBT, menerima mereka sebagai bagian dari kehidupan kita, sampai menuntut adanya legalisasi hukum atas hak-hak (perilaku menyimpang) mereka. Bahkan gerakan masif komunitas LGBT didukung dengan didanai oleh PBB. Hal ini untuk semakin menderaskan upaya legalisasi LGBT agar segera diterima ditengah masyarakat. Sehingga segera mengikuti dibeberapa negara yang saat ini telah melegalkannya.
Menurutnya, akar permasalahan dari maraknya LGBT ini adalah paham liberalisme, melahirkan sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) sehingga saat ini dibebaskan dalam mengekspresikan cintanya. Islam memandang cinta itu fitrah dan naluri melanjutkan keturunan (gharizah nau’). Dan Allah punya aturan yang lengkap mengenai bagaimana cara mengekspresikan cinta dan mencintai karena Allah.
Antusisme peserta semakin terlihat, banyak peserta yang semakin penasaran dan aktif bertanya kepada narasumber. Salah satu peserta bahkan menceritakan pengalamannya terkait kasus LGBT yang ditemuinya. Muncul juga kekhawatiran peserta pada merebaknya virus LGBT, menanyakan bagaimana cara mengingatkan dan mengusir virus cinta LGBT yang sedang menyerang remaja muslim? Nawang memaparkan dengan tegas kita harus berani mengatakan bahwa yang sedang dia rasakan saat ini penyimpangan dan harus di bunuh dengan cara menjauhkan si pelaku dengan korban. Senantiasa berada pada kelompok-kelompok orang-orang yang sholehah. Selain itu juga terus waspada terhadap serangan budaya liberalisme.
Dalam sesi terakhir, Nawang memaparkan bagaimana Islam menjaga dan memuliakan cinta. Islam menjaga perempuan dengan diperintahkan menutup aurat, menghindar dari ikhtilat, tidak sembarang ikut-ikutan. Kemudian memberikan pesan untuk sobat smart, seharusnya menjadikan islam sebagai way of life, dengan cara mengaji dan mengasah diri, bergaul dengan orang yang sholeh, dan menyampaikan dakwah dengan amar ma’ruf nahi munkar.[]