[Al-Islam edisi 796, 24 Jumadul Awal 1437 H – 4 Maret 2016 M]
AMERIKA DAN RUSIA MEREKAYASA
GENCATAN SENJATA SURIAH
Banyak media pada 22/2/2016 menyebarluaskan teks pernyataan bersama Amerika dan Rusia seputar gencatan senjata. Di dalamnya antara lain dinyatakan: Amerika Serikat dan Rusia, sebagai dua partisipan utama dalam kelompok internasional untuk mendukung Suriah dan kelompok kerja penghentian peperangan, pada 22 Februari 2016 mengumumkan pengadopsian syarat-syarat gencatan senjata di Suriah…Keduanya mengusulkan inisiatif penghentian aksi permusuhan pada pukul 00.00 waktu Damaskus, 27 Februari 2016…Setiap pihak mengumumkan kepada Rusia atau Amerika Serikat dalam waktu tidak lebih dari pukul 12.00 waktu Damaskus 26 Februari 2016. Masing-masing mengumumkan komitmen dan penerimaan atas syarat-syarat gencatan senjata, di antaranya: melaksanakan Resolusi DK PBB no. 2254 secara penuh; siap berpartisipasi dalam perundingan politik yang dijalankan oleh PBB; menghentikan serangan dengan jenis senjata apapun termasuk rudal, mortir, rudal anti tank; dan berhenti mendapatkan atau berusaha mendapatkan wilayah dari pihak lain yang terlibat dalam gencatan senjata (Al-Arabiya.net, 22/2/2016).
Setelah itu Oposisi Riyadh setuju. Dinyatakan: …Riyad Hijab, pemimpin Komite Tinggi Perundingan, mengumumkan persetujuan Komite atas poin-poin kesepakatan gencatan senjata, sebagai kompensasi atas sejumlah jaminan internasional (Al-Arabi al-Jadid, 22/2/2016).
Kemudian rezim diktator Suriah juga menyatakan setuju. Dinyatakan: Republik Arab Suriah mengumumkan menerima penghentian perang, tetapi dengan tetap melanjutkan upaya militer memerangi terorisme melawan ISIS, Jabhah an-Nushrah, organiasi teroris lainnya dan al-Qaeda sesuai pengumuman Rusia-Amerika (Russia Today, 23/22016).
Dinyatakan pula: Pada hari Senin 22/2/2016, di dalam pesawat saat kembali ke Washington, John Kerry memberitahu para menlu Inggris, Prancis, Jerman, Arab Saudi, Qatar dan Turki tentang kesepakatan itu. Ini menurut pernyataan salah seorang pejabat senior di Kementerian Luar Negeri Amerika (Ash-Sharq al-Awsath, Rabu, 24/2/2016).
Wahai Kaum Muslim:
Orang yang mendalami teks gencatan senjata ini bisa melihat bahwa Amerika dan Rusia telah mengerahkan upaya besar untuk persetujuan gencatan senjata ini. Dalam Pertemuan Wina 12/2/2016 tercapai persetujuan atas gencatan senjata selama beberapa minggu. Lalu Kerry dan Lafrov kembali melakukan pertemuan berturut-turut dan menetapkan tenggat baru gencatan senjata, 27/2/2016. Terjadilah tekanan kuat Amerika terhadap oposisi. Bahkan utusan Amerika ke Suriah Michael Ratney tinggal di tengah-tengah mereka untuk mengambil persetujuan mereka!
Pendalaman atas gencatan senjata ini memperlihatkan betapa racun bertebaran memenuhi wadahnya. Pertama: Gencatan senjata ini mensyaratkan semua pihak yang bermusuhan agar menyetujui upaya rekonsiliasi (pemulihan) yang menghinakan dengan rezim Suriah untuk menyelesaikan krisis Suriah. Kedua: Gencatan senjata itu menilai setiap orang yang tidak masuk di bawah syarat-syarat gencatan senjata ini sebagai teroris. Hal itu tidak terbatas pada yang telah mereka umumkan, yaitu ISIS dan Jabhah an-Nushrah. Namun, setiap orang yang tidak setuju atas upaya damai dengan rezim diktator Suriah dinilai sebagai teroris. Ada sejumlah faksi yang tidak setuju atas upaya damai yang menghinakan dengan rezim. Mereka semuanya dibombardir dan dibunuhi sesuai teks perjanjian itu. Jika kita memahami bahwa sikap menolak upaya damai yang menghinakan adalah jantung keagungan warga Syam, maka jelas warga Syam atau mayoritas dari mereka adalah teroris dalam pandangan Amerika dan Rusia.
Isu terorisme diambil Amerika dan Rusia untuk dijadikan sandaran atas berbagai serangan brutalnya terhadap warga Suriah. Amerika memulai serangannya atas Suriah pada 23/9/2014 dengan nama Koalisi Amerika. Lalu Amerika mengundang Rusia dalam kesepakatan busuk melalui pertemuan Obama dan Putin selama 90 menit di New York, 29/9/2015. Di dalamnya dibahas Krisis Suriah dan juga menyinggung Krisis Ukraina. Dalam konferensi pers, Putin mengumumkan kemungkinan mengarahkan serangan udara Rusia di Suriah untuk mendukung mereka yang ada di medan pertempuran memerangi terorisme. Seorang pejabat Amerika mengatakan, Obama dan Putin sepakat agar ada pembicaraan antara militer kedua negara untuk menghindari kemungkinan terjadinya konflik apapun selama operasi di Suriah (Russia today, AFP, Reuters, AP as-Safir, 30/9/2015).
Setelah pertemuan keduanya, siang 30/9/2015, Rusia memasuki Suriah dengan rudal-rudal dan pesawat-pesawatnya. Rusia mengumumkan perang terhadap teroris. Mengikuti Amerika, Rusia menjadikan kata teroris berlaku atas semua perlawanan bersenjata terhadap rezim Suriah. Sekarang bahkan kata teroris diperluas agar mencakup semua pihak yang menolak upaya damai yang menghinakan dengan rezim Suriah. Dinyatakan: Departemen Luar Negeri Rusia mengumumkan, “Serangan Rusia adalah menyiapkan suasana untuk memerangi teroris dan berikutnya untuk negosiasi Suriah-Suriah.” (Russia today, 10/2/2016).
Wahai kaum Muslim:
Sungguh tidak aneh jika Amerika dan Rusia merajut benang-benang kejahatan terhadap warga Syam, bahkan seluruh kaum Muslim. Mereka adalah musuh Islam dan kaum Muslim. Namun, yang lebih aneh, ikut bergabung pula orang-orang atas nama oposisi rezim dan atas nama warga Syam, bahkan dengan nama islami, lalu bersegera menyetujui gencatan senjata yang menghinakan itu! Gencatan senjata ini adalah untuk melindungi rezim Suriah sampai batas waktunya. Amerika tidak ingin Bashar tumbang sebelum Amerika menemukan pengganti khianat semisal Bashar, yang melayani kepentingan Amerika dan menjaga pengaruh Amerika seperti yang dilakukan Bashar. Karena itu Amerika memperpanjang rezim Bashar dengan sarana-sarana busuk dan dengan dukungan antek-anteknya, dengan tipudaya dan penyesatan. Amerika adalah gembong permusuhan terhadap negeri kaum Muslim. Amerika memerangi kita di Syam, tidak hanya secara langsung, tetapi juga dengan beragam alat: lokal, regional dan internasional. Kadang dengan diktator Syam dan para begundalnya; melalui Iran dan partainya di Lebanon serta para pengikutnya dari Irak; kadang melalui perjanjian keji internasional. Lalu Rusia pun berjalan di jalur Amerika. Rusia berperang di Suriah untuk tujuan Amerika dalam sebuah kesepakatan yang sebetulnya merugikan Rusia. Putin menganggap bahwa dengan melayani Amerika di Suriah akan meredakan problem yang dihadapi Rusia terkait Ukraina. Namun, masalah Suriah terpisah dengan masalah Ukraina! Terjerumusnya Rusia dalam perang melawan kaum Muslim akan menjerumuskan Rusia dalam sejumlah bencana, termasuk lautan kemarahan kaum Muslim terhadap Rusia.
Amerika menyiapkan gencatan senjata besar sejak memulai rangkaian gencatan senjata kecil; mulai dari Gencatan Senjata Kofi Annan pada 10/4/2012, Gencatan Senjata Lakhdar Brahimi sampai ke Gencatan Senjata Barzah, Gencatan Senjata al-Qabun, Gencatan Senjata Kafraya dan Fu’ah di Idlib utara, serta az-Zabadani dan Madhaya di pedesaan Damaskus. Kemudian ada Gencatan Senjata al-Wa’ar, Desember 2015, yang dipuji oleh Presiden Amerika dan dia menyerukan agar gencatan itu diperluas secara lebih besar. Saat itu Presiden Amerika mengomentari Gencatan Senjata al-Wa’ar, bahwa itu mungkin diterapkan di Suriah pada tingkat yang lebih besar (Reuters, 9 Desember 2015).
Membatalkan gencatan senjata bukan hal baru bagi rezim diktator Suriah. Semua orang berakal mengetahui, melanggar perjanjian bagi rezim Suriah lebih ringan dari mengedipkan mata! Rezim telah melanggar semua perjanjian yang diikatnya. Orang yang berakal tidak dipatok ular dari lubang yang sama dua kali, lalu bagaimana jika orang dipatok dari lubang yang sama berkali-kali?! Rasul saw. bersabda:
«لاَ يُلْدَغُ المُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ»
Seorang Mukmin tidak dipatok ular dari lubang yang sama dua kali (HR al-Bukhari).
Gencatan senjata ini tidak akan menjaga keamanan bagi faksi-faksi hingga yang moderat sekalipun, bahkan juga warga sipil Suriah. Amerika dan Rusia telah memperluas makna kata teroris. Setiap orang yang menolak rekonsiliasi yang menghinakan dan khianat itu, dalam pandangan AS dan Rusia, akan dipandang sebagai teroris. Para penjahat itu lupa atau pura-pura lupa, mereka adalah poros dan sumber teroris sebenarnya. Mereka adalah pelaku pembantaian di Jepang, Vietnam, Irak, Afganistan; juga pelaku kebrutalan di Baghram, Abu Ghraib dan Guantanamo. Mereka adalah pelaku pembantaian di Grozny, Krimea dan Eropa Timur. Mereka adalah pelaku dan anak-anak kejahatan. Dengan izin Allah SWT mereka akan ditimpa api kejahatan mereka meski setelah beberapa waktu.
﴿سَيُصِيبُ الَّذِينَ أَجْرَمُوا صَغَارٌ عِنْدَ اللَّهِ وَعَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا كَانُوا يَمْكُرُونَ﴾
Orang-orang yang berdosa pasti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksaan yang keras karena mereka selalu membuat tipudaya (TQS al-An’am [6]: 124).
Kaum kafir tidak akan rela terhadap kaum Muslim, kecuali kaum Muslim menanggalkan agama mereka. Maha Benar Allah SWT Yang berfirman:
﴿وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ﴾
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka (TQS al-Baqarah [2]: 120)
Wahai kaum Muslim, Wahai Faksi-Faksi Bersenjata, Wahai Warga Syam Pusat Dar al-Islam:
Amerika dan para pengikutnya, Rusia serta Barat seluruhnya lebih penakut untuk mengadakan sendiri perubahan yang mereka inginkan. Mereka lebih hina untuk menegakkan hukum sekular dambaan mereka. Mereka bisa melakukan semua itu karena di tengah-tengah Anda ada para pengkhianat yang menjadi antek mereka, yang menjual agama mereka dengan harga sangat murah, yang dalam sekejap lenyap. Lihatlah Amerika di Afganistan. Seandainya tidak ada pengkhianat di Pakistan dan Afganistan, niscaya keberuntungan tidak akan berpihak pada Amerika. Lihatlah juga Amerika di Irak. Seandainya tidak ada antek-antek dari luar Irak yang menyertai Amerika di atas tank-tank mereka, dan para pengkhianat dalam negeri, niscaya Amerika tidak bisa menapakkan kakinya di sana. Begitu juga di Bumi Syam. Kekalahan kaum kafir penjajah di Syam adalah mudah jika tidak ada di tengah-tengah Anda pengkhianat dan antek Amerika dan Barat.
Karena itu jadilah tembok kokoh di depan kelemahan jiwa yang patuh sepenuhnya kepada para penjajah itu. Tindaklah mereka! Anda adalah ksatria-ksatria yang dengan tangan-tangan Anda, dengan izin Allah SWT, panji kebenaran akan menjulang dan panji kebatilan akan tersungkur.
﴿إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا﴾
Sesungguhnya kebatilan itu pasti lenyap (TQS al-Isra’ [17]: 81).
Waspadalah! Janganlah kalian mendengarkan kaum munafik yang berkoar-koar meminta pertolongan orang kafir disebabkan kekuatan internasional mereka. Allah SWT lebih mulia dan lebih kuat.
﴿أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا﴾
Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Sesungguhnya semua kekuatan itu milik Allah (TQS an-Nisa’ [4]: 139).
Rasulullah saw. bersabda:
«إِنَّا لاَ نَسْتَعِينُ بِمُشْرِكٍ»
Kita tidak meminta pertolongan kepada orang musyrik (HR Abu Dawud).
Ketahuilah bahwa orang-orang munafik itu sangat berbahaya. Allah Yang Mahatahu lagi Maha Mengenal mendahulukan mereka untuk diazab sebelum kaum kafir.
﴿إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا﴾
Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam (TQS an-Nisa’ [4]: 140)
Rasul saw. juga bersabda di dalam hadis sahih:
«إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ»
Sungguh yang paling aku takutkan atas umatku adalah setiap orang munafik yang pandai bersilat-lidah (HR Ahmad).
Sungguh, Hizbut Tahrir, pioner yang tidak membohongi warganya, menyampaikan kepada Anda, wahai warga Syam: Tetap teguhlah Anda di atas kebenaran yang bisa mengeluarkan Anda dari musibah ini. Jangan sampai Anda terpedaya oleh antek-antek munafik yang mendandani permintaan tolong kepada kaum kafir dengan sebutan “koalisi”; yang mengambil dana menjijikkan dari mereka dengan alasan “saling memberi hadiah”; serta yang tunduk di depan mereka dengan dalih itu adalah “muru’ah”.
﴿كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ إِنْ يَقُولُونَ إِلاَّ كَذِبًا﴾
Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta (TQS al-Kahfi [18]: 5)
Sesungguhnya Syam merupakan pusat Dar al-Islam dan hampir-hampir menjadi nyata dengan izin Allah SWT. Penguasa diktator tengah berada dalam sekarat tarikan nafas terakhir, dan berikutnya ada Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwwah.
﴿وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ﴾
Allah berkuasa atas urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui (TQS Yusuf [12]: 21).
[Diringkas dari Nasyrah berjudul “Hudnah Amn an-Nizhâm fî Myunikh Hâkathâ Amrîkâ wa min Tsamma Rûsiyâ…” yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir tanggal 15 Jumad al-Ula 1437 H/24 Februari 2016]