Temu Pembaca SWI Lampung: Time Will Never be Back
HTI Press, Lampung. Lajnah Kontak Sekolah (LKS) Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Lampung menyelenggarakan acara Temu Pembaca SWI (Buletin Smart With Islam), Minggu (28/2/2016). Acara tersebut dilaksanakan di Masjid Al-Ihsan Jl.Z.A. Pagar Alam kompleks Muhammadiyah, Labuhan Ratu, Bandar Lampung. Tema yang diangkat “Time Will Never be Back”, diharapkan agar para remaja muslim mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Tidak kurang dari 100 peserta hadir dari kalangan remaja muslimah tingkat SD, SMP, SMA, dan bahkan ada beberapa para mahasiswa dari berbagai wilayah di Bandar Lampung. Dipandu Agny Nur Asri dan Susiyana para peserta diperlihatkan tayangan pengantar Speak Up Ur Mind (SPUM) dengan tema “Tiket Menuju Surga”. Dalam tayangan tersebut digambarkan potret seorang muslimah pada masa kenabian dalam menuntut ilmu. Sejarah mencatat bahwa mereka memiliki peran dan posisi penting dalam menjaga dan melaksanakan sunah Rasul. Selain itu, tayangan tersebut menjadi bukti peran para muslimah generasi pertama dalam ilmu dan dakwah.
Rosmayanti, S.Hum., selaku pemateri, melihat bahwa zaman sekarang kebanyakan para remaja menghabiskan waktunya dengan hal yang sia-sia, seperti menonton film, main game, ngerumpi hal-hal yang tidak penting dengan teman-temannya, dan lain sebagainya. Padahal, katanya, waktu yang digunakan dan sekecil apapun perbuatan yang kita kerjakan seluruhnya akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah Swt.
Aktivis MHTI Lampung ini, menjelaskan makna dari perkataan Imam Syafi’i “waktu laksana pedang”. Artinya jika tidak menggunakannya dengan baik dan bijak maka waktulah yang akan membinasakan kita. Selain itu, waktu sangat berharga karena waktu yang dimiliki terbatas dan tidak akan pernah kembali dan terulang.
Oleh karena itu, pemateri yang akrab disapa Kak Ros tersebut, mengajak para peserta untuk memantapkan diri menjadi full time muslim, caranya dengan menggunakan waktu semaksimal mungkin untuk beribadah serta saling menasehati untuk kebaikan dan mengkaji Islam.
Selain paparan materi, juga terdapat sesi tanya jawab, pembagian doorprize, dan pengisian kuesioner di akhir acara. Dari hasil kuesioner tersebut, tergambar bahwa hampir seluruh peserta menyatakan acara ini bagus dan memotivasi, serta mereka antusias untuk ikut di acara-acara selanjutnya.
Semoga melalui acara tersebut para remaja lebih bersemangat lagi untuk menjadi seorang remaja ideal yang mampu memanfaatkan waktunya dengan baik serta termotivasi untuk menjadi remaja yang bukan hanya sekedar belajar, melainkan remaja yang benar-benar siap untuk berjuang melanjutkan kehidupan Islam. []