Seminar Muslimah Bima: Selamatkan Generasi dari Racun LGBT
HTI Press, Bima. Arus opini lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) yang begitu masif, adalah bentuk serangan peradaban Kapitalis Barat terhadap masyarakat muslim. LGBT saat ini bukan lagi perilaku individu melainkan sudah menjadi sebuah gerakan global yang terorganisir. Mulai dari kucuran dana dari Asing, adanya pelegalan oleh sebagian negara besar di dunia hingga dipropagandakan lewat advokasi, konsultasi, film, aksi lapangan, seni, media massa, dan sebagainya.
Budaya bebas tersebut juga sedang dibawa ke negeri ini, yang akibatnya banyak latah dan menjadi korban pergaulan bebas, sehingga mengancam kerusakan generasi kaum muslimin. Namun demikian, atas nama kebebasan dan HAM yang diadopsi oleh negara ini, pelaku LGBT malah didukung oleh pemerintah, dunia bisnis, dll dengan alasan merupakan warga Negara Indonesia yang memiliki hak untuk dilindungi.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi generasi yang semakin memprihatinkan, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD II Bima mengadakan seminar dengan tema “Selamatkan Generasi dari Racun LGBT”. Acara bertempat di Aula Yayasan Islam Kota Bima, pukul 09.00 s.d 11.30 WITA, pada Ahad (28/2/2016).
Acara berjalan interaktif dipandu oleh moderator Raehal Akal dan materi di sampaikan secara baik oleh dua pemateri. Pemateri pertama oleh Ustadzah Nur Istiqamah, S.Gz. membawa materi Selamatkan generasi dari bahaya LGBT. Pemateri kedua oleh Ustadzah Qonita Shafiyah, yang menyampaikan tentang Islam Menuntaskan LGBT.
Seminar dihadiri lebih kurang 57 peserta se-Kota/Kab.Bima yang terdiri dari penggerak majelis taklim, pengurus Muslimat NU, Aisyiyah dan WI serta dihadiri oleh aktivis ormas non-muslim yang ada di bawah naungan GOW. Dihadiri juga oleh Tim Penggerak PKK Kecamatan Samapi.
Peserta begitu antusias mengikuti acara tersebut. Sesi pertanyaan dibuka dalam dua sesi, yang setiap sesi ada tiga pertanyaan. Pertanyaan yang cukup menarik adalah pertanyaan sesi pertama menanyakan solusi masalah LGBT dari tataran keluarga dan ormas, serta tindakan nyata yang harus dilakukan sebagaimana yang ditanyakan oleh Ketua Penggerak PKK Rasa Na’e Barat Kota Bima.
Dijawab oleh Ustadzah Qonita, bahwa solusi masalah LGBT adalah dari 3 aspek yaitu, 1. Tataran individu dan keluarga yaitu dengan ketakwaan individu, memberi pemahaman bahwa LGBT adalah sebuah penyakit dan dijauhkan dari fakta-fakta LGBT; 2. Tataran masyarakat yaitu dengan mengusir laki-laki yang menyerupai perempuan atau sebaliknya; 3. Tataran Negara yaitu dengan menerapkan peraturan islam secara total di bawah sistem Khilafah Islam.
Selain itu, tambahnya, tindakan nyata yang dilakukan saat ini adalah dengan dakwah, meneruskan ilmu yang diperoleh ke anggota yang lain dan jajaran di bawahnya. Acara ditutup dengan takbir bersama dan pembacaan do’a oleh Ustadzah Masniati, S.Pd. []