Ustadzah dan Muballighoh Jakarta Tolak LGBT

HTI Press, Jakarta. Para ustadzah dan muballighoh Jakarta pada Sabtu (5/3/2016) berkumpul dalam rangka menolak ide sesat dan menyesatkan yakni Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Penolakan ini dilakukan karena LGBT jelas dipandang haram dalam Islam.

Suasana DSS Jakarta

Penolakan para ustadzah dan muballighoh Jakarta ini ditegaskan dalam acara Dirosah Syar’iyyah Syahriyyah (DSS) Jakarta di Restoran Desa Sangkuriang, Pangkalan Jati, Jakarta Timur. Acara ini diselenggarakan oleh Lajnah Khusus Ustadzah dan Muballighoh (LKUM) Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD I Jakarta.

Ustadzah Hj. Rohimah menjelaskan bahwa LGBT salah dan berbahaya. Dalam penjelasannya, beliau mengatakan LGBT telah ada sejak awal tahun 2000. Ia hadir dengan target menyebarkan ide dan mengubah sikap masyarakat agar toleran dan menerima perilaku LGBT. Mereka menyatakan LGBT adalah perilaku normal, keturunan, dan bawaan. Untuk mewujudkan misinya, mereka merambah dunia kampus, di samping jalur politik dan sosial.

Ustazah Hj. Rohimah mengatakan bahwa LGBT sudah ada di 119 organisasi bukan orang. Artinya jumlah mereka sudah banyak. Adapun akibat dari serangan budaya Barat ini yaitu hadirnya generasi yang liberal, terpapar penyakit seksual, dan depopulasi yang berujung lost generasi.

Islam sendiri, lanjutnya, memandang LGBT sebagai hal yang diharamkan. Bagi para pelakunya ada laknat hingga hukuman mati. Adapun cara Islam untuk mengatasi LGBT ini yaitu 1) tidak mentoleransi LGBT baik secara sembunyi ataupun terang-terangan; 2) hendaknya keluarga mendidik anak sejak dini dengan Islam (aqidah dan hukum-hukumnya); 3) menggencarkan budaya amar ma’ruf nahyi munkar; 4) negara hendaknya menerapkan Islam secara sempurna dan menerapkan sanksi bagi pelanggar syari’at Islam.

Demikian aturan Islam. Kehidupan dunia akan Indah jika menerapkan aturan Islam secara kaaffah (menyeluruh). Karenanya para asatizah dan muballighoh yang hadir di acara ini kompak menolak LGBT dan sudah tidak sabar menyambut Khilafah kembali.

Seperti yang disampaikan oleh Ustadzah Zanimar dari Forum Silaturahmi Antar Pengajian memandang perlu penerapan syariat Islam untuk memberantas masalah LGBT dan masalah yang lainnya. “Saya sudah tidak sabar menunggu Khilafah. Sepertinya perubahan harus dilakukan dengan revolusi,” katanya.

Adapun komentar lain dari Ustadzah Mila Jamila Ketua Umum Forum Komunikasi Majelis Taklim DKI Jakarta, menurutnya umat harus bisa memahami bahwa masalah yang terjadi bukan sekedar masalah individu. Sebagaimana yang dilansir sebagian orang bahwa LGBT adalah masalah individu semata, tidak ada hubungannya dengan sistem. “Itu keliru,” tegasnya.

Para asatizah dan muballighoh siap untuk menyadarkan umat akan bahaya LGBT ini. Seluruh asatiz dan muballighoh yang hadir di acara ini sepakat untuk hadir kembali di acara DSS berikutnya serta siap mengikuti acara Muktamar Tokoh Umat Jakarta pada 24 April mendatang. Sebuah acara untuk mewujudkan Islam rahmatan lil ‘alamin.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*