Intelektual Muslimah Jakarta Sikapi Pembantaian Barat di Dunia Islam
HTI Press, Jakarta. Islam sangat memuliakan kaum Muslim. Islam memandang bahwa satu nyawa seorang Muslim sangat berharga. Karenanya Sabtu ini (5/3/2016), Lajnah Khusus Intelektual (LKM) Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD I Jakarta mengadakan Kajian Intelektual Muslimah (KIM), di Kantor Pusat MHTI, Jakarta Selatan.
Acara yang diadakan perdana ini mengangkat tema “Stop Pembantaian Barat Terhadap Perempuan dan Anak di Dunia Islam”. Tema ini diangkat melihat fakta bahwa hingga detik ini, pembantaian yang dilakukan oleh Barat terhadap kaum Muslim di Timur Tengah dan negeri Muslim lainnya, seperti Rohingya, masih terus berlangsung. Selain itu, acara ini guna membentuk langkah para intelektual Jakarta atas kasus pembantain yang terjadi.
Dr.Olivia Maunti (Women’s Empowerment Expert) selaku pemateri pertama, mengatakan pembantaian yang terjadi saat ini terhadap perempuan dan anak di dunia Islam dijadikan sebagai upaya mematikan proses pemberdayaan diri dalam sendi-sendi kehidupan. “Barat sadar bahwa anak dan perempuan adalah social capital dan human capital dalam membawa perubahan dikehidupan,” ujarnya.
Barat menyadari betul bahwa anak dan perempuan adalah sumber daya besar untuk berdirinya sebuah peradaban. Mereka ‘was-was’ bila suatu saat Islam akan tegak kembali dengan sebuah institusi Daulah Islam. Dr.Olivia Maunti juga memberikan solusi atas masalah pembantaian ini, yaitu dengan menyebarkan fikrah Islam, affirmative action, dan penegakkan Daulah Islamiyah.
Selanjutnya disambung ajakan bergerak oleh pemateri kedua dr.Estyningtias (Anggota Lajnah Siyasi MHTI). Beliau mengatakan bahwa kondisi kehidupan kaum Muslimin di Timur Tengah dan negeri Muslim yang dibantai, itu nyata terjadi. “Mereka adalah saudara muslim kita. Sudah semestinya kita bergerak, tidak berdiam diri bahkan tidak peduli dengan kondisi yang mereka rasakan,” ujarnya.
Fakta di dunia Islam, lanjutnya, jelas tidak boleh dilewatkan. Ini bukan penjajahan, tapi pembantaian. Mereka disiksa, diusir, dan dilecehkan serta dibakar hidup-hidup. Ada pula politik pelaparan yang sengaja dilakukan oleh pihak Barat terhadap kaum Muslimin di Madaya Suriah.
Menurutnya, masalah ini sudah terjadi sejak lama. Sudah semestinya ada solusi yang bisa menyelesaikan segala problematika umat. Ini semua terjadi akibat penerapan aturan zhalim yang jelas tidak bisa menyejahterakan umat. “Itulah sistem Kapitalis demokrasi,” jelasnya.
Para intelektual semestinya menjadi garda terdepan untuk menyelesaikan problematika kehidupan sekaligus sebagai politisi. Dalam Islam, politik memiliki arti mengurusi urusan umat. Ikut andil dalam mengatur urusan dunia serta memikirkan seperti apa metode yang mesti diterapkan sesuai dengan hukum Allah.
Tidak sampai disitu, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab (diskusi) dan pembacaan press realese resmi oleh ketua MHTI DPD I Jakarta, Ummu Nisa, yang berisi sikap MHTI terhadap Pembantaian Barat Terrhadap Perempuan dan Anak di Dunia Islam.[]